Dedikasi Guru Honorer Banyuwangi Dapat Apresiasi Bupati: “Teladan Ketulusan di Pelosok Negeri”

13 hours ago 6

Menurut Bupati Ipuk, perjuangan Agus tidak sebatas kegiatan mengajar, tetapi juga menjadi penyala semangat dan harapan bagi anak-anak. Pemerintah daerah, lanjut Ipuk, akan terus memperkuat program pendidikan, terutama untuk mengatasi persoalan anak putus sekolah melalui inisiatif seperti Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).

Menurut Bupati Ipuk, perjuangan Agus tidak sebatas kegiatan mengajar, tetapi juga menjadi penyala semangat dan harapan bagi anak-anak. Pemerintah daerah, lanjut Ipuk, akan terus memperkuat program pendidikan, terutama untuk mengatasi persoalan anak putus sekolah melalui inisiatif seperti Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).

(Beritadaerah – Banyuwangi) Pengabdian Agus Hermanto, seorang guru honorer yang mengajar di pelosok Banyuwangi, mendapatkan perhatian dan apresiasi langsung dari Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. Tidak hanya mengajar, Agus juga aktif menjemput dan memotivasi anak-anak di desanya agar tidak putus sekolah.

Sejak tahun 2009, Agus mengajar di SMP Negeri 3 Satu Atap Wongsorejo, yang berlokasi di Dusun Pringgondani, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, kawasan yang berada di pinggir hutan. Dalam kondisi serba terbatas, Agus tetap teguh menjalankan tugasnya sebagai pendidik meski berstatus honorer.

“Mas Agus adalah potret ketulusan. Masih muda, tetapi pengabdiannya luar biasa. Di saat banyak anak muda memilih kenyamanan pekerjaan, Mas Agus justru bertahan di daerah terpencil demi masa depan anak-anak desa,” ujar Bupati Ipuk saat mengunjungi kediaman Agus, Senin (5/5).

Setiap hari, pria berusia 36 tahun ini menempuh perjalanan sulit melalui medan berbatu dan menanjak, demi memastikan anak-anak di pelosok tetap mendapatkan akses pendidikan. Ia bahkan kerap datang langsung ke rumah siswa untuk menjemput mereka agar bersedia mengikuti pelajaran, terutama saat ujian.

Menurut Bupati Ipuk, perjuangan Agus tidak sebatas kegiatan mengajar, tetapi juga menjadi penyala semangat dan harapan bagi anak-anak. Pemerintah daerah, lanjut Ipuk, akan terus memperkuat program pendidikan, terutama untuk mengatasi persoalan anak putus sekolah melalui inisiatif seperti Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).

“Kami sangat mengapresiasi dedikasi Mas Agus. Ini sekaligus menjadi pengingat bahwa masih banyak pahlawan pendidikan yang bekerja dalam senyap. Cerita beliau akan memperkuat semangat kami dalam memperluas jangkauan pendidikan,” ungkap Ipuk.

Agus mengungkapkan bahwa menjadi guru di pelosok bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga menjadi pendamping dan penggerak mimpi. Ia memulai setiap pembelajaran dengan berdialog bersama siswa, menanyakan kabar dan kendala mereka sebelum masuk ke materi pelajaran.

“Pendidikan di desa itu bukan hanya soal kurikulum, tapi juga soal kedekatan emosional. Anak-anak di sini perlu diyakinkan bahwa mereka tidak kalah dengan anak kota. Dari desa, harapan tetap bisa tumbuh,” kata Agus.

Ia juga aktif mendatangi rumah warga untuk meyakinkan para orang tua agar mengizinkan anak-anak mereka bersekolah. Jika ada siswa absen saat ujian, Agus rela menjemput langsung, membangunkan dan mengantar mereka ke sekolah.

“Capek pasti, tapi rasa lelah itu hilang begitu melihat semangat anak-anak saat belajar. Hati ini jadi hangat,” tuturnya.

Agus menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian Bupati Ipuk. Laptop yang diberikan kepadanya akan digunakan untuk memperluas referensi belajar dan mendukung kegiatan mengajar secara digital.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |