TEMPO.CO, Jakarta - Konjungsi atau disebut juga sebagai kata hubung adalah kata tugas yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.
Salah satu jenis konjungsi yang digunakan dalam penulisan teks eksplanasi adalah konjungsi kausalitas. Berikut ini ulasan tentang konjungsi kausalitas, jenis-jenis, hingga contohnya.
Pengertian Konjungsi Kausalitas
Melansir laman jurnal.unikal.ac.id, konjungsi kausalitas merupakan kata hubung yang menyatakan hubungan sebab atau alasan atas terjadinya peristiwa pada klausa utama. Konjungsi kausal juga disebut sebagai konjungsi penyebaban yang menyatakan hubungan terhadap dasar alasan dari terjadinya peristiwa.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konjungsi dapat dimaknai sebagai kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.
Sedangkan kausal diartikan sebagai suatu hal yang bersifat menyebabkan kejadian, bersifat saling menyebabkan, atau hubungan yang bersebab akibat.
Dengan demikian, konjungsi kausalitas dapat dimaknai sebagai kata atau ungkapan penghubung yang bersifat menyebabkan suatu peristiwa. Konjungsi kausal termasuk ke dalam konjungsi koordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua atau lebih klausa, karena kedudukannya yang tidak sederajat.
Jenis-Jenis Konjungsi Kausalitas
Mengutip journal.unnes.ac.id, konjungsi kausalitas dibagi menjadi empat jenis, meliputi konjungsi akibatan, konjungsi alahan, konjungsi eksesif, dan konjungsi sebab. Berikut rinciannya:
Konjungsi Akibatan
Konjungsi akibatan digunakan untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat antara dua peristiwa. Kata penghubung seperti sebab itu dan karena itu sering digunakan dalam konjungsi akibatan untuk menjelaskan hasil dari suatu tindakan.
Konjungsi Alahan
Konjungsi alahan dipakai untuk menyatakan penolakan atau ketidaksetujuan terhadap suatu pernyataan. Kata penghubung yang lazim dalam konjungsi alahan adalah walaupun demikian dan biarpun begitu, yang berfungsi untuk mengoreksi atau membantah.
Konjungsi Eksesif
Konjungsi eksesif digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang melebihi batas atau sangat berlebihan. Pada umumnya, konjungsi eksesif menggunakan kata-kata seperti sampai-sampai, malahan, dan bahkan untuk menekankan intensitas yang tinggi.
Konjungsi Sebab
Konjungsi sebab digunakan untuk menghubungkan dua kalimat yang menjelaskan alasan atau penyebab dari suatu peristiwa. Kata-kata penghubung seperti oleh sebab itu, karena, dan sebab adalah contoh yang umum dipakai dalam konjungsi sebab.
Contoh Konjungsi Kausalitas
Untuk memudahkan dalam memahami jenis-jenis konjungsi kausalitas, berikut beberapa contoh penggunaannya dalam berbagai kalimat:
Konjungsi Akibatan
- Hujan deras mengguyur sepanjang hari, sebab itu, banyak jalanan yang tergenang banjir.
- Dia bekerja keras untuk menyelesaikan proyeknya, karena itu, ia mendapatkan penghargaan dari perusahaannya.
- Keterlambatannya dalam mengumpulkan tugas, sebab itu, nilainya menurun drastis.
Konjungsi Alahan
- Harganya sangat mahal, walaupun demikian banyak orang yang tetap membeli karena kualitasnya tinggi.
- Cuacanya sangat buruk, biarpun begitu, kami tetap melanjutkan perjalanan sesuai rencana.
- Jalanan macet luar biasa, walaupun demikian, ia berhasil tiba tepat waktu di pertemuan tersebut.
Konjungsi Eksesif
- Ia begitu serius mengerjakan laporan, sampai-sampai lupa makan sepanjang hari.
- Mereka sudah berusaha keras, malahan hasil yang didapat tidak sesuai harapan.
- Konser itu sangat menghibur, bahkan para penonton tidak ingin meninggalkan tempat hingga acara selesai.
Konjungsi Sebab
- Toko itu tutup lebih awal hari ini, oleh sebab itu, kami harus mencari tempat lain untuk berbelanja.
- Dia tidak datang ke acara tersebut karena sedang sakit.
- Sebab hujan deras, acara perayaan di taman terpaksa dibatalkan.