TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi dana iklan pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB). Teranyar, lembaga antirasuah itu menggeledah rumah mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang berlokasi di di Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Senin, 10 Maret 2025.
Ketua KPK Setyo Budiyanto membenarkan penggeledahan itu dilakukan berkaitan dengan penyidikan perkara korupsi yang terjadi di lembaga perbankan daerah tersebut. "Betul, terkait perkara BJB," ucap Setyo di Jakarta, Senin.
Berdasarkan laporan Majalah Tempo edisi 22 September 2024 berjudul 'Siapa Terlibat Korupsi Anggaran Iklan Bank BJB’, modus dari kasus rasuah ini adalah menggelembungkan anggaran dan belanja iklan senilai Rp 801 miliar, yang merugikan keuangan bank.
Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan Bank BJB menggandeng enam perusahaan agensi sebagai perantara dengan perusahaan media. Hasil penelusuran BPK mendeteksi ada kebocoran anggaran sebesar Rp 28 miliar. Angka ini muncul karena nilai riil yang diterima media jauh berbeda dengan pengeluaran Bank BJB.
Daftar Agensi Iklan yang Diduga Terlibat dalam Kasus Bank BJB
Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu BPK yang terbit pada 6 Maret 2024, disebutkan bahwa Bank BJB menggandeng enam perusahaan agensi sebagai perantara dengan perusahaan media.
Keenam perusahaan itu adalah PT Cipta Karya Sukses Bersama (CKSB), PT Cipta Karya Mandiri Bersama (CKMB), PT Antedja Muliatama (AM), PT Cakrawala Kreasi Mandiri (CKM), PT Wahana Semesta Bandung Ekspres (WSBE), dan PT BSC Advertising.
Keenam agensi itu berperan menempatkan iklan sesuai dengan perencanaan yang disepakati. Mereka mendapat keuntungan berdasarkan persentase tertentu dari iklan yang sudah tayang. Sepanjang 2021-2023, PT CKSB dan PT CKMB masing-masing memegang proyek iklan Bank BJB untuk stasiun televisi dan media online. PT AM dan PT WSBE mengurus iklan media cetak, sementara PT CKM dan PT BSC menjadi agensi untuk media online.
Masalah muncul lantaran keenam perusahaan mendapatkan proyek tersebut lewat mekanisme pengadaan, pemilihan, dan penunjukan langsung. Padahal Surat Keputusan Direksi Nomor 0387 tentang Standar Operasional Prosedur Pengadaan Barang/Jasa Bank BJB mengatur mekanisme tersebut hanya berlaku untuk paket pekerjaan dengan nilai di bawah Rp 1 miliar. Kontrak pekerjaan di atas Rp 1 miliar harus dilaksanakan lewat tender.
Profil Agensi Iklan yang Digandeng Bank BJB
Melansir dari laporan Tempo berjudul “Modus Korupsi Iklan Bank BJB,” berikut profil singkat perusahaan agensi yang digandeng Bank BJB dalam pengadaan iklan.
PT Cipta Karya Mandiri Bersama
PT Cipta Karya Mandiri Bersama merupakan perusahaan yang memiliki modal disetor sebesar Rp 10,1 miliar dan berlokasi di Kompleks P dan K, Cirendeu, Tangerang Selatan, Banten. Perusahaan ini dimiliki oleh dua pemegang saham utama, yaitu Raden Sophan Jaya Kusuma dengan kepemilikan 7.575 lembar saham dan Dwita Febrina yang memiliki 2.525 lembar saham.
PT Cipta Karya Sukses Bersama
Agensi ini memiliki modal disetor sebesar Rp 10,1 miliar dan berkantor di Jalan Karang Tengah Raya, Cilandak, Jakarta Selatan. Struktur kepemilikan saham perusahaan ini terdiri dari Raden Sophan Jaya Kusuma yang menguasai 9.090 lembar saham, sementara dua pemegang saham lainnya, yaitu Wulan Indri Savitri dan Dwita Febrina, masing-masing memiliki 505 lembar saham.
PT Antedja Muliatama
Perusahaan beralamat di Jalan Taman Siswa, Kota Bandung, Jawa Barat ini memiliki modal disetor sebesar Rp 250 juta. PT Antedja Muliatama dimiliki oleh dua pemegang saham, yaitu Vania Ariniputri dan Shinta Lestari, yang masing-masing memiliki 125 lembar saham.
PT BSC Advertising
PT BSC Advertising merupakan perusahaan yang bergerak di bidang periklanan dengan modal disetor sebesar Rp 500 juta. Kantornya berlokasi di Jalan Kompleks Lembah Bajuri, Sukasari, Kota Bandung. Terdapat tiga pemegang saham dalam perusahaan ini, yaitu Hadi Soepomo yang memiliki 250 lembar saham, Budhi Hadisyahputra dengan kepemilikan 125 lembar saham, serta Rosmalawaty yang juga memiliki 125 lembar saham.
PT Cakrawala Kreasi Mandiri
Memiliki modal disetor sebesar Rp 170 juta, agensi iklan ini beralamat di Jalan KH Ahmad Dahlan, Kota Bandung. Kepemilikan saham perusahaan ini terbagi antara tiga pemegang saham, yaitu Diah Permatasari dengan 68 lembar saham, serta Ida Farida Diansih dan Kin Asikin Dulmanan yang masing-masing memiliki 51 lembar saham.
PT Wahana Semesta Bandung Ekspres
PT Wahana Semesta Bandung Ekspres memiliki modal disetor sebesar Rp 1 miliar dan berkantor di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. Struktur kepemilikan saham perusahaan ini terdiri dari PT Wahana Semesta Merdeka sebagai pemegang saham mayoritas dengan 530 lembar saham. Sementara itu, Muhammad Alwi Hamu memiliki 120 lembar saham, dan Dwi Nurmawan, Lukman Setiawan, serta Yanto masing-masing menguasai 60 lembar saham. Selain itu, Priyo Susilo dan Suparno Wonokromo masing-masing memiliki 50 lembar saham, sedangkan Eko Suprihatmoko memiliki 20 lembar saham.
Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto menyatakan pihaknya telah mengantongi perhitungan kerugian negara dalam kasus korupsi Bank BJB ini. Meski enggan menyebutkan angka pastinya, Fitroh menyatakan nilainya mencapai ratusan miliar. "Ratusan miliar," kata Fitroh, Selasa, 11 Maret 2025.