Semarang Night Carnival dan Soto Vaganza Sukses Memukau Warga dan Wisatawan

14 hours ago 6

Salah satu daya tarik utama adalah gelaran Soto Vaganza yang menyediakan sebanyak 4.478 porsi soto gratis lengkap dengan aneka lauk pendamping seperti tempe goreng, sate kerang, sate ayam, dan perkedel. Lima soto legendaris khas Semarang turut berpartisipasi, yaitu Soto Bangkong, Soto Mas Boed, Soto Neon, Soto Pak Darno, dan Soto Pak Ra’an, didukung oleh 46 pelaku UMKM kuliner soto dari Kota Semarang.

Salah satu daya tarik utama adalah gelaran Soto Vaganza yang menyediakan sebanyak 4.478 porsi soto gratis lengkap dengan aneka lauk pendamping seperti tempe goreng, sate kerang, sate ayam, dan perkedel. Lima soto legendaris khas Semarang turut berpartisipasi, yaitu Soto Bangkong, Soto Mas Boed, Soto Neon, Soto Pak Darno, dan Soto Pak Ra’an, didukung oleh 46 pelaku UMKM kuliner soto dari Kota Semarang.

(Beritadaerah – Semarang) Dua kata yang tepat untuk menggambarkan kemeriahan Semarang Night Carnival (SNC) dan Soto Vaganza pada Minggu (4/5/2025) adalah meriah dan memukau. Ribuan warga tampak antusias memadati lokasi acara demi merayakan rangkaian Hari Jadi ke-478 Kota Semarang.

Salah satu daya tarik utama adalah gelaran Soto Vaganza yang menyediakan sebanyak 4.478 porsi soto gratis lengkap dengan aneka lauk pendamping seperti tempe goreng, sate kerang, sate ayam, dan perkedel. Lima soto legendaris khas Semarang turut berpartisipasi, yaitu Soto Bangkong, Soto Mas Boed, Soto Neon, Soto Pak Darno, dan Soto Pak Ra’an, didukung oleh 46 pelaku UMKM kuliner soto dari Kota Semarang.

Yuni Nur Azizah, warga Pringapus, Kabupaten Semarang, mengaku rela berdesakan demi mendapatkan seporsi soto. Usahanya terbayar setelah antre selama sekitar 30 menit.

“Antrenya memang panjang, tapi alhamdulillah dapat juga. Senang sekali karena sotonya enak,” ujar Yuni.

Ia menambahkan, rasa penasaran terhadap acara Soto Vaganza dan SNC mendorongnya untuk datang langsung ke lokasi. Apalagi, acara turut dimeriahkan oleh penampilan musisi lokal ternama, Ndarboy Genk.

Salah satu pelaku usaha soto, Anik Listiawati dari Soto Bangkong, menyatakan rasa bangganya bisa berpartisipasi dalam acara ini. Menurutnya, ajang ini bukan hanya untuk memeriahkan ulang tahun Kota Semarang, tetapi juga sebagai bentuk solidaritas antarsesama penjual soto.

“Melalui acara ini, kami ingin menunjukkan bahwa tidak ada kasta dalam dunia usaha soto. Semua penjual soto adalah bagian dari satu komunitas,” jelasnya.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat. Ia membuka kemungkinan untuk menjadikan Soto Vaganza sebagai agenda tahunan dalam kalender pariwisata kota.

“Acara ini sangat potensial menjadi daya tarik wisata tahunan. Soto adalah kuliner ikonik Semarang yang selalu dicari oleh wisatawan,” ujarnya.

Wali Kota juga menambahkan bahwa Soto Semarang memiliki karakteristik unik dibandingkan soto dari daerah lain, seperti kuah bening serta lauk pelengkap khas seperti tempe goreng, perkedel, dan sate kerang. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini sepenuhnya digagas oleh para pelaku usaha soto tanpa menggunakan anggaran pemerintah daerah.

Terkait rencana pengajuan Soto Semarang sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke pemerintah pusat, Agustina menyambut baik gagasan tersebut.

“Ini gagasan yang sangat bagus. Namun, tentu harus didukung dengan kajian sejarah dan narasi yang kuat dari para pakar,” imbuhnya.

Sementara itu, Semarang Night Carnival (SNC) tahun ini menginjak edisi ke-13 dan mengusung tema “Perisai Nusantara”. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso, menjelaskan bahwa lebih dari 150 peserta mengenakan kostum unik yang terinspirasi dari budaya nusantara.

Parade dimulai dari titik nol kilometer (Kantor Pos Besar Johar) hingga Balai Kota Semarang, dan disambut meriah oleh masyarakat yang memadati sepanjang rute.

Empat subtema yang diangkat dalam SNC 2025 adalah burung Cendrawasih, burung Merak, bunga Anggrek, dan penjor Bali. Tema ini tidak hanya merepresentasikan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga mencerminkan semangat Kota Semarang sebagai miniatur Indonesia yang dinamis.

“Kota Semarang adalah ruang pertemuan berbagai budaya dan peradaban. Karnaval ini adalah bentuk penghormatan terhadap keberagaman tersebut,” ujar Wing.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |