Apa pentingnya Dataran Tinggi Golan, Zona Penyangga yang Dicaplok Israel?

1 month ago 22

ISRAEL pada Selasa, 10 Desember 2024, membantah bahwa mereka telah maju ke Suriah di luar zona penyangga Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel sejak penggulingan Presiden Suriah Bashar al Assad oleh pasukan pemberontak, Reuters melaporkan.

Setelah pelariannya pada Minggu mengakhiri 54 tahun kekuasaan keluarga Assad, pasukan Israel bergerak ke zona demiliterisasi di dalam Suriah yang dibentuk setelah perang Timur Tengah 1973. Israel menyebut serbuan tersebut sebagai langkah sementara untuk memastikan keamanan perbatasan.

Berikut ini adalah panduan singkat ke Dataran Tinggi Golan yang berbukit-bukit seluas 1.200 kilometer persegi, sebuah dataran tinggi yang subur dan strategis yang menghadap ke wilayah Galilea, Israel, dan juga Lebanon, serta berbatasan dengan Yordania.

Mengapa wilayah ini diperdebatkan?

Dataran Tinggi Golan merupakan bagian dari Suriah hingga 1967, ketika Israel merebut sebagian besar dataran tinggi tersebut dalam Perang Enam Hari, mendudukinya dan mencaploknya secara sepihak pada 1981. Pencaplokan tersebut tidak diakui oleh sebagian besar negara. Suriah masih menguasai sebagian wilayah Golan dan menuntut Israel untuk menarik diri dari wilayah lainnya. Israel menolak dengan alasan keamanan.

Suriah mencoba merebut kembali Golan pada perang Arab-Israel tahun 1973, namun gagal. Israel dan Suriah menandatangani gencatan senjata pada tahun 1974 dan Golan relatif tenang sejak saat itu.

Pada 2000, Israel dan Suriah mengadakan perundingan tingkat tinggi mengenai kemungkinan kembalinya Golan dan perjanjian damai. Namun, perundingan tersebut gagal dan pembicaraan selanjutnya juga gagal.

Selama masa jabatan pertama Presiden AS terpilih Donald Trump pada 2019, ia menyatakan dukungan AS untuk kedaulatan Israel atas Golan. Pergeseran dramatis ini mencerminkan keputusan Trump pada tahun 2017 untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan Kedutaan Besar AS ke kota itu, yang membuat Israel senang tetapi membuat marah Palestina dan banyak pemimpin politik dan agama Arab.

Mengapa Israel menginginkan Golan?

Keamanan. Israel mengatakan di awal perang saudara yang telah berlangsung lebih dari satu dekade di Suriah, mereka menunjukkan perlunya mempertahankan dataran tinggi tersebut sebagai zona penyangga antara kota-kota Israel dan ketidakstabilan di negara tetangganya.

Pemerintah Israel juga menyuarakan keprihatinan bahwa Iran, sekutu lama rezim Assad, berusaha memperkuat kehadirannya di sisi perbatasan Suriah untuk melancarkan serangan terhadap Israel. Israel sering mengebom aset-aset militer Iran yang dicurigai berada di Suriah pada tahun-tahun menjelang kejatuhan Assad.

Israel dan Suriah sama-sama mengincar sumber daya air dan tanah subur di Golan.

Siapa yang tinggal di sana?

Sekitar 55.000 orang tinggal di Golan yang diduduki Israel, sekitar 24.000 di antaranya adalah kaum Druze, sebuah kelompok minoritas Arab yang mempraktikkan sebuah cabang Islam, menurut analis Avraham Levine dari Alma Research and Education Center yang mengkhususkan diri pada tantangan-tantangan keamanan Israel di perbatasan utaranya. Banyak penganut Druze di Suriah telah lama setia kepada rezim Assad. Banyak keluarga yang memiliki anggota di kedua sisi garis demarkasi.

Setelah mencaplok Golan, Israel memberikan pilihan kewarganegaraan kepada Druze, namun sebagian besar menolaknya dan tetap mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Suriah. Sebanyak 31.000 warga Israel lainnya telah menetap di sana, kata Levine. Banyak dari mereka bekerja di bidang pertanian, termasuk kebun anggur, dan pariwisata.

Siapa yang menguasai sisi suriah di Golan?

Sebelum pecahnya perang saudara Suriah pada 2011, ada kebuntuan yang tidak nyaman antara pasukan Israel dan Suriah.

Namun pada 2014, para pemberontak Islamis anti-pemerintah menyerbu provinsi Quneitra di sisi Suriah. Para pemberontak memaksa pasukan Assad untuk mundur dan juga menyerang pasukan PBB di daerah tersebut, memaksa mereka untuk mundur dari beberapa posisi mereka.

Daerah itu tetap berada di bawah kendali pemberontak hingga musim panas 2018, ketika pasukan Assad kembali ke kota Quneitra yang sebagian besar hancur dan daerah sekitarnya setelah serangan yang didukung Rusia dan kesepakatan yang memungkinkan pemberontak untuk mundur.

Apa yang memisahkan kedua belah pihak di Golan?

Pasukan Pengamat Pelepasan Pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDOF) ditempatkan di kamp-kamp dan pos-pos pengamatan di sepanjang Golan, didukung oleh para pengamat militer dari Organisasi Pengawasan Gencatan Senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNTSO).

Di antara tentara Israel dan Suriah terdapat "Area Pemisahan" seluas 400 km persegi – sering disebut zona demiliterisasi – di mana angkatan bersenjata kedua negara tidak diizinkan di bawah pengaturan gencatan senjata.

Perjanjian Pemisahan Pasukan pada 31 Mei 1974, menciptakan Garis Alfa di sebelah barat wilayah pemisahan, di belakangnya pasukan militer Israel harus tetap berada, dan Garis Bravo di sebelah timur di belakangnya pasukan militer Suriah harus tetap berada.

Wilayah sejauh 25 km di luar "Area Pemisahan" di kedua belah pihak merupakan "Area Pembatasan" di mana terdapat pembatasan jumlah pasukan dan jumlah serta jenis senjata yang dapat dimiliki oleh kedua belah pihak di sana.

Ada satu titik penyeberangan antara pihak Israel dan Suriah, yang hingga perang saudara Suriah dimulai digunakan terutama oleh pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sejumlah warga sipil Druze dan untuk mengangkut hasil pertanian.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |