Cuma Mampu 2 Kali OTT di 2025, KPK Sebut Penjahatnya Lebih Pintar

1 month ago 35
Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) | kpk.go.id

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak sungkan-sungkan untuk mengatakan bahwa penjahat lebih pintar, sampai-sampai dalam tujuh bulan terakhir lembaga antirasuah itu hanya mampu melakukan dua kali Operasi Tangkap Tangan (OTT).

Pengakuan itu disampaikan Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, saat memaparkan capaian kinerja semester pertama 2025 di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (6/8/2025). Ia bahkan menyelipkan permintaan maaf karena frekuensi OTT sangat minim. “Sepanjang semester I, mohon maaf baru dua kali OTT,” ujarnya.

Fitroh mengungkapkan, keterbatasan ini bukan karena KPK melemah, melainkan karena modus para pelaku makin canggih. Menurutnya, komunikasi yang biasanya menjadi pintu masuk penyadapan kini mulai dihindari. “Pelaku korupsi tidak lagi memakai saluran yang bisa kami pantau, sehingga penyadapan tidak mudah dilakukan,” tuturnya.

Meski begitu, ia menegaskan KPK tidak akan menyerah pada hambatan teknis ini. “Kami tidak hanya mengandalkan penyadapan. Ada strategi lain yang sedang dijalankan agar penindakan tetap berjalan,” kata Fitroh.

Selain mengakui kendala, Fitroh juga meminta dukungan publik. Ia berharap masyarakat terus mendorong pemberantasan korupsi agar langkah KPK lebih masif. “Mohon doa, semoga ke depan kami bisa lebih banyak melakukan OTT,” ucapnya.

Dalam laporan yang sama, Fitroh memaparkan progres penanganan kasus korupsi. Hingga pertengahan tahun, KPK mencatat 31 penyelidikan, 43 penyidikan, 46 perkara dalam tahap penuntutan, dan 35 eksekusi putusan berkekuatan hukum tetap. Sebagian perkara tersebut merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, dua OTT yang berhasil dilakukan KPK sepanjang 2025 terjadi di dua provinsi. Pertama, pada Maret lalu di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, terkait proyek Dinas PUPR. Enam orang ditetapkan tersangka, termasuk pejabat DPRD OKU dan pihak swasta. Kedua, OTT di Sumatera Utara pada Juni yang menyeret lima orang, mulai dari pejabat PUPR hingga kontraktor, dalam dugaan suap proyek jalan.

Di sisi lain, Ketua KPK Setyo Budiyanto menegaskan, meskipun jumlah OTT sedikit, komitmen lembaga antirasuah tidak berkurang. “Tidak ada istilah mundur. Semua strategi kami optimalkan, meskipun pola pelaku korupsi berubah,” ujarnya. [*] Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |