Di Balik Kepergian Edu Gaspar dari Kursi Direktur Olahraga Arsenal

1 week ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Mikel Arteta begitu memuji kerja Direktur Olahraga Edu Gaspar setelah Arsenal mengumumkan kontrak baru pada 12 September lalu. Menurut dia, laki-laki asal Brasil itu adalah orang pertama yang meyakinkannya untuk bergabung bersama The Gunners dalam tim kepelatihan sejak 2019. 

"Dia adalah orang pertama yang mengetuk pintu sebelum saya bergabung. Dia membuat keputusan besar untuk menaruh semua kepercayaan kepada saya untuk mengarahkan klub besar ini. Itu sangat penting. Hubungan kami sangat kuat, sangat jujur, sangat transparan dan saya sangat bersyukur untuk itu,” kata Arteta dikutip dari ESPN.

Edu membalas sentimen Arteta. "Kami memiliki keyakinan kuat pada apa yang kami lakukan dan apa yang ingin kami capai bersama. Kontrak baru Mikel memberi kami stabilitas dan arah yang jelas saat kami berusaha mencapai level baru,” ujar laki-laki 46 tahun itu.

Kurang dari dua bulan kemudian, The Gunners mengumumkan bahwa Edu telah mengundurkan diri. Sejumlah sumber ESPN menyatakan bahwa Edu akan memimpin model multiklub milik Evangelos Marinakis. Selain memiliki Nottingham Forest, bisnisnya juga mencakup Olympiacos dari Yunani dan Rio Ave dari Portugal.

Seberapa Penting Edu Bagi Arsenal?

Edu bergabung dengan Arsenal pada tahun 2019 setelah menghabiskan tiga tahun pekerjaan sebagai direktur teknis Timnas Brasil. Edu telah tampil 127 kali untuk Arsenal dan masuk dalam skuad "Invincibles" yang memenangkan gelar Liga Premier 2003-2004 tanpa terkalahkan. 

Pengangkatannya disambut hangat oleh pendukung. Ia didatangkan sebagai bagian untuk memperkuat Dewan setelah kepergian Arsene Wenger setahun sebelumnya. Beberapa transfer awal Edu dikritik karena para penggemar mempertanyakan kedekatan hubungannya dengan agen tertentu. Tetapi, kritik itu menghilang ketika perombakan radikal dimulai setelah penunjukan Arteta menggantikan Unai Emery pada Desember 2019. 

Pada awal kiprahnya, Edu dan The Gunners membiarkan setidaknya sembilan pemain pergi termasuk Pierre Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette. Edu membuat sejumlah transfer cerdas dengan dana terbatas. Kehadiran Martin Odegaard, Gabriel Martinelli, dan Kai Havertz adalah hasil kebijakannya. Dari waktu ke waktu, Arsenal kembali menjadi pesaing serius untuk gelar Premier League.

Edu dipromosikan dari direktur teknik menjadi direktur olahraga pada November 2022. Ia orang pertama yang pernah menduduki kedua posisi tersebut. Kepindahan itu memberinya tanggung jawab formal untuk akademi klub serta tim sepak bola pria dan wanita. 

Dikutip dari ESPN, ia berperan penting dalam modifikasi basis pelatihan Arsenal di London Colney. Ia juga sering menjadi pemecah masalah dalam setiap perselisihan yang muncul di sana. “Arteta menggunakannya sebagai tempat curhat,” kata satu sumber yang menyebutkan bahwa Edu adalah salah satu dari sedikit orang yang bisa menjadi tempat pelampiasan rasa frustrasi Arteta.

Kepribadiannya yang menawan dan karismatik membuatnya menjadi sosok yang populer secara internal dan eksternal. Arteta merenungkan kepergian Edu. Keduanya sangat penting dalam membangun kembali nilai-nilai inti klub dan meningkatkan standar untuk meningkatkan budaya yang telah merosot setelah 22 tahun era Arsene Wenger.

Bagaimana Edu Memutuskan Pergi?

Minat sejumlah klub terhadap Edu muncul di Brasil selama musim panas. Seorang sumber menyebutkan bahwa sekitar akhir jendela transfer musim panas, tokoh-tokoh senior di Arsenal mengadakan percakapan informal dengan Edu Gaspar. Rumor-rumor itu dibahas tetapi tidak ada yang dieksplorasi lebih lanjut. Tidak ada indikasi Edu sedang mempertimbangkan tawaran resmi dari klub lain.

Situasi memanas dalam dua pekan terakhir. Sumber lain mengatakan kepada ESPN bahwa hierarki Arsenal menyadari bahwa mereka perlu memulai diskusi internal. Dialog yang melibatkan Edu, Arteta, Wakil Ketua Eksekutif Tim Lewis, Direktur Pelaksana Richard Garlick, dan Wakil Ketua Josh Kroenke semakin intensif akhir pekan lalu.

Edu belum menunjukkan niat untuk hengkang. Tetapi, ia melakukannya pada Senin pagi, 4 November 2024. Edu mulai menyebarkan berita tersebut di London Colney. Beberapa sumber mengatakan kepada ESPN bahwa ada keterkejutan di antara para staf.

Sejumlah petinggi Arsenal menolak anggapan bahwa ada perebutan kekuasaan yang menyebabkan hengkangnya Edu. Situasi ini lebih mengarah pada tawaran yang sangat menguntungkan yang menjanjikan atas kewenangan yang jauh lebih luas di beberapa klub. 

Arsenal, secara teknis, merupakan bagian dari operasi multiklub milik Kroenke Sports Enterprises (KSE). Kroenke juga memasukkan waralaba MLS Colorado Rapids dalam kelompok bisnisnya. Namun, bekerja sama dengan Marinakis menawarkan sesuatu yang berbeda.

Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Edu akan dibayar sekitar 5 juta poundsterling atau Rp 101,6 miliar per tahun untuk mengawasi Forest, Olympiacos dan Rio Ave. Salah satu sumber menyatakan bahwa Arsenal sempat membuat tawaran balasan tetapi Edu menolak karena sudah bulat dengan keputusannya.

Meski begitu, ada beberapa perselisihan kecil yang melibatkan Edu. Sejumlah sumber, dikutip dari ESPN, menyebutkan bahwa ia dan klub sempat terpecah soal rencana transfer gelandang Spanyol Mikel Merino dari Real Sociedad. Ada juga rasa frustrasi atas kepergian striker muda berusia 16 tahun Chido Obi-Martin ke Manchester United.

Hubungan Edu dengan agen pemain-pemain itu menjadi renggang. Namun, sini adalah jenis masalah kecil yang muncul di antara direktur olahraga dan agen pemain.

Saat mengumumkan kepergiannya, Edu tampak emosional menemui para pemain dan staf di London Colney pada Selasa, 5 November 20204. Ia mengucapkan selamat tinggal terakhirnya sebelum tim Meriam London terbang ke Italia untuk pertandingan Liga Champions melawan Inter Milan. Ia pergi dalam hubungan baik dengan tokoh-tokoh senior di klub.

ESPN | REUTERS | SKYSPORTS

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |