TEMPO.CO, JAKARTA - Denial adalah salah satu istilah psikologis yang sering dibicarakan saat ini, terutama karena dampaknya yang cukup berpengaruh terhadap kesejahteraan emosional dan mental seseorang.
Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami denial karena mekanisme ini sering muncul sebagai respons bawah sadar terhadap situasi atau kenyataan yang sulit diterima.
Meskipun mungkin terasa seperti cara untuk melindungi diri, denial yang berlarut-larut bisa menghambat proses penyembuhan dan memperburuk masalah yang ada.
Agar lebih mengetahui apa itu denial, ciri-ciri, dampak hingga cara mengatasinya, berikut ini informasinya untuk Anda.
Apa Itu Denial?
Denial adalah kondisi di mana seseorang menolak untuk menerima kenyataan atau fakta yang tidak sesuai dengan ekspektasi atau harapannya. Hal ni dilakukan sebagai mekanisme perlindungan diri untuk menghindari perasaan cemas, takut, atau sedih.
Pada dasarnya, denial adalah reaksi alamiah yang sering muncul, terutama ketika seseorang menghadapi situasi yang mengejutkan atau menyakitkan, seperti kehilangan orang yang tercinta, kehilangan pekerjaan, atau menerima diagnosis penyakit yang serius.
Walaupun denial bisa memberikan waktu bagi individu untuk beradaptasi dengan kenyataan yang sulit, masalah akan timbul jika kondisi ini berlangsung lama.
Jika seseorang terus-menerus menolak untuk menghadapi kenyataan, ia mungkin akan mengabaikan masalah yang perlu diselesaikan, seperti menghindari pengobatan atau tidak mencari bantuan yang diperlukan.
Ciri-Ciri Denial
Orang yang mengalami denial umumnya menunjukkan beberapa ciri khas yang dapat dikenali, seperti:
- Menghindari pembicaraan masalah
- Membenarkan perilaku negatif
- Menyalahkan pihak lain:
- Menjauh dari orang dan lingkungan
- Meremehkan masalah yang ada
Dampak Perilaku Denial
Berikut ini adalah 3 dampak perilaku denila jika berlangsung dalam waktu lama.
1. Gangguan Kesehatan Mental
Seseorang yang terus hidup dalam denial bisa menjadi lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.
Ketika kenyataan tak bisa lagi dihindari, perasaan kewalahan akan muncul, dan stres yang tertahan bisa meledak menjadi masalah psikologis yang lebih serius.
2. Menghambat Proses Penyembuhan
Denial sering kali menjadi penghalang utama dalam proses penyembuhan, baik itu dari penyakit fisik maupun mental.
Misalnya, seseorang yang menyangkal bahwa ia memiliki penyakit jantung mungkin akan menghindari pengobatan atau tidak mengikuti saran dokter, yang akhirnya justru memperburuk kondisi kesehatannya.
3. Kerusakan dalam Hubungan Interpersonal
Penyangkalannya juga dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Mereka yang berada dalam denial seringkali kesulitan untuk terbuka dan berbicara dengan orang terdekat mengenai apa yang sedang mereka alami, yang dapat menyebabkan jarak emosional dalam hubungan.
Cara Mengatasi Denial
Beberapa langkah dapat membantu seseorang untuk mengatasi penyangkalan. Langkah pertama adalah menyadari dan mengakui bahwa diri sedang berada dalam fase denial. Mengakui perasaan dan kenyataan yang ada sangat penting sebagai langkah awal menuju penyembuhan.
Setelah itu, berkonsultasi dengan seorang psikolog atau terapis bisa sangat membantu untuk memahami alasan mengapa seseorang cenderung menggunakan mekanisme denial. Proses ini juga dapat membuka jalan bagi individu untuk mulai menghadapi kenyataan dengan cara yang lebih sehat dan konstruktif.
Selanjutnya, setelah menyadari kenyataan dan mendapatkan dukungan, penting untuk fokus pada tindakan yang perlu diambil, seperti mencari pengobatan medis, menjalani terapi, atau membuat perubahan dalam gaya hidup. Dengan fokus pada langkah-langkah konkret ini, seseorang bisa mulai mengatasi dampak dari denial dan bergerak menuju pemulihan.
AULIA ULVA, berkontribusi dalam artikel ini.