TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyatakan sedang memantau pertumbuhan dan pergerakan Siklon Tropis Yinxing di sekitar Laut Filipina. Siklon ini diperkirakan masih akan aktif hingga beberapa hari ke depan dan, sekalipun bergerak menjauh, dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan perairan di wilayah Indonesia.
"Dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia dalam 24-48 jam ke depan berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara," kata Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, melalui keterangan tertulis, Kamis, 7 November 2024.
Sedangkan dampak tidak langsungnya untuk perairan adalah, Guswanto menuturkan, menyebabkan peningkatan tinggi gelombang laut antara 1,25 hingga 2,5 meter (kategori laut sedang). Lokasinya di perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku, dan Samudera Pasifik sebelah utara Halmahera.
Direktur Meteorologi Publik, Andri Ramdhani, menambahkan, berdasarkan hasil pemantauan BMKG, fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial juga akan memberi dampak pada meningkatnya ketersediaan massa uap air basah dan memicu gangguan pola angin yang dapat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan.
Menurut data prospek cuaca mingguan BMKG periode 8-14 November 2024, gelombang Rossby tersebut diperkirakan akan aktif di atas wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa bagian barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. Sedangkan Kelvin akan aktif di Jawa, Bali, NTT, NTB, Sulawesi bagian selatan, dan Papua bagian selatan.
Data BMKG yang sama menyebutkan ada pula sirkulasi siklonik terpantau di Laut Andaman, di Samudera Hindia sebelah barat Lampung di Laut Natuna Utara, dan di Samudra Pasifik utara Papua. Sirkulasi siklonik bisa membentuk daerah konvergensi yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di daerah sekitarnya.
Saat bersamaan, Andri melanjutkan, ada pula labilitas lokal yang kuat serta adanya pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di beberapa wilayah di Indonesia. Seluruhnya mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
"Maka dari itu, dalam sepekan ke depan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak ikutannya berupa bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di seluruh wilayah Indonesia," kata Andri.
Hujan Sepekan ke Belakang
Sejumlah wilayah di Indonesia terpantau mengalami hujan dengan intensitas lebat
pada Minggu, 3 November lalu. Sebarannya mencakup wilayah yang direpresentasikan oleh keberadaan Stasiun Meteorologi Sultan Thaha Jambi. Curah hujan harian yang terukur di stasiun itu sebesar 84,2 mm. Begitu juga Stasiun Meteorologi Yogyakarta (78,8 mm/hari), dan Stasiun Meteorologi Nangapinoh Kalimantan Barat (64,0 mm/hari).
Pada Senin, 4 November 2024, Stasiun Geofisika Kepahiang Bengkulu melaporkan hujan yang turun di sana pada hari itu sebesar 93,7 mm. Yang lainnya adalah Stasiun Geofisika Manado (73,6 mm/hari), Stasiun Meteorologi Tampa Padang Mamuju (67,8 mm/hari), Stasiun Meteorologi Geofisika Malang (66,5 mm/hari), Stasiun Klimatologi Yogyakarta (63,6 mm/hari), Stasiun Meteorologi Torea Fak Fak Papua Barat (62,5 mm/hari), dan Stasiun Meteorologi Sangkapura, JawaTimur (50 mm/hari);
Pada Selasa, 5 November 2024, terpantau hujan dengan intensitas ekstrem di
Atang Sanjaya Bogor (160,1 mm). Hujan sangat lebat di Pompa Poncol Jakarta Selatan(149 mm/hari), Stasiun Meteorologi Tebelian Kalimantan Barat (107,6 mm/hari), dan Katulampa Kab. Bogor (109 mm/hari).
Pengendara melintas saat banjir merendam Jalan Cipete Utara, Jakarta, Selasa 5 November 2024. ANTARA/Zaky Fahreziansyah
Pada hari yang sama, hujan lebat dilaporkan oleh Stasiun Meteorologi Dabo Kep. Riau (82,2 mm/hari), Stasiun Klimatologi Banten (68,5 mm/hari), Stasiun Klimatologi Jawa Barat (60,5 mm/hari), Stasiun Meteorologi Budiarto (58,0 mm/hari), dan di Stasiun Klimatologi JawaTengah (57,2 mm/hari).
Peringatan Dini Hujan Lebat yang Dapat Disertai Petir dan Angin Kencang Sepekan ke Depan
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
Banten
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Papua Barat Daya
Papua Barat