Cara Mengelola Emosi Saat Menghadapi Kritik di Depan Publik

3 hours ago 12
Ilustrasi | kreasi AI

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Ketika berdiri di depan publik, baik sebagai pembicara, moderator, atau pembawa acara, kritik bisa datang kapan saja. Mungkin dari hadirin, bahkan dari dalam diri kita sendiri. Lalu bagaimana cara profesional dan bijak mengelola emosi agar kritik tak menjadi beban yang membuat grogi dan  menghentikan langkah, melainkan menjadikan kritik sebagai bahan bakar untuk tumbuh?

Mengenali Perasaan Sebelum Merespons

Saat kritik mulai disampaikan, tubuh kita sering bereaksi cepat: jantung berdetak kencang, otot tegang, pikiran meleset ke skenario terburuk. Seperti termaktub dalam dokumen “8.2 Managing Public Speaking Anxiety”,  kecemasan di depan publik punya pola fisik dan kognitif yang mirip reaksi “fight or flight”.
Karena itu, langkah awal yang aman adalah: tarik napas panjang dan biarkan tubuh sedikit rileks. Berkali-kali latihan fisik sederhana (misalnya menghitung napas, melemaskan bahu) bisa membantu mengurangi reaksi yang terburu-buru.

Alihkan Fokus dari “Kritik kepada Anda” ke “Pesan dalam Kritik”

Seringkali saat menerima kritik, kita langsung menganggap bahwa itu serangan pribadi.  Jangan memusatkan perhatian pada sosok pemberi kritik, tapi coba lebih fokus pada isi kritik itu sendiri.

Misalnya: “Apa yang bisa saya ambil dari komentar ini?” bukan “Mengapa dia mengatakannya begitu?”
Dengan cara itu, emosi defensif (seperti kemarahan atau malu) bisa ditekan, dan ruang untuk refleksi terbuka.

Ubah Perspektif Kritik Menjadi Peluang

Kritik bukan musuh, namun kritik bisa menjadi mentor secara tersirat. Kita dapat melatih diri agar emosi negatif tidak mendominasi pikiran. Karena itu, langkah  praktis yang bisa dilakukan adalah:

  • Catat kritik yang masuk.
  • Tanyakan: apakah ada kebenaran di dalamnya?
  • Rencanakan satu aksi kecil untuk memperbaiki atau menanggapi kritik tersebut.

Latihan Mental & Fisik Sebelum Momen Publik

Baik untuk menghadapi podium maupun sesi tanya-jawab, persiapan itu sangatlah penting. Sebuah panduan “Tips for Managing Public Speaking Anxiety” menyarankan agar seseorang memvisualisasikan diri sukses, dan menghindari perfeksionisme yang membebani. Anda perlu pula mengetahui bahwa audiens Anda kemungkinan besar ingin Anda berhasil, bukannya gagal.

Contoh latihan:

  • Beberapa menit sebelum naik ke panggung, tutup mata, tarik napas dalam-dalam, lalu ulangi kalimat penenang: “Saya siap. Saya bisa.”
  • Ingatkan diri sendiri bahwa salah satu desain kritik adalah memperbaiki, bukan menghukum.

Respon Kritik dengan Bahasa yang Dewasa

Ketika kritik dilontarkan secara langsung di muka umum atau sesi interaktif, cara Anda merespons dapat membuat perbedaan besar. Pertahankan nada tenang, akui bila Anda salah, dan jika perlu, mohon waktu untuk berpikir:

“Terima kasih atas masukan bapak/ibu. Saya menghargainya, mohon saya pikirkan dan akan saya tindaklanjuti.”
Pendekatan seperti itu mencerminkan sikap profesional, mengubah adu argumen menjadi dialog konstruktif.  [*]

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |