Ali Khamenei: Netanyahu dan Gallant Harus Dihukum Mati

3 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin tertinggi Iran, yang mendukung militan Hamas dan Hizbullah yang memerangi Israel di Gaza dan Lebanon, mengatakan pada Senin, 25 November 2024, bahwa hukuman mati harus diberikan kepada para pemimpin Israel, bukannya surat perintah penangkapan.

Dikutip Reuters, Ayatollah Ali Khamenei mengomentari keputusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan pada hari Kamis untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mantan kepala pertahanannya dan seorang pemimpin Hamas, Ibrahim Al-Masri.

"Mereka mengeluarkan surat perintah penangkapan, itu tidak cukup... Hukuman mati harus dijatuhkan untuk para pemimpin kriminal ini," kata Khamenei dalam sebuah pertemuan dengan para anggota pasukan sukarelawan Basij Iran pada Senin, 25 November 2024, dalam rangka Pekan Basij.

ICC yang berbasis di Den Haag telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan menteri perangnya yang digulingkan, Yoav Gallant, atas kejahatan perang yang mereka lakukan terkait genosida Gaza yang sedang berlangsung.

Kini, keduanya terancam ditangkap jika mereka menginjakkan kaki di salah satu dari 124 negara yang menandatangani Statuta Roma yang membentuk ICC.

Mengacu pada agresi Israel di Jalur Gaza dan Lebanon, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan bahwa pengeboman rumah-rumah bukanlah sebuah kemenangan, melainkan sebuah kejahatan.

Musuh belum memenangkan perangnya di Gaza dan Lebanon, dan tidak akan pernah bisa melakukannya, Ayatollah Khamenei menegaskan.

Para hakim ICC memutuskan bahwa ada alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa Netanyahu dan Yoav Gallant bertanggung jawab secara kriminal atas tindakan-tindakan termasuk pembunuhan, penganiayaan, dan kelaparan sebagai senjata perang sebagai bagian dari "serangan yang meluas dan sistematis terhadap penduduk sipil Gaza".

Keputusan tersebut disambut dengan kemarahan di Israel, yang menyebutnya memalukan dan tidak masuk akal. Warga Gaza berharap keputusan tersebut dapat membantu mengakhiri kekerasan dan menyeret mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan perang ke pengadilan.

Israel menolak yurisdiksi pengadilan yang berbasis di Den Haag tersebut dan menyangkal adanya kejahatan perang di Gaza.

Surat dakwaan untuk seorang pemimpin Hamas, Ibrahim Al-Masri, mencantumkan tuduhan pembunuhan massal selama serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang di daerah kantong Palestina yang telah lama diblokade, serta tuduhan pemerkosaan dan penyanderaan.

Israel mengatakan bahwa mereka membunuh Masri, yang juga dikenal sebagai Mohammed Deif, dalam sebuah serangan udara pada bulan Juli, namun Hamas tidak mengonfirmasi atau membantahnya.

Pasukan Relawan Basij

Dalam kesempatan itu, dilansir Press TV, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran itu juga memuji Basij sebagai lawan langsung dari kekuatan hegemonik, yang mencoba memanipulasi keyakinan nasional.

Khamenei mengatakan bahwa kekuatan hegemonik pertama-tama mencoba mengambil kemampuan bangsa-bangsa.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini, menciptakan pasukan sukarelawan Basij sebagai "benteng pertahanan" dari berbagai ancaman, kata Khamenei.

Basij tidak terintimidasi oleh propaganda AS dan Israel, ia menegaskan, seraya menambahkan bahwa beberapa ilmuwan terkemuka Iran, yang dibunuh oleh musuh, adalah anggota pasukan sukarelawan.

Khamenei lebih lanjut mengatakan bahwa Basij pasti akan menghancurkan rezim Zionis. Basij, tegasnya, harus memperkuat, memperluas, dan menjaga kesiapsiagaan.

Pemimpin Iran itu mengatakan bahwa cita-cita Amerika Serikat untuk kawasan ini adalah tunduk pada mereka atau kekacauan, dan mendesak pasukannya untuk melawan dualitas kapal diktator dan anarki AS.

Khamenei menyinggung tentang kesepakatan sekitar 15 tahun yang lalu, ketika AS "bersumpah" untuk memberikan uranium dengan kemurnian 20 persen kepada Iran untuk digunakan sebagai bahan baku radiofarmasi dengan imbalan mengambil semua uranium 3,5 persen milik Iran.

"Amerika menipu, kami menyadari bahwa mereka menipu. Itu (kesepakatan) dihentikan," kata Khamenei. "Mereka yang mengganggu konspirasi jahat AS dalam kasus uranium yang diperkaya 20 persen, yang dibutuhkan oleh negara itu, adalah anggota Basij."

"Pada saat yang sama, para profesor Basij dari Iran berhasil memproduksi 20 persen uranium yang diperkaya di dalam negeri. Orang Amerika tidak percaya hal ini akan terjadi," kata Khamenei.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |