Bukti Nyata Toleransi Beragama Ada di Wonogiri: Arisan Rukun Manunggal Desa Gedongrejo Jadi Simbol Kerukunan Sejak 1972

Arisan Rukun Manunggal Desa Gedangrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah maraknya isu intoleransi, sebuah kisah inspiratif datang dari Desa Gedongrejo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Di sana, hidup sebuah paguyuban lintas agama bernama Arisan Rukun Manunggal, yang telah berdiri sejak tahun 1972 dan menjadi bukti nyata toleransi beragama yang tetap lestari hingga kini.

Paguyuban ini beranggotakan umat Islam, Katolik, dan Buddha yang rutin berkumpul dalam kegiatan arisan bulanan. Namun arisan ini bukan sekadar ajang kumpul-kumpul. Lebih dari itu, arisan ini menjadi ruang hidupnya nilai toleransi, gotong royong, dan persaudaraan lintas iman.

“Beda keyakinan itu biasa, yang penting saling peduli. Arisan ini sudah seperti keluarga,” tutur Giman, tokoh senior sekaligus ketua arisan yang menjadi penjaga semangat dan keberlangsungan paguyuban ini.

Uniknya, sistem arisan ini bersifat tetap (tidak berputar), dan memiliki sejarah menarik karena pada awal pembentukannya menggunakan uang emas sebagai iuran.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa dari KPM Kolaborasi Moderasi Beragama turut hadir dan ikut merasakan hangatnya kerukunan yang dibangun selama puluhan tahun. Salah satunya, Hanna Iffadatul Khoiriyah, mengaku terinspirasi. “Bagi kami ini bukan sekadar kegiatan warga, tapi bentuk nyata moderasi beragama yang bisa dirasakan langsung,” ujarnya.

Sosok lain yang mencuri perhatian adalah Mbah Pitung, anggota sepuh yang masih rutin hadir dan menyemangati yang muda-muda. Meski usia senja, semangat beliau tak pernah pudar dalam menjaga kebersamaan.

Kehadiran mahasiswa dalam kegiatan ini bukan hanya sebagai pengabdi, melainkan juga sebagai pembelajar. Mereka menyaksikan langsung bahwa toleransi bukan slogan, melainkan budaya yang tumbuh dari ketulusan dan niat baik untuk hidup berdampingan. Aris Arianto