TEMPO.CO, Jakarta - Kazakhstan memperkenalkan Neo Nomad, kategori visa baru untuk para pekerja jarak jauh atau digital nomad dari sleuruh dunia. Peluncuran visa ini dilakukan untuk menarik lebih banyak wisatawan asing dan tinggal lebih lama di negara itu.
Peluncuran visa Neo Nomad tersebut diumumkan di bawah arahan Presiden Kassym-Jomart Tokayev yang bertujuan untuk memposisikan Kazakhstan sebagai tujuan utama bagi para pekerja jarak jauh. Visa ini memungkinkan wisatawan bekerja sambil mencari pengalaman budaya, petualangan, dan produktivitas.
Mereka yang bekerja dalam bidang-bidang seperti pengembangan perangkat lunak, pemasaran, keuangan, konsultasi, dan e-commerce, kini memiliki fleksibilitas untuk memilih lokasi kerja dan gaya hidup mereka.
Masa Tinggal Satu Tahun
Dilansir dari Caspian News, Selasa, 5 November 2024, visa baru ini akan memungkinkan para profesional digital untuk tinggal di Kazakhstan hingga satu tahun sambil bekerja jarak jauh untuk perusahaan asing.
Visa Neo Nomad diperkenalkan sebagai bagian dari rencana Kazakhstan untuk mendiversifikasi ekonominya. Jika setidaknya 500 pekerja lepas digital memanfaatkan visa Neo Nomad setiap tahun, program ini dapat menghasilkan sekitar US$8 juta atau Rp124,4 miliar per tahun, berkat peningkatan pengeluaran lokal untuk perumahan, tempat makan, dan kegiatan rekreasi.
Syarat Mengajukan Neo Nomad
Syarat utama bagi para pemohon visa ini adalah mereka harus bekerja di perusahaan asing. Pemerintah Kazakhstan ingin memastikan bahwa para pengunjung ini tidak bersaing dengan penduduk lokal untuk mencari kerja.
Selain itu, para pelamar harus memenuhi beberapa persyaratan dasar untuk memenuhi syarat mendapatkan visa Neo Nomad. Pertama, mereka harus membuktikan bahwa mereka memiliki penghasilan tetap minimal US$ 3.000 atau Rp46,6 juta di luar Kazakhstan. Para pelamar visa juga perlu memberikan bukti asuransi kesehatan dan dokumen yang menyatakan bahwa mereka bersih dari tindak pidana pada saat mengajukan permohonan.
35 Juta Pekerja Digital Nomad di Dunia
Yerbol Myrzabossynov, Menteri Pariwisata dan Olahraga Kazakhstan, menekankan bahwa inisiatif ini merupakan langkah maju untuk menempatkan Kazakhstan sebagai tujuan perjalanan bagi para pekerja nomaden modern.
“Ada lebih dari 35 juta orang seperti itu di seluruh dunia, dan kami bermaksud menciptakan semua kondisi untuk menarik mereka ke negara kami,” kata Myrzabasynov.
Pemerintah berupaya untuk memastikan bahwa kota-kota seperti Almaty dan Astana, yang sudah berada di peringkat 150 tujuan teratas bagi para pekerja jarak jauh, menjadi lebih menarik bagi kelompok demografi ini.
Visa Digital Nomad di Berbagai Negara
Inisiatif visa Neo Nomad mengacu pada pengalaman lebih dari 50 negara lain yang memperkenalkan visa serupa setelah pandemi Covid-19. Banyak negara di seluruh dunia telah mengembangkan program visa serupa untuk menarik pekerja jarak jauh. Kazakhstan mengikutinya dengan membuat programnya sendiri untuk mendatangkan profesional terampil dari berbagai bidang.
Beberapa negara yang menawarkan visa digital nomad di antaranya Spanyol yang mengizinkan para profesional jarak jauh untuk tinggal dan bekerja hingga satu tahun, dengan opsi untuk diperpanjang. Visa D7 Portugal juga menargetkan mereka yang memiliki pendapatan pasif, termasuk pekerja lepas digital. Visa ini menjadi populer karena dapat mendatangkan para profesional terampil ke tempat-tempat baru, meningkatkan perekonomian lokal, dan menumbuhkan budaya mobilitas global.
Peluncuran visa Neo Nomad diharapkan dapat memperkuat posisi Kazakhstan sebagai destinasi yang diinginkan para pelancong global, tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang indah dan pengalaman budaya, tetapi juga lingkungan yang stabil untuk bekerja dan produktivitas.