TEMPO.CO, Jakarta - Bandara Changi Singapura akan menaikkan biaya penumpang dan maskapai penerbangan untuk masuk dan keluar dari negara-kota tersebut. Kenaikan ini dilakukan guna membantu membiayai peningkatan terminalnya senilai S$3 miliar atau Rp35,5 triliun.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, 7 November 2024, Changi Airport Group (CAG), operator salah satu bandara terbaik di Asia tersebut mengatakan bahwa kenaikan biaya tersebut dilakukan antara 2025 dan 2030. Pemasukannya akan membantu menutupi biaya meningkatnya permintaan perjalanan udara sekaligus memungkinkan bandara tersebut tetap kompetitif.
Tujuan Kenaikan
Mereka menjelaskan, sebagai pusat udara utama untuk kawasan Asia-Pasifik dan sekitarnya, Bandara Changi siap melayani peningkatan permintaan ini dan menyediakan konektivitas yang lebih baik bagi para pelancong.
CAG mengatakan investasi tersebut akan digunakan untuk meningkatkan layanan, seperti penanganan bagasi, check-in, imigrasi, dan koneksi Skytrain antar terminal, serta mengganti sistem yang sudah tidak beroperasi lagi.
"Investasi tersebut akan membantu Bandara Changi tetap kompetitif dan memenuhi permintaan perjalanan udara yang meningkat sebelum Terminal 5 beroperasi pada pertengahan tahun 2030-an," demikian keterangan CAG, seperti dilansir dari Mothership.
Biaya juga dibutuhkan untuk beberapa perbaikan fasilitas yang lebih luas, seperti Terminal 3, yang akan berusia 20 tahun pada 2030.
Kenaikan Biaya Penumpang
Menurut CAG, kenaikan biaya penumpang sekitar 1 persen. Biaya layanan penumpang dan keamanan untuk orang yang berangkat dari Singapura saat ini dikenakan biaya sebesar S$46,40 atau Rp549.000 per penerbangan, yang sudah termasuk dalam harga tiket. Pada April 2030, biaya tersebut akan mencapai S$58,40 atau Rp691.000, artinya ada kenaikan sebesar 26 persen. Akan ada juga kenaikan satu kali pada retribusi penerbangan dari S$8 atau Rp95.000 menjadi S$10 atau Rp118.000 pada 2027.
Bagi penumpang transit yang transit di Bandara Changi, Passenger Service and Security Fee sebesar S$6 atau Rp71.000 akan naik bertahap menjadi S$18 atau Rp213.00 pada 2030.
Kenaikan Biaya Maskapai penerbangan
Bagi maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Changi, biaya Pendaratan, Parkir, dan Garbarata (LPA) akan disesuaikan setiap tahun mulai 1 April 2025. Biaya akan bervariasi tergantung pada jenis pesawat yang digunakan. Misalnya, biaya untuk pesawat Airbus A320 berbadan sempit sebesar S$1.200 atau Rp14,2 juta per pendaratan akan meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata S$110 atau Rp1,3 juta untuk tiga tahun pertama, dan rata-rata sekitar S$65 atau Rp769.000 untuk tiga tahun berikutnya.
Perbaikan yang Akan Dilakukan di Bandara Changi
Bandara Changi akan memperluas kapasitas Terminal 1, 2, dan konter check-in di Terminal 3. Akan ada baris check-in tambahan di lantai keberangkatan Terminal 4.
Subsistem Skytrain akan diganti, termasuk persinyalan dan komunikasi. Subsistem ini mulai beroperasi pada tahun 2008 dan hampir berakhir masa pakainya. Gerbong baru juga akan ditambahkan untuk menyediakan kapasitas tambahan
Sistem Pengangkutan Bagasi Antar-Terminal di atap baru yang menghubungkan Terminal 1 hingga 3, menciptakan jalur kedua untuk bagasi penumpang yang akan dipindahkan antara kedua terminal. CAG juga akan meningkatkan infrastruktur dan fasilitas sisi udara, seperti landasan pacu, tempat kontak, dan tempat parkir pesawat.
Peningkatan tersebut juga akan mengakomodasi biaya operasional lainnya, seperti tenaga kerja, dan menutupi investasi signifikan lainnya yang dilakukan selama pandemi Covid-19.
Peningkatan lainnya mencakup fasilitas staf, seperti ruang istirahat untuk mengurangi tekanan akibat panas, peningkatan tempat perlindungan petir untuk cuaca buruk, dan peningkatan ruang tunggu dan area istirahat staf.
"Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) akan bekerja sama dengan CAG untuk memantau kinerja hub udara guna merespons dengan cepat dan melakukan penyesuaian lebih lanjut jika diperlukan, untuk memastikan daya saing hub udara," kata otoritas Bandara Changi.
MOTHERSHIP | THE EDGE MALAYSIA