TEMPO.CO, Jakarta - Lion Air resmi menjadi salah satu maskapai penerbangan pilihan pemerintah untuk menjalankan ibadah haji 2025. Lion Air yang dimiliki oleh Rusdi Kirana, Wakil Ketua Umum PKB dan Wakil Ketua MPR fraksi PKB tersebut lolos dalam seleksi pemilihan maskapai penerbangan bersama dengan Garuda Indonesia dan Saudi Airliner.
Lolos Seleksi Kemenag
Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief mengatakan, “Dari empat maskapai, ada dua maskapai, yaitu Garuda Airlines, kemudian juga ada Lion Air Group. Saudi Airlines untuk vendor di luar negerinya. Jadi di dalam negeri ada dua, di luar negeri ada satu.”
Hilman menerangkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR RI pada Senin, 6 Januari 2025 bahwa Lion Air masuk ke dalam tiga maskapai terpilih dari empat maskapai yang telah mengajukan diri maupun diundang langsung oleh pemerintah untuk hadir dalam rapat dengar. Pada 2 Januari 2025 sebelumnya, Komisi VIII dan pemerintah mengadakan RDP dengan para direktur utama ketiga maskapai penerbangan yang terpilih dan juga pihak Citilink.
Lion Air yang memulai penerbangannya pada 2000 tersebut menjadi salah satu maskapai dalam negeri yang dipilih karena sudah memenuhi syarat dari pemerintah. Keputusan Kemenag berdasarkan pada Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1197 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyediaan Transportasi Udara Bagi Jemaah Haji Reguler Tahun 1446 H/2025
“Tentu kami memiliki dasar, di antaranya adalah pengalaman yang dimiliki masing-masing maskapai, kemudian juga hal-hal yang terkait dengan on-time performance (kinerja tepat waktu),” kata Hilman.
Dilansir dari Antara, Direktur Operasional Lion Air Grup Captain Daniel Putut Adi Kuncoro menyampaikan bahwa pihaknya senang mendapatkan kesempatan untuk menjadi maskapai yang melayani penerbangan jemaah haji 2025.
"Kami ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada pemerintah memberikan kepercayaan kepada kami di tahun 2025 ini untuk ikut menjadi melayani jamaah haji Indonesia untuk musim haji tahun 2025," kata Daniel.
Daniel juga menyampaikan bahwa pihak Lion Air telah berpengalaman untuk melayani perjalanan ibadah umrah selama ini. Bahkan, Lion Air juga menyewakan pesawat-pesawat wide body ke Flynas untuk melayani jemaah haji. Ia berharap bahwa tahun 2025 dapat menjadi tahun baik bagi Lion Air dalam melayani jemaah haji dari Indonesia.
Diminta Memberi Harga Kompetitif
Terpilihnya Lion Air sebagai transportasi membuat pihak pemerintah meminta agar maskapai tersebut memberikan harga kompetitif. Hal tersebut disampaikan oleh Mahdalena selaku Anggota Komisi VIII DPR RI yang menginginkan Lion Air dapat menawarkan harga terjangkau bagi para jemaah haji. “Kalau harga yang ditawarkan lebih tinggi dari Garuda dan Saudi Airlines, ya bisa tidak dipakai lagi,” katanya.
Mahdalena percaya bila Lion Air mampu menyediakan layanan berkualitas kepada jemaah dan petugas haji Indonesia. Selama ini, Lion Air pernah digunakan untuk melayani jemaah haji dari Asia, Eropa, dan Afrika. Mahdalena juga mengatakan bahwa Lion Air kerap melayani jemaah dari Indonesia untuk melaksanakan ibadah umrah sejak 2009.
Bergabungnya Lion Air menjadi jalan keluar untuk mengatasi potensi penundaan keberangkatan yang menjadi kendala laten dalam penyelenggaraan ibadah haji selama ini.
“Kehadiran Lion Air di samping Garuda Indonesia dan Arab Saudi Airlines akan meningkatkan armada penerbangan bagi jamaah haji asal Indonesia sehingga kita harapkan mengurangi potensi keterlambatan jadwal penerbangan menuju atau dari Tanah Suci sehingga jamaah akan kian nyaman,” ujar Mahdalena.
Menurut Mahdalena, permasalahan mengenai keterlambatan pesawat mengganggu jadwal keberangkatan dan kepulangan jemaah haji Indonesia. Hal tersebut membuat jemaah haji menjadi tidak nyaman karena keterlambatan dapat berlangsung berjam-jam. “Maka, kita berharap dengan penambahan armada dari Lion Air, potensi keterlambatan bisa kita tekan,” kata dia.
Eka Yudha Saputra dan Nabiila Azzahra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Jadi Maskapai Haji 2025 Lion Air Diminta Berikan Harga Kompetitif
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini