TEMPO.CO, JAKARTA - Clingy merupakan salah satu istilah yang kerap berseliweran di media sosial. Kata clingy biasa dipakai dalam hubungan percintaan atau relationship. Meski begitu, masih banyak orang yang belum tahu apa arti clingy. Lantas, apa itu clingy? Bagaimana contoh dan cara mengatasinya? Berikut penjelasannya.
Arti Clingy
Mengutip dari Merriam Webster, kata clingy dalam bahasa Inggris memiliki arti tergantung, lebih lengket atau paling lengket. Secara istilah, clingy adalah perilaku seseorang yang sangat bergantung atau menempel pada orang lain secara emosional.
Istilah clingy tidak hanya digunakan dalam konteks hubungan romantis, tetapi juga bisa berlaku pada hubungan persahabatan atau keluarga. Dalam hubungan asmara, seseorang yang clingy akan terus-menerus menginginkan perhatian, kehadiran, atau validasi dari pasangannya.
Clingy sering dianggap sebagai perilaku negatif karena dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam hubungan. Seseorang yang clingy cenderung terlalu bergantung pada pasangannya untuk pemenuhan kebutuhan emosional yang bisa menyebabkan tekanan bagi pasangan.
Ketergantungan yang berlebihan ini dapat membuat pasangan merasa terkekang atau terjebak karena mereka mungkin tidak memiliki ruang pribadi atau kebebasan untuk beraktivitas tanpa kehadiran orang yang clingy.
Penyebab Perilaku Clingy
Meskipun clingy sering dianggap negatif, tapi ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa berperilaku clingy. Mengutip WebMD, berikut beberapa penyebab seseorang menjadi clingy.
1. Masih Muda
Penyebab seseorang menjadi clingy bisa jadi karena umur yang masih muda. Jika Anda memiliki hubungan dengan seorang remaja atau seseorang yang berusia awal 20-an, maka pasangan Anda mungkin mengalami emosi yang dramatis.
2. Kecemasan dalam Hubungan
Seseorang dengan kecemasan mungkin merasa takut ditinggalkan atau tidak dicintai. Rasa takut ini mendorong mereka untuk mencari jaminan terus-menerus dari pasangan.
3. Trauma dari Hubungan Sebelumnya
Apabila seseorang pernah mengalami pengkhianatan atau ditinggalkan, mereka mungkin menjadi clingy sebagai mekanisme pertahanan untuk mencegah kejadian serupa.
4. Kurangnya Rasa Percaya Diri
Orang yang memiliki rasa percaya diri rendah mungkin merasa tidak cukup baik untuk pasangannya dan membutuhkan validasi terus-menerus untuk merasa aman.
Contoh Perilaku Clingy
Mengutip Very Well Mind, perilaku clingy tidak hanya berlaku bagi remaja atau dewasa, tapi juga anak-anak. Contoh perilaku clingy pada anak adalah menangis dan mengamuk saat dipisahkan dari figur orang tua. Sedangkan untuk orang dewasa, contoh perilaku clingy lebih ke sikap manja yang meliputi tindakan-tindakan sebagai berikut:
- Sering mengecek pasangan.
- Sering mengirim pesan atau menelepon pasangannya.
- Selalu ingin menghabiskan waktu bersama pasangannya.
- Membutuhkan kepastian terus-menerus
- Rasa cemburu yang berlebihan.
- Mengontrol atau membatasi ruang pribadi pasangan.
- Merasa cemas saat jauh dari pasangan.
- Takut ditinggalkan.
- Membutuhkan persetujuan dari pasangan Anda bahkan untuk keputusan kecil.
- Panik ketika pasangan tidak merespons.
- Terus-menerus menguntit aktivitas pasangan Anda di media sosial.
- Merasa terancam oleh teman atau rekan kerja lawan jenis.
- Selalu ingin diundang ke setiap acara yang direncanakan pasangan Anda untuk dihadiri.
- Memiliki semakin sedikit waktu untuk teman-teman Anda.
- Mencoba mempercepat hubungan dengan menyatakan cinta terlalu dini, memberikan isyarat awal tentang pernikahan, dll.
Cara Mengatasi Perilaku Clingy
Perilaku clingy adalah hal yang umum terjadi dalam hubungan, tetapi penting untuk diatasi agar tidak merusak hubungan tersebut. Berikut adalah cara mengatasi perilaku clingy.
1. Tingkatkan Rasa Percaya Diri
Menumbuhkan rasa percaya diri bisa membantu seseorang merasa lebih aman dalam hubungan. Mereka bisa mencoba melakukan aktivitas yang mereka sukai, mencapai tujuan pribadi, atau mengembangkan hobi baru untuk meningkatkan kepercayaan diri.
2. Belajar Menikmati Waktu Sendiri
Salah satu cara efektif untuk mengurangi perilaku clingy adalah dengan belajar menikmati waktu sendiri. Berlatih menghabiskan waktu tanpa pasangan dan menemukan kebahagiaan dalam aktivitas solo dapat membantu seseorang menjadi lebih mandiri secara emosional.
3. Komunikasi Terbuka dengan Pasangan
Jika Anda merasa clingy, maka bicarakan perasaan tersebut dengan pasangan. Sampaikan apa yang membuat cemas atau tidak nyaman. Komunikasi terbuka bisa membantu pasangan saling memahami kebutuhan satu sama lain.
4. Fokus pada Kehidupan Sosial di Luar Hubungan
Membina hubungan yang sehat dengan teman dan keluarga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pasangan. Dengan memiliki lingkaran sosial yang kuat, seseorang dapat menemukan sumber dukungan di luar hubungan romantis.
5. Temui Terapis atau Konselor
Jika merasa kesulitan mengatasi perilaku clingy, menemui terapis atau konselor bisa menjadi langkah yang baik. Mereka dapat membantu menemukan akar dari perilaku tersebut dan memberikan strategi untuk mengelolanya.