TEMPO.CO, Jakarta - Yahya Sinwar, pemimpin senior Hamas, dilaporkan tewas dalam sebuah baku tembak di Gaza selatan pada Rabu, 16 Oktober 2024. Sinwar dikenal sebagai salah satu tokoh paling kuat dan berpengaruh dalam organisasi tersebut, serta memiliki peran sentral dalam merumuskan kebijakan militer Hamas.
Sinwar juga menjadi tokoh penting dalam konflik panjang antara Hamas dan Israel. Kematian Sinwar merupakan pukulan besar bagi Hamas. Berikut beberapa fakta menarik tentang Sinwar.
1.Lahir dari Keluarga Miskin
Yahya Sinwar lahir pada 26 Oktober 1962 di Khan Younis, Jalur Gaza. Orang tua Sinwar adalah pengungsi dari Ashkelon selama Perang Arab-Israel 1948. Kamp tersebut penuh sesak dengan keluarga miskin yang hidup dalam kondisi buruk dan bergantung pada Badan Bantuan PBB UNRWA untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
Sinwar pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Putra Khan Yunis. Pada awal 1980-an, ia kuliah di Universitas Islam Gaza dan lulus dengan gelar sarjana dalam bidang studi bahasa Arab.
2.Pendiri Sayap Keamanan Hamas
Di masa mudanya, Sinwar menjadi salah satu anggota awal yang mendirikan Hamas, yakni sebuah organisasi yang didirikan pada 1987. Ia meyakinkan pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, tentang pentingnya membersihkan organisasi dari para informan Israel. Untuk itu, ia mendirikan badan keamanan yang disebut Al Majd. Organisasi itu bertugas mengungkap para pengkhianat dalam masyarakat Palestina.
3.Dijuluki Penjagal dari Khan Younis
Sebagai sosok yang mengorganisasi Al-Majd, Sinwar bertugas menghukum pelanggar “moralitas” dan membunuh warga Palestina yang dicurigai bekerja sama dengan Israel. Karena itulah, para interogator Israel menjulukinya sebagai “Penjagal dari Khan Younis.” Julukan ini lahir dari tindakannya yang sering kali keras dalam menghadapi pengkhianat di Gaza, membuatnya menjadi salah satu tokoh paling ditakuti, baik oleh lawan maupun kawan.
4.Pernah 24 Tahun Di Penjara
Saat Sinwar kuliah, organisasi mahasiswa yang menggabungkan ide-ide Islam dengan nasionalisme Palestina berkembang pesat. Pada 1982, Sinwar ditahan karena keterlibatannya dalam organisasi tersebut, meskipun tidak ada dakwaan resmi yang diajukan.
Sebagai aktivis Hamas yang sudah lama, ia telah beberapa kali ditangkap Israel dan menghabiskan total 24 tahun di penjara. Dia termasuk di antara tahanan Palestina yang dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran untuk pembebasan tentara Israel Gilad Shalit oleh Hamas pada 2011.
5.Fasih Bahasa Ibrani
Selama di penjara, Sinwar memanfaatkan waktunya dengan belajar bahasa Ibrani sampai fasih. Ia juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap sesama tahanan, menggunakan taktik penyiksaan dan manipulasi serta bantuan dari koneksinya di luar penjara.
Iklan
Ia berusaha menghukum sesama tahanan yang ia curigai sebagai informan dan pernah memaksa sekitar 1.600 tahanan untuk melakukan mogok makan. Ia juga pernah menghabiskan sebagian besar waktu luangnya mempelajari apa saja tentang musuh-musuhnya di Israel dan membaca surat kabar Israel.
6.Sosok yang Mengerikan Bagi Israel
Sinwar dikenal sebagai pemimpin yang obsesif, disiplin, dan diktator. Sinwar selalu menantang musuhnya, termasuk dalam salah satu pidatonya di mana ia dengan berani mengundang Israel untuk membunuhnya. Ia mengatakan akan berjalan pulang setelah pertemuan itu, dan nyatanya, ia melakukannya sambil berjabat tangan dan berswafoto dengan orang-orang di jalanan Gaza.
Meski demikian, di mata banyak warga Palestina, ia dipandang sebagai simbol perlawanan terhadap Israel. Di kalangan masyarakat Gaza, Sinwar dihormati karena keputusannya untuk tetap tinggal di Gaza yang miskin, berbeda dengan banyak pemimpin Hamas lainnya yang memilih hidup lebih nyaman di luar negeri.
7.Tiga Kali Terpilih sebagai Pemimpin Hamas
Sinwar pertama kali terpilih sebagai pemimpin Hamas pada 2017, dan kembali dipilih untuk masa jabatan kedua pada 2021. Pada Agustus 2024, setelah Ismail Haniyeh dibunuh dalam sebuah serangan Israel, Sinwar sekali lagi terpilih untuk memimpin Hamas. Pemilihannya untuk ketiga kalinya mempertegas posisinya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam organisasi tersebut.
8.Target Utama Israel
Sejak serangan 7 Oktober 2023, Sinwar menjadi target utama Israel karena dianggap sebagai dalang utama di balik aksi tersebut. Selama bertahun-tahun, intelijen Israel terus berupaya melacak keberadaannya. Namun, Sinwar terbukti sulit ditemukan karena ia jarang muncul dihadapan publik.
Pada bulan-bulan terakhir hidupnya, Sinwar tampaknya telah berhenti menggunakan telepon dan peralatan komunikasi lainnya yang memungkinkan badan intelijen Israel yang kuat untuk melacaknya. Para pejabat Israel meyakini Sinwar bersembunyi di salah satu jaringan terowongan besar yang digali Hamas di bawah Gaza selama dua dekade terakhir.
Pada akhirnya, Sinwar dikabarkan tewas dibunuh Israel. Kematiannya terkonfirmasi melalui tes DNA, sidik jari, dan catatan gigi setelah pasukan Israel menembaknya dalam sebuah baku tembak di Gaza.
AP NEWS | BRITANNICA | tempo.co
Pilihan editor: Retno Marsudi dan Qatar Sepakati Kerja Sama Beasiswa untuk Mahasiswa Afganistan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini