Menteri Maruarar Soroti Banyaknya Hunian Pekerja di Kawasan Industri Batang yang Belum Ditempati

1 day ago 10

(Beritadaerah-Batang) Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menyampaikan kekhawatirannya terhadap rendahnya tingkat pemanfaatan rumah susun di kawasan industri strategis. Dari sepuluh menara hunian pekerja yang telah rampung dibangun di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sebanyak lima menara hingga kini belum ditempati.

Dalam kunjungannya ke lokasi pada hari Selasa, tanggal dua puluh sembilan April dua ribu dua puluh lima, Maruarar menilai bahwa proyek tersebut tidak direncanakan dengan matang. Ia menyebutkan bahwa kondisi ini menyebabkan pemborosan terhadap anggaran negara.

“Pembangunan rumah susun ini tidak dijalankan dengan perencanaan yang cermat. Lima menara belum dimanfaatkan secara optimal sejak selesai pada dua ribu dua puluh dua. Hal ini tentu merugikan keuangan negara,” ujar Maruarar.

Sebagai langkah awal, Menteri Maruarar langsung berdialog dengan sejumlah pihak terkait untuk menelusuri akar permasalahan. Ia bertemu dengan Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Ngurah Wirawan, Bupati Batang M. Faiz Kurniawan, dan pejabat pelaksana dari Balai Perumahan Jawa Tengah.

Selain melakukan dialog, ia turut meninjau langsung kondisi fisik bangunan, termasuk tower yang telah dihuni oleh para pekerja industri serta menara yang sedang mengalami renovasi oleh perusahaan asal Taiwan, PT Yih Quan Footwear, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pekerja dari berbagai negara.

Dari pengamatannya, Maruarar menemukan sejumlah unit yang mengalami perubahan fungsi. Banyak hunian yang awalnya dirancang untuk pekerja konstruksi, kini dialihfungsikan untuk pekerja industri. Akibat perubahan ini, beberapa unit terpaksa direnovasi menggunakan dana negara melalui perusahaan milik negara.

“Bangunan diubah fungsinya tanpa perencanaan yang jelas. Saya akan menurunkan tim untuk menyelidiki penyebab ketidaksesuaian ini. Bila ditemukan pelanggaran hukum, termasuk indikasi korupsi, akan kami tindak tegas, tanpa pandang bulu. Bahkan jika itu melibatkan staf dari kementerian saya sendiri,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Jawa Tengah, Enfy Diana Dewi, menegaskan bahwa seluruh menara telah selesai dibangun dan diserahkan kepada pengelola, yaitu Danareksa. Ia menyatakan komitmen untuk terus berkoordinasi agar seluruh hunian dapat segera dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Di sisi lain, Direktur Utama PT KITB, Ngurah Wirawan, menjelaskan bahwa saat ini tujuh perusahaan telah beroperasi dan memanfaatkan fasilitas rumah susun. Ia juga menyebutkan bahwa tujuh perusahaan lain tengah membangun fasilitas industri, yang diharapkan akan meningkatkan tingkat keterhunian hunian pekerja di masa mendatang.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |