TEMPO.CO, Jakarta - Kopi telah menjadi minuman favorit, baik sebagai teman bekerja maupun untuk menghangatkan pagi. Selain dikenal sebagai minuman yang membantu meningkatkan fokus dan energi, kopi juga sering diasosiasikan dengan manfaat kesehatan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kopi dapat mengurangi risiko kanker prostat, gagal jantung, dan gangguan pendengaran. Bahkan, kopi dark roast disebut-sebut dapat membantu menurunkan berat badan.
Meskipun kopi memiliki banyak manfaat, ada juga efek samping negatif bagi beberapa kelompok orang. Beberapa kondisi kesehatan justru mengharuskan seseorang berhati-hati, bahkan menghindari kopi. Siapa saja mereka?
1. Orang dengan metabolisme lambat
Orang yang memiliki metabolisme lambat bisa mengalami gangguan tidur setelah minum kopi. Setiap individu memetabolisme kopi dengan cara yang berbeda. Bagi mereka dengan metabolisme lambat, tubuh tidak dapat mencerna kafein dengan efektif, sehingga efeknya dapat bertahan hingga sembilan jam, menyebabkan mereka tetap terjaga, waspada, atau merasa cemas.
Sebaliknya, orang dengan metabolisme cepat biasanya merasakan peningkatan energi setelah minum kopi. Efek yang dihasilkan, baik atau buruk, sangat bergantung pada bagaimana tubuh seseorang memproses kafein.
2. Penderita kecemasan
Bagi mereka yang menderita kecemasan atau memiliki riwayat serangan panik, mengonsumsi kopi dapat memperburuk kondisi mental mereka. Kafein yang terkandung dalam kopi dapat merangsang sistem saraf dan meningkatkan detak jantung, yang sering kali memperparah gejala kecemasan, seperti perasaan gelisah, gugup, atau sulit berkonsentrasi.
3. Wanita hamil
"American College of Obstetrics and Gynecology menyarankan agar wanita hamil membatasi konsumsi kafein hingga 200 miligram per hari (sekitar 2 cangkir kopi) untuk mengurangi risiko keguguran, persalinan prematur, dan bayi lahir dengan berat rendah," ujar Sue Heikkinen, ahli diet di MyNetDiary. "Namun, sebuah tinjauan pada tahun 2020 yang diterbitkan dalam British Journal of Medicine menyimpulkan bahwa tidak ada tingkat konsumsi kafein yang benar-benar aman selama kehamilan."
4. Penderita sindrom iritasi usus besar
"Kafein bisa merangsang aktivitas usus, termasuk meningkatkan risiko diare, yang merupakan gejala utama sindrom iritasi usus besar (IBS)," ujar Angel Planells, ahli gizi dari Seattle. "Oleh karena itu, jika Anda menderita IBS, disarankan untuk mengurangi atau menghindari minuman berkafein."
5. Pengidap penyakit jantung bawaan seperti aritmia
"Kafein dalam kopi dapat menyebabkan peningkatan sementara pada tekanan darah dan detak jantung. Oleh karena itu, individu dengan kondisi jantung bawaan harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui apakah mereka boleh mengonsumsi kopi dan berapa jumlah yang aman," jelas Kelli McGrane, ahli diet terdaftar dan konsultan nutrisi dari Lose It!.
Iklan
6. Ibu menyusui
Karena kafein merupakan stimulan dan diuretik, ada kekhawatiran bahwa ibu menyusui dapat mengalami dehidrasi akibat konsumsinya. American Pregnancy Association merekomendasikan untuk sebisa mungkin menghindari kafein selama masa kehamilan dan menyusui.
7. Orang dengan gangguan tidur
Orang yang kurang tidur sering kali minum secangkir kopi untuk merasa lebih segar, namun hal ini sebenarnya bisa memperburuk pola tidur mereka. Mengonsumsi kopi di sore hari juga dapat mengganggu kualitas tidur. Karena itu, disarankan untuk menghindari kafein setidaknya 6 jam sebelum waktu tidur.
8. Orang dengan diare
Bagi beberapa orang, secangkir kopi pagi menjadi andalan untuk merangsang buang air besar. Namun, efek ini bisa menjadi masalah jika Anda sedang mengalami diare. Meskipun kopi tanpa kafein mungkin tidak terlalu menimbulkan masalah, cairan panas secara umum cenderung merangsang pergerakan usus.
9. Anak dibawah 12 tahun
Kafein dapat menyebabkan efek samping yang lebih signifikan dan bahkan serius pada anak-anak, meskipun dalam dosis yang lebih kecil. Beberapa efek samping yang mungkin muncul meliputi peningkatan detak jantung, kecemasan yang meningkat, kesulitan dalam berkonsentrasi, dan nyeri perut.
10. Pengidap GERD
Kafein dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup yang menghubungkan esofagus dan lambung. Akibatnya, asam lambung dapat naik ke esofagus, yang berpotensi menyebabkan gejala GERD yang tidak menyenangkan.
YAYUK WIDIYARTI | MILA NOVITA
Pilihan Editor: Kapan Waktu Minum Kopi yang Tepat? Ini Penjelasannya