Proses Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

9 hours ago 6

Anak-anak memiliki tahapan perkembangan kognitif sesuai dengan usianya | tribunnews

JOGLOSEMARNEWS.COM Perkembangan kognitif pada anak merupakan proses penting yang menentukan bagaimana seorang individu memahami dunia, membangun pengetahuan, dan menjalin interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui tahapan-tahapan yang khas, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri anak seperti kematangan otak, maupun dari faktor luar seperti pengalaman serta interaksi sosial.

Jean Piaget, seorang tokoh penting dalam psikologi perkembangan, mengemukakan teori yang sangat berpengaruh mengenai tahapan perkembangan kognitif anak. Ia menjelaskan bahwa anak-anak membangun pengetahuan mereka melalui interaksi aktif dengan lingkungan, dan perkembangan ini berlangsung secara bertahap, di mana setiap tahap mencerminkan perubahan cara berpikir yang unik sesuai dengan usia dan kematangan anak.

Dua tahap awal dalam teori Piaget yang memiliki peran sangat penting dalam membentuk dasar-dasar kemampuan kognitif anak adalah tahap sensorimotor dan tahap praoperasional.

Tahap sensorimotor berlangsung sejak bayi lahir hingga usia sekitar dua tahun. Pada tahap ini, bayi mulai belajar memahami dunia melalui indera dan aktivitas motorik. Penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan rasa menjadi alat utama untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar, ditambah dengan gerakan-gerakan seperti menggenggam, merangkak, atau berjalan. Dari berbagai pengalaman ini, bayi mulai mengenali objek, orang, dan kejadian di sekelilingnya.

Seiring waktu, bayi belajar memanipulasi benda-benda untuk memahami sifatnya, seperti menggoyangkan atau melempar suatu objek. Proses eksplorasi ini membantu bayi membangun konsep penting yang disebut permanensi objek — yaitu pemahaman bahwa benda tetap ada meskipun tidak terlihat. Tahap ini juga menjadi masa krusial bagi pembentukan koneksi antar neuron di otak.

Stimulasi dari lingkungan serta interaksi sosial, seperti diajak berbicara atau bermain oleh orang tua, mempercepat perkembangan neurologis dan kognitif anak. Namun demikian, kemampuan berpikir bayi pada tahap ini masih sangat sederhana dan belum mencakup pemikiran abstrak atau logis. Segala pemahaman masih bergantung pada pengalaman konkret yang mereka alami secara langsung.

Memasuki usia dua hingga tujuh tahun, anak-anak masuk ke dalam tahap praoperasional. Pada fase ini, mereka mulai menggunakan simbol-simbol, seperti kata-kata dan gambar, untuk mewakili benda atau kejadian nyata. Perkembangan bahasa berlangsung dengan sangat pesat, dan anak semakin lancar mengekspresikan pikiran serta perasaannya, baik melalui kata-kata maupun lewat permainan pura-pura. Imajinasi anak menjadi sangat hidup, dan mereka mulai bermain peran sebagai dokter, guru, atau tokoh dongeng favorit.

Namun, cara berpikir anak pada tahap ini masih bersifat egosentris. Mereka menganggap bahwa semua orang melihat dunia dengan cara yang sama seperti mereka. Kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain masih terbatas, sehingga empati dan kemampuan sosial masih dalam proses perkembangan. Selain itu, meskipun anak mulai mampu mengelompokkan benda berdasarkan satu ciri tertentu — misalnya warna atau bentuk — mereka belum bisa memusatkan perhatian pada lebih dari satu aspek dalam waktu yang sama. Ini terlihat dari kesulitan mereka memahami konsep konservasi, seperti menyadari bahwa volume air tetap sama meskipun dituangkan ke dalam wadah dengan bentuk berbeda.

Aktivitas simbolik anak mengalami kemajuan pesat di tahap ini. Mereka mulai menggambar dengan maksud tertentu, bercerita dengan lebih runtut, serta mengingat kejadian-kejadian masa lalu. Perlahan, mereka juga mulai membentuk pemahaman mengenai berbagai fenomena, seperti membedakan antara benda hidup dan benda mati. Akan tetapi, pemikiran mereka masih terbatas pada hal-hal konkret yang bisa mereka lihat dan alami langsung. Anak belum mampu berpikir secara abstrak atau memahami konsep yang bersifat teoritis.

Perjalanan dari tahap sensorimotor ke tahap praoperasional menunjukkan lompatan besar dalam perkembangan kognitif anak. Dari yang semula hanya mengandalkan indera dan gerakan fisik untuk memahami dunia, anak mulai memasuki masa di mana bahasa, simbol, dan imajinasi memainkan peran penting dalam proses belajar. Meskipun masih ada keterbatasan dalam cara berpikir mereka, kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan dan menyerap pengalaman terus meningkat secara signifikan.

Memahami kedua tahap ini sangat penting bagi orang tua, pendidik, dan pengasuh. Dengan mengetahui karakteristik khas pada masing-masing fase, mereka dapat memberikan stimulasi dan pendampingan yang tepat sesuai dengan tahap perkembangan anak. Dukungan yang sesuai akan membantu anak mengoptimalkan potensi kognitifnya, dan secara bertahap membentuk kemampuan berpikir yang lebih logis, kompleks, serta keterampilan sosial yang lebih matang. [*]

Rizka Marsa M

Penulis adalah Mahasiswa Semester 2 Fakultas Psikologi,

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |