Apple Developer Academy 2024 Usai, Ada Aplikasi untuk Penggemar Film Horor

2 weeks ago 23

TEMPO.CO, Jakarta - Apple Developer Academy Indonesia 2024 mewisuda 398 siswa angkatan 2024 pada hari ini, Rabu, 11 Desember 2024. Mereka telah sebelumnya mengikuti Apple Developer Academy selama 10 bulan dan tersebar di Binus University di Tangerang, Infinite learning di Batam, dan Universitas Ciputra Surabaya, .

Angkatan pada tahun ini terdiri dari siswa yang berasal dari 93 kota di seluruh Indonesia, dengan rentang usia antara 18 hingga 50 tahun. Program ini berfokus pada pengembangan keterampilan coding, desain, pemasaran, dan bidang profesional utama lainnya. Sejak awal tahun ini, akademi juga telah meningkatkan kurikulumnya dengan memperkenalkan kecerdasan buatan (AI) khusus sebagai bagian dari programnya.

“Dengan mempertemukan para pengembang dari hampir seluruh provinsi di Indonesia, para lulusan akademi tahun ini telah menunjukkan potensi teknologi untuk membuat perbedaan yang berarti dalam kehidupan masyarakat,” kata Esther Hare, Senior Director Worldwide Developer Marketing Apple, dalam acara Apple’s Future Leadership Summit 2024 di Pullman Hotel, Jakarta, Rabu, 11 Desember 2024. 

Menurut Esther, hampir 400 peserta akademi itu telah belajar untuk memanfaatkan kreativitas mereka, menerapkan solusi baru untuk masalah yang menantang, dan berkolaborasi untuk mencapai sesuatu yang lebih besar. “Kami berharap dapat melihat dampak positif yang akan mereka buat di seluruh Indonesia dan sekitarnya,” tuturnya.

Sejumlah Booth karya lulusan Apple Developer Academy Indonesia 2024 yang dihadirkan dalam Apple’s Future Leader Summit 2024 di Pullman Hotel, Jakarta, 1 Desember 2024. TEMPO/Defara

‘Sekolah’ yang digelar Apple tahun ini turut melahirkan sejumlah aplikasi baru. Dalam acara wisuda hari ini, ada tiga tim lulusan yang mempresentasikan proyek akhir mereka, yakni Chamelure, Escapp, dan MS-T.

Chamelure

Chamelure adalah aplikasi iPad yang dirancang untuk membantu anak-anak menjalani terapi amblyopia atau mata malas. Amblyopia merupakan gangguan penglihatan yang disebabkan oleh perkembangan visual yang tidak normal, biasanya terjadi pada satu mata. Jika tidak diintervensi sejak dini, gangguan ini dapat menyebabkan masalah penglihatan permanen.

Aplikasi ini terinspirasi oleh pengalaman pribadi anggota tim, Quinela Wensky. “Dengan Chamelure, kami ingin membuat terapi lebih mudah diakses dan menyenangkan, sehingga membantu anak-anak menjalani perawatan yang penting ini di rumah,” kata dia.

Aplikasi ini menggunakan pendekatan interaktif dengan teknologi 3D anaglif, di mana anak-anak memakai kacamata khusus untuk memainkan puzzle yang dirancang untuk menstimulasi kerja kedua mata secara bersamaan. Dengan memanfaatkan teknologi Apple seperti SwiftUI, SpriteKit, dan AVFoundation, Chamelure mampu menyesuaikan elemen visual seperti warna, kontras, dan visibilitas objek sesuai kebutuhan terapi.

Escapp

Hampir separuh dari 108 film Indonesia yang dirilis pada 2023 bergenre horor. Tren film horor ini menjadi inspirasi bagi tim pengembang aplikasi Escapp, yang menciptakan pengalaman escape room berbasis teknologi augmented reality (AR) dan Internet of Things (IoT).

Aplikasi ini pertama kali diujicobakan dengan film horor Losmen Melati yang diproduksi oleh Infinite Studios. Escapp memungkinkan pengguna untuk merasakan ketegangan cerita melalui pengalaman interaktif, baik secara daring maupun langsung. Dengan teknologi seperti RealityKit, Core NFC, dan konektivitas multi-peer, aplikasi ini menghadirkan suasana mendalam yang tak hanya mendukung promosi film, tapi juga memperkaya pengalaman menonton.

“Ide Escapp muncul dari keinginan kami untuk menghadirkan sesuatu yang baru bagi penggemar horor. Kami ingin mereka benar-benar terlibat dalam cerita, tidak hanya sebagai penonton tetapi juga sebagai bagian dari narasi,” kata Fatma Yamasita, Project Manager Escapp. Tim juga berharap aplikasi ini dapat berkembang ke genre lain di masa depan.

MS-T

MS-T (Monitoring and Safety Technology) merupakan solusi untuk meningkatkan keselamatan kerja, menanggapi angka kecelakaan kerja yang mencapai 370.747 kasus pada 2023 menurut data Kementerian Ketenagakerjaan. Aplikasi ini menggunakan teknologi AI untuk mendeteksi pelanggaran keselamatan melalui umpan CCTV di lingkungan kerja, seperti pelanggaran penggunaan seragam atau alat pelindung diri.

Aplikasi ini dirancang untuk sektor manufaktur dan FMCG, dengan fitur yang mudah diadaptasi untuk kebutuhan industri lainnya. Memanfaatkan teknologi Apple seperti SwiftUI, Rust, dan MongoDB, MS-T membantu perusahaan mengelola keselamatan secara proaktif.

“MS-T dibuat dengan pemahaman bahwa keselamatan pekerja adalah prioritas utama. Kami ingin memberikan alat yang dapat membantu perusahaan melindungi karyawan mereka,” kata Kemal Dwiheldy Muhammad, Tech Lead MS-T. Dia menyebut, aplikasi ini telah menarik minat beberapa perusahaan multinasional dan diharapkan dapat digunakan secara luas untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |