TEMPO.CO, Jakarta - Moots kerap kali muncul sebagai pembahasan menarik di media sosial, terutama X (Twitter), TikTok, dan Instagram. Banyak anak muda yang menganggap moots sebagai salah satu istilah dalam bahasa gaul yang masuk dalam percakapan di dunia maya, baik di kolom komentar unggahan maupun melalui aplikasi perpesanan, seperti WhatsApp.
Melansir USA Today, kata moot (bentuk tunggal dari moots) selama berabad-abad digunakan dalam menggambarkan sesuatu yang terbuka untuk dipertanyakan atau menjadi bahan diskusi. Namun, istilah moots kini bergeser dalam konteks penggunaan di media sosial. Lantas, moots adalah?
Pengertian Moots
Moots merupakan akronim dari mutual follower. Slang dalam bahasa Inggris tersebut merujuk pada pengguna yang saling mengikuti di platform media sosial, serta berinteraksi secara rutin dan konsisten.
Misalnya, seseorang yang mengikuti di Instagram dan selalu melakukan percakapan pribadi melalui direct message (DM), menyukai foto, hingga mengomentari kiriman. Istilah moots tersebut mengidentifikasi hubungan di media sosial tanpa menyebut nama orang yang bersangkutan.
Sementara itu, menurut Postfity, moots adalah kependekan dari mutuals, yang menggambarkan seseorang yang mengikuti dan diikuti kembali di media sosial. Konsep dasar moots terletak pada minat atau hubungan bersama antara dua pengguna.
Moots sering kali mempunyai minat serupa atau tergabung dalam lingkaran sosial dari yang sama. Kedua orang bisa saja teman atau kenalan di dunia nyata, lalu juga terhubung di media sosial. Dengan demikian, moots dapat meningkatkan interaksi di dunia maya secara signifikan dengan menciptakan lingkungan yang menarik dan bersahabat.
Asal-usul Moots
Mengutip Net Influencer, kata moot awalnya dikenal sebagai bahasa gaul Australia yang berkonotasi negatif. Orang-orang di Negeri Kanguru menggunakan istilah tersebut sebagai hinaan vulgar untuk menyebut kelamin perempuan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan kata tersebut dalam konteks yang tepat.
Kemudian, istilah mutual follower di Twitter muncul pertama kali pada 2007, tepat setahun setelah media sosial tersebut berdiri, yaitu pada 2006. Di platform yang sama pada 2010, kata mufo pertama kali digunakan sebagai akronim dari mutual follower, tetapi jarang dipakai.
Sekitar 2017, penggemar KPop mulai menggunakan kata moots di Twitter untuk menyebarkan informasi tentang idola mereka di ruang internet. Sejak saat itu, istilah moots digunakan secara luas, tanpa dibatasi oleh komunitas, grup, atau forum tertentu.
Cara Penggunaan Moots
Kata moots banyak digunakan dalam akun penggemar atau fanbase tertentu. Membuat perkenalan tentang diri-sendiri merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengikut dan melihat apakah seseorang memiliki minat yang sama dengan calon mutual.
Istilah moots juga sering ditemukan di kolom komentar media sosial. Dalam kasus tersebut, pengguna meminta pengguna lain untuk berkomentar supaya mendapatkan pengikut baru. Sering kali, kolom komentar dipenuhi oleh akun yang bersedia saling mengikuti.
Berikut contoh penggunaan moots dalam percakapan di media sosial:
- Cek, apakah kita bisa moots?
- Siap untuk moots baru, saya sangat menyukai album baru Linkin Park.
- Saya akan membuat daftar harapan untuk tahun depan, tetapi saya juga ingin menambahkan semua moots.