TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, mengumumkan kemenangannya atas pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, pada Rabu, 6 November 2024. Kemenangan ini diklaim setelah Trump diproyeksikan berhasil memenangkan negara-negara bagian kunci seperti Pennsylvania, North Carolina, dan Georgia.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rakyat Amerika atas kehormatan luar biasa terpilih sebagai presiden Anda yang ke-47 dan presiden Anda yang ke-45," kata Trump kepada para pendukungnya di Pusat Konvensi West Palm Beach, Florida, di mana ia diapit oleh anggota keluarga dan pejabat tinggi Partai Republik.
Dalam pidato kemenangannya, Trump menyampaikan pujian panjang kepada Elon Musk. “Biar saya katakan, kita punya bintang baru. Seorang bintang telah lahir. Elon adalah bintangnya. Dia pria luar biasa. Kami berbincang malam ini. Anda tahu, dia sudah menghabiskan dua minggu di Philadelphia dan berbagai bagian Pennsylvania untuk kampanye,” kata Trump, merujuk pada roket Musk yang disebutnya “indah dan berkilau putih” dalam pidatonya yang disiarkan pada Selasa malam, 5 November 2024.
Dilansir dari New Republic, Trump menyatakan keinginannya untuk menunjuk Musk dalam upaya meningkatkan efisiensi pemerintahan. Musk mengklaim, tanpa memberikan bukti, bahwa pemborosan anggaran sebesar $2 triliun bisa dihilangkan dari anggaran federal—langkah yang kemungkinan besar akan berdampak besar bagi rakyat Amerika.
“Ia ternyata pilihan yang tepat. Awalnya saya dikritik, tapi ia memiliki otak yang brilian, sehebat yang lain,” ucap Trump.
Profil Elon Musk
Elon Musk lahir di Pretoria, Afrika Selatan, pada 28 Juni 1971. Ia merupakan salah satu pengusaha paling sukses dalam sejarah. Ia terkenal secara global sebagai CEO dari Tesla, produsen mobil listrik, dan SpaceX, perusahaan antariksa swasta.
Musk adalah seorang investor awal di berbagai perusahaan teknologi. Pada Oktober 2022, ia berhasil menyelesaikan kesepakatan untuk mengakuisisi X (sebelumnya Twitter) dan menjadikannya perusahaan privat.
Musk bersekolah di Waterkloof House Preparatory School, sebuah sekolah berbahasa Inggris, dan memulai sekolah setahun lebih awal. Ia kemudian lulus dari Pretoria Boys High School. Sebagai seorang kutu buku, ia memiliki sedikit teman di sekolah-sekolah tersebut.
Teknologi menjadi pelarian bagi Musk. Pada usia 10 tahun, ia mulai belajar pemrograman menggunakan Commodore VIC-20, komputer rumah yang terjangkau. Tidak lama setelah itu, Musk mengembangkan gim video bernama Blastar, bergaya Space Invaders, dan menjual kode BASIC gim tersebut ke majalah PC seharga $500.
Karier Bisnis Elon Musk
Elon Musk memulai karier bisnisnya di Silicon Valley pada 1995 setelah meninggalkan program PhD di Universitas Stanford. Bersama saudaranya, Kimball Musk, ia mendirikan Zip2, sebuah direktori bisnis berbasis peta, yang sukses dan akhirnya dijual ke Compaq pada 1999 seharga $307 juta.
Kemudian, Musk mendirikan X.com, yang bergabung dengan Confinity dan menjadi PayPal. PayPal dijual ke eBay pada 2002 seharga $1,5 miliar, memberi Musk $165 juta dalam bentuk saham eBay.
Setelah meninggalkan PayPal, Musk fokus pada mengurangi risiko eksistensial bagi umat manusia melalui SpaceX, Tesla Motors, dan SolarCity. Sebagai CEO Tesla, ia mengembangkan kendaraan listrik dan teknologi energi surya, termasuk produk seperti Powerwall dan Powerpack untuk penyimpanan energi.
Di SpaceX, Musk bekerja sama dengan NASA dan Angkatan Udara AS, serta berencana mengirim astronot ke Mars pada 2025. Di bawah kepemimpinannya, Tesla dan SpaceX berkembang pesat, menjadikannya tokoh penting dalam teknologi kendaraan listrik dan eksplorasi antariksa.
Elon Musk menyatakan dirinya sebagai "demokrat moderat", namun pandangannya berubah menjadi lebih konservatif setelah akuisisi X. Pada Juli 2024, ia secara terbuka memberikan dukungannya kepada Donald Trump setelah terjadi percobaan pembunuhan terhadap Trump. Melalui America Political Action Committee (PAC), Musk menjadi salah satu donatur terbesar untuk kampanye Trump.
INVESTPEDIA | VEDANTU | BRITANNICA