PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menghadapi berbagai tuduhan korupsi di pengadilan Israel, bersaksi pada Selasa, 10 Desember 2024, untuk pertama kalinya dalam persidangan, Al Jazeera melaporkan.
Dia menghadapi tiga kasus korupsi terpisah yang diajukan pada 2019: Kasus 1000, Kasus 2000, dan Kasus 4000, yang mencakup tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Dia menyangkal melakukan kesalahan dan mengklaim sebagai korban "perburuan penyihir" yang diatur secara politis oleh para pesaing dan media untuk menyingkirkannya dari jabatannya.
Para analis dan pengamat menyatakan bahwa dalam upayanya untuk menghindari pengadilan dan kemungkinan hukuman, Netanyahu telah memperpanjang dan memperluas serangan Israel ke Jalur Gaza yang terkepung.
Persidangan, yang dimulai pada Mei 2020, telah ditunda beberapa kali dan sekarang dijadwalkan pada 10 Desember.
Tim kuasa hukum Netanyahu telah berusaha untuk meminta penundaan persidangan.
Pengadilan tinggi Israel menolak permintaan penundaan sidang kesaksiannya selama 10 minggu pada 13 November lalu, dengan mengatakan bahwa ia memiliki waktu lima bulan untuk mempersiapkan diri.
Timnya mengklaim bahwa sang perdana menteri tidak dapat mempersiapkan diri karena tekanan waktu dalam mengelola perang Israel.
"Kami tidak yakin bahwa telah terjadi perubahan substansial dalam situasi yang akan membenarkan perubahan pada tanggal yang kami tetapkan dalam keputusan [awal] kami," kata pengadilan.
Berikut ini adalah rincian dari apa yang dituduhkan kepadanya:
Kasus 1000
Juga dikenal sebagai "Gift Affair", kasus ini mendakwa perdana menteri Israel dengan tuduhan penipuan dan pelanggaran kepercayaan.
Kasus ini melibatkan tuduhan bahwa Netanyahu dan istrinya, Sara, menerima hadiah mewah dari dua pengusaha kaya sebagai imbalan atas bantuan politik.
Pengusaha tersebut adalah Arnon Milchan, produser film Hollywood asal Israel, dan miliarder Australia, James Packer. Hadiah-hadiah tersebut diduga termasuk sampanye dan cerutu.
Milchan bersaksi bahwa ia memberikan hadiah kepada Netanyahu pada Juni 2020.
Netanyahu dituduh memajukan kepentingan Milchan dengan membantu mendapatkan visa Amerika Serikat setelah berbicara dengan pejabat pemerintah AS.
Dia juga dituduh telah mengajukan undang-undang pembebasan pajak yang dapat menguntungkan warga Israel di luar negeri, termasuk Milchan.
Jaksa Agung Avichai Mandelblit mengatakan bahwa hadiah-hadiah tersebut diberikan secara terus menerus, "sehingga menjadi semacam 'saluran suplai'".
Barang-barang tersebut bernilai sekitar 700.000 shekel ($ 186.000), menurut pernyataan yang dibuat oleh Mandelblit setelah dakwaan, dan diberikan kepada Netanyahu "sehubungan dengan peran publik dan statusnya sebagai Perdana Menteri Israel".
Kasus 2000
Dalam kasus ini, Netanyahu membuat kesepakatan dengan pengusaha Aron Mozes, pemegang saham pengendali harian Israel Yedioth Ahronoth, untuk mendapatkan liputan yang menguntungkan sebagai imbalan atas legislasi yang memperlambat pertumbuhan surat kabar saingannya, Israel Hayom.
Kasus ini juga mendakwa Netanyahu dengan tuduhan penipuan dan pelanggaran kepercayaan.
Dalam ringkasan dakwaan Mandelblit, ia mengatakan bahwa meskipun ada "persaingan yang mendalam" antara kedua orang tersebut, mereka melakukan tiga seri pertemuan antara 2008 dan 2014.
Selama pertemuan-pertemuan ini, Netanyahu dan Mozes "terlibat dalam diskusi mengenai promosi kepentingan bersama mereka: meningkatkan liputan yang diterima Netanyahu di kelompok media 'Yedioth Aharonoth'; dan pemberlakuan pembatasan terhadap surat kabar Israel Hayom", kata Mandelblit.
Sebuah rancangan undang-undang juga sedang dipertimbangkan untuk membatasi peredaran Israel Hayom, menurut ringkasan surat dakwaan.
Kasus 4000
Kasus ini mendakwa Netanyahu karena memberikan bantuan regulasi kepada perusahaan telekomunikasi Israel, Bezeq, sebagai imbalan atas liputan positif mengenai dirinya dan istrinya di sebuah situs web berita yang dikendalikan oleh mantan ketuanya.
Netanyahu, dalam kapasitasnya sebagai menteri komunikasi pada saat itu, diduga memberikan keuntungan regulasi kepada Shaul Elovitch, pemilik Bezeq yang juga mengendalikan situs web berita Walla.
Manfaat yang dilaporkan termasuk merger dan keuntungan finansial.
Sebagai gantinya, Elovitch memberikan liputan yang menguntungkan bagi Netanyahu dan istrinya.
Netanyahu "beberapa kali berurusan dengan masalah regulasi yang berkaitan dengan Elovitch, dan mengambil tindakan khusus yang mempromosikan kepentingan bisnis Elovitch yang signifikan dengan nilai finansial yang besar," demikian ringkasan dakwaan tersebut.
Selain penipuan dan pelanggaran kepercayaan, Netanyahu juga didakwa melakukan penyuapan dalam kasus ini.
Apakah putusan akan segera keluar?
Sepertinya tidak. Kecuali jika Netanyahu mencari kesepakatan pembelaan, mungkin masih butuh waktu berbulan-bulan lagi sebelum hakim mengambil putusan.
Bagaimana ia bisa diadili dan tetap menjadi perdana menteri?
Di bawah hukum Israel, seorang perdana menteri tidak berkewajiban untuk mundur kecuali jika terbukti bersalah. Jika dia mengajukan banding atas vonis yang dijatuhkan, dia bisa tetap menjabat selama proses banding berlangsung.
Apakah ia bisa dipenjara?
Penipuan dan pelanggaran kepercayaan dapat mengakibatkan hukuman penjara hingga tiga tahun, sementara tuduhan penyuapan dapat mengakibatkan hukuman penjara hingga 10 tahun dan/atau denda.
Apa dampaknya?
Serangan mengejutkan oleh Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, dan perang Gaza yang terjadi setelahnya, membuat pengadilan Netanyahu tidak diagendakan, karena warga Israel bersatu dalam kesedihan dan trauma. Sebelum perang, masalah hukum Netanyahu memecah belah warga Israel dan mengguncang politik Israel melalui lima putaran pemilihan umum.
Setelah kemenangan Netanyahu pada 2022 yang mutlak di kotak suara, pemerintah sayap kanannya meluncurkan kampanye yudisial untuk mengekang kekuasaan pengadilan. Hal ini memicu protes massal di Israel dan kekhawatiran di antara sekutu-sekutu Barat terhadap kesehatan demokrasi negara tersebut.
Netanyahu membantah adanya kaitan antara perombakan peradilan dan persidangannya. Dia meninggalkan rencana tersebut setelah perang meletus, tetapi telah menghidupkan kembali beberapa retorika anti-peradilan dalam beberapa minggu terakhir.