Gunung Prau: Sejarah, Pesona Alam, dan Jalur Pendakiannya

2 weeks ago 25

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Prau menjadi salah satu destinasi wisata pendakian yang cukup banyak diminati wisatawan, khususnya para pencinta alam. Memiliki ketinggian 2.590 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut), gunung ini dikategorikan sebagai gunung yang ramah untuk pendaki pemula dan anak-anak.

Gunung Prau berlokasi di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Gunung ini berfungsi sebagai batas wilayah bagi empat kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo.

Puncak dari gunung ini berupa hamparan padang rumput yang luas dan memanjang. Memiliki panorama alam yang indah, Gunung Prau menjadi tempat melihat matahari terbit dan terbenam favorit banyak orang. Selain pendakian, gunung ini juga dapat digunakan untuk camping bersama teman-teman.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai Gunung Prau, simak rangkuman selengkapnya berikut ini.

Sejarah Gunung Prau

Melansir dari Main Outdoor, sejarah Gunung Prau memiliki kaitan erat dengan Dieng Plateau, tempat di mana gunung ini berada. Dieng Plateau adalah kawasan dataran tinggi yang kaya akan kebudayaan serta peninggalan sejarah Jawa Tengah, Indonesia. 

Secara historis, Dieng Plateau telah menjadi pusat penting bagi masyarakat Hindu Jawa sejak zaman kuno. Keberadaan situs-situs arkeologi dan candi-candi Hindu di wilayah ini menjadi bukti kejayaan peradaban masa lalu. Dieng juga dikenal sebagai tempat pertapaan bagi para resi dan pendeta Hindu di masa lampau.

Sementara Gunung Prau, meskipun tidak memiliki catatan sejarah yang terdokumentasi secara rinci, tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan budaya masyarakat setempat. Penduduk lokal memandang gunung ini dengan rasa hormat dan kekaguman, menganggapnya sebagai simbol keindahan dan kekuatan alam.

Dalam beberapa tahun terakhir, Gunung Prau semakin populer sebagai destinasi pendakian, baik bagi pendaki lokal maupun mancanegara. Ketinggiannya yang relatif mudah dicapai serta pemandangan alamnya yang memukau menjadikannya tujuan favorit bagi para pecinta alam dan petualang.

Pesona Gunung Prau

Hutan di lereng Gunung Prau yang mengarah ke Kendal dan Batang memiliki kekayaan flora yang khas. Di kawasan ini, tumbuh hutan lebat dengan tumbuhan seperti kantong semar endemik Jawa (Nepenthes gymnamphora), yang sering ditemukan bersama pakis resam (Gleichenia linearis). 

Selain itu, di sekitar puncak Gunung Prau, pendaki dapat menemukan bunga edelweiss Jawa (Anaphalis maxima dan Anaphalis longifolia) yang menjadi daya tarik tersendiri.

Gunung Prau juga menjadi habitat bagi fauna khas Jawa, termasuk macan tutul Jawa (Panthera pardus melas), sigung Jawa (Mydaus javanensis), dan elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Kehadiran flora dan fauna ini menambah keunikan dan keindahan kawasan gunung.

Pesona alam Gunung Prau semakin terasa dengan panorama indah yang disajikan dari puncaknya. Pendaki dapat menikmati pemandangan Gunung Sumbing dan Sindoro secara langsung. 

Saat cuaca cerah, lima gunung besar, yaitu Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, dan Lawu, terlihat jelas di arah timur. Sedangkan ke arah barat, keindahan Gunung Slamet dapat dinikmati dengan sempurna.

Pada musim kemarau, Gunung Prau menghadirkan fenomena unik berupa kristal es yang terbentuk di permukaan tanah pada pagi hari ketika suhu udara mencapai titik terendah. 

Meskipun fenomena ini juga terjadi di gunung lain di Indonesia, kristal es di Gunung Prau, yang termasuk kawasan Dataran Tinggi Dieng, hampir selalu dapat ditemukan setiap tahun, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi para pendaki.

Jalur Pendakian Gunung Prau

Gunung Prau memiliki beberapa jalur pendakian yang dapat dipilih oleh para pendaki, di antaranya Patakbanteng, Kalilembu, Dieng, Dwarawati, dan Wates. Setiap basecamp memiliki kuota pendaki yang berbeda-beda, dengan jalur Patakbanteng memiliki kapasitas terbanyak hingga 600 pendaki. 

Kuota besar ini menjadikan jalur Patakbanteng pilihan favorit, ditambah dengan waktu tempuh pendakian yang relatif singkat dibandingkan jalur lainnya. Selain Patakbanteng, jalur Dieng juga menjadi pilihan populer. 

Berdasarkan informasi dari akun Instagram Prau_Mountain, jarak dari basecamp ke pos 1 adalah 840 meter dengan estimasi waktu 40 menit. Perjalanan dari pos 1 ke pos 2 berjarak 380 meter dan dapat ditempuh dalam 30 menit. Dari pos 2 ke pos 3, pendaki perlu menempuh 1.320 meter dengan estimasi waktu 40 menit. Total waktu pendakian hingga puncak Gunung Prau melalui jalur ini adalah sekitar 160 menit.

Jalur Dwarawati juga menjadi favorit, meskipun memiliki kontur tanah yang berundak. Pendaki yang memilih jalur ini disarankan menggunakan sepatu trekking yang sesuai untuk menjaga keamanan selama perjalanan.

Jalur Kalilembu adalah opsi lain yang menawarkan medan lebih landai dan mudah dilalui. Pendaki akan melewati tiga pos pendakian dan menyeberangi Sungai Serayu sebelum mencapai puncak. Jarak antarpos di jalur ini cukup dekat, hanya sekitar 100 meter. 

Pos-pos tersebut memiliki nama unik seperti Pelerenan (pos 1), Ngetuk (pos 2), dan Nganjir (pos 3). Pendaki biasanya mendirikan kemah di Bukit Teletubbies setelah melewati pos terakhir.

Jalur terakhir adalah via Wates, yang terletak di ketinggian 1.869 meter di atas permukaan laut (MDPL). 

Perjalanan menuju puncak melalui jalur ini memakan waktu sekitar 3-4 jam. Pendaki yang memilih jalur ini akan menikmati keanekaragaman flora dan fauna, termasuk Kantong Semar, Elang Jawa, Lutung, Sigung Jawa, dan berbagai jenis burung.

Gerin Rio Pranata berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |