TEMPO.CO, Jakarta - Kembalinya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat memicu rally besar di pasar atau bursa saham, dengan para investor bertaruh pada kebijakan pro-bisnis yang dijanjikan Trump, seperti penurunan pajak korporasi, tarif yang menguntungkan, dan deregulasi. Saham-saham perbankan, perusahaan kecil yang berfokus pada pasar domestik, dan Trump Media pun naik signifikan.
Kampanye Trump juga menjanjikan Tesla CEO Elon Musk sebagai kepala komisi efisiensi pemerintahan, memicu kenaikan harga saham Tesla sebesar 12,5 persen.
Indeks Wall Street Cetak Rekor
Indeks utama Wall Street dibuka di rekor tertingginya, sementara indeks perusahaan kecil, Russell 2000, melonjak 4,8 persen, mencatat level tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir. Menurut Jeff Schulze, analis pasar dari ClearBridge Investments, optimisme bisnis dapat kembali bangkit di bawah kepemimpinan Trump, yang dapat merangsang pengeluaran modal dan investasi lebih besar di sektor korporasi.
Saham Trump Media & Technology Group, di mana Trump memiliki sebagian besar saham, naik hampir 8 persen meski laporan keuangan terbaru menunjukkan pendapatan perusahaan induk Truth Social hanya mencapai $1 juta. Nilai sahamnya telah melonjak lebih dari tiga kali lipat sejak posisi terendahnya di akhir September, dengan kepemilikan Trump bernilai sekitar $5,3 miliar, naik dari $3,9 miliar.
Mandat Kuat untuk Partai Republik
Selain kemenangan Trump, Partai Republik juga mengamankan kendali di Senat dan mengalami peningkatan kursi di DPR, memperkuat mandat mereka untuk mengimplementasikan agenda legislatif pro-Trump. “Pasar sudah memproyeksikan mandat yang kuat bagi Partai Republik dan cenderung mendukung kebijakan-kebijakan Trump,” ujar Scott Chronert, ahli strategi ekuitas dari Citi, yang mencatat bahwa fokus kebijakan di pasar tampaknya akan mengarah pada deregulasi, pemotongan pajak, dan kebijakan yang lebih ramah bisnis.
Saham-saham perbankan besar seperti JPMorgan Chase, Bank of America, dan Goldman Sachs naik antara 6 persen dan 10 persen, didorong oleh prospek investasi domestik yang lebih kuat, regulasi yang lebih longgar, dan kemungkinan lebih banyak transaksi keuangan.
Deregulasi dan Dampaknya bagi Teknologi dan Industri Semikonduktor
Strategi deregulasi Trump diprediksi dapat mengurangi beberapa regulasi di sektor perbankan, meskipun perhatian antitrust bipartisan terhadap Big Tech kemungkinan masih akan berlanjut. Saham-saham perusahaan semikonduktor seperti Nvidia naik, meskipun Trump menunjukkan sikap kritis terhadap Undang-Undang CHIPS AS, yang mendukung produksi chip domestik melalui subsidi. Trump justru mengusulkan tarif pada chip impor, khususnya dari Taiwan, yang membuat saham TSMC terjun 3 persen.
Dampak Terhadap Sektor Energi dan Otomotif
Saham perusahaan energi minyak menguat 3,5 persen, sementara perusahaan energi terbarukan AS seperti NextEra Energy dan First Solar jatuh masing-masing 6 persen dan 13 persen. Kebijakan energi Trump yang berfokus pada peningkatan produksi bahan bakar dan energi domestik berpotensi membalikkan langkah-langkah pemerintahan sebelumnya dalam upaya penanganan perubahan iklim.
Kenaikan saham Tesla juga diikuti oleh penurunan saham produsen mobil listrik lain seperti Rivian dan Nikola, setelah Trump mempertimbangkan untuk mengakhiri insentif kredit pajak sebesar $7.500 untuk pembelian kendaraan listrik (EV). “Pengurangan kredit EV akan memperkuat posisi kompetitif Tesla,” ujar Garrett Nelson, analis dari CFRA Research.
Ketegangan AS-China dan Sektor Kripto
Tingginya ketegangan perdagangan antara AS dan China berimbas pada penurunan hampir 2,4 persen saham-saham China yang terdaftar di AS. Trump berencana memberlakukan tarif universal sebesar 10 persen pada semua impor asing serta tarif 60 persen pada produk dari China, yang diproyeksikan memiliki dampak signifikan di panggung global.
Sementara itu, kemenangan Trump yang dikenal pro-kripto membuat Bitcoin mencetak rekor tertinggi. Saham terkait kripto seperti Coinbase, MicroStrategy, Riot Platforms, dan MARA Holdings naik antara 11 persen hingga 21 persen.
Dengan kemenangan ini, Donald Trump diperkirakan akan memperkuat posisinya sebagai presiden dengan agenda pro-bisnis yang kuat, memengaruhi berbagai sektor pasar dan membentuk dinamika ekonomi AS ke depan.