Bantuan Insentif Guru Non ASN 2025 Cair Agustus, Cek Daftar Penerima dan Syarat Lengkapnya

Ilustrasi guru. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ribuan guru honorer di seluruh Indonesia berpeluang menerima Bantuan Insentif Guru Non ASN 2025 dengan nominal hingga Rp2,4 juta. Program ini disalurkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi tenaga pendidik non-aparatur sipil negara.

Dana insentif ini dijadwalkan cair pada Agustus 2025 dan akan langsung ditransfer ke rekening penerima yang telah terverifikasi di Dapodik. Besaran bantuan disesuaikan dengan jenjang pendidikan tempat guru tersebut mengajar.

Nominal Bantuan Insentif Guru Non ASN 2025
✓ Kelompok Bermain (KB)/TPA: Rp2.400.000
✓ Taman Kanak-Kanak (TK): Rp2.400.000
✓ Pendidikan Dasar (SD/SMP): Rp2.100.000
✓ Pendidikan Menengah (SMA/SMK): Rp2.100.000
✓ Pendidikan Khusus: Rp2.100.000

Syarat Penerima Bantuan Insentif Guru Non ASN 2025

A. Guru Formal (SD, SMP, SMA, SMK)
✓ Tidak memiliki sertifikat pendidik
✓ Minimal lulusan D4/S1
✓ Memiliki NUPTK
✓ Terdaftar di sistem Dapodik
✓ Bukan ASN dan tidak menerima bansos atau BPJS Ketenagakerjaan
✓ Tidak mengajar di Sekolah Indonesia Luar Negeri atau Satuan Pendidikan Kerja Sama
✓ Memiliki rekening aktif sebelum batas waktu yang ditetapkan

B. Guru Nonformal (KB/TPA)
✓ Minimal lulusan SMA/SMK atau sederajat
✓ Pengalaman mengajar minimal 13 tahun (hingga Januari 2025)
✓ Mengajar di lembaga yang dibina dinas pendidikan
✓ Terdaftar di Dapodik dan masuk daftar nominasi dari dinas setempat

Cara Cek Penerima Insentif Guru Non ASN 2025 di Info GTK
✓ Buka situs resmi: https://info.gtk.dikdasmen.go.id
✓ Login dengan akun PTK Dapodik (username & password)
✓ Masukkan kode captcha
✓ Klik menu “Tunjangan”
✓ Jika muncul pesan “Selamat, Anda terdaftar sebagai penerima bantuan insentif 2025”, berarti Anda lolos sebagai penerima

Jadwal Pencairan
Bantuan ini akan cair pada paruh kedua Agustus 2025. Jika sudah memenuhi syarat tapi nama belum muncul di daftar penerima, guru diminta segera menghubungi dinas pendidikan setempat untuk verifikasi data. Aris Arianto