Resmi Jadi Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Dr. Mochamad Sodik Ajak Akademisi Jaga Api Ilmu dan Kamanusiaan

11 hours ago 13
Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. | Istimewa

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menorehkan catatan penting dalam perjalanan akademiknya. Salah satu putra terbaik kampus itu, Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si., kini resmi menyandang gelar Guru Besar bidang Sosiologi Gerakan Keagamaan.

Kepastian tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) tentang Kenaikan Jabatan Akademik Dosen menjadi Guru Besar Periode I Tahun 2025, yang diserahkan langsung oleh Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar kepada 94 dosen PTKIN se-Indonesia. Prosesi penyerahan digelar secara hybrid pada Kamis (23/10/2025).

Dalam sambutannya, Prof. Sodik menegaskan bahwa predikat Guru Besar bukanlah simbol kehormatan, melainkan amanah yang harus dijaga. “Menjadi Guru Besar artinya siap menjaga api ilmu agar tidak padam. Ilmu bukan milik ruang kuliah, tapi harus menyalakan kemajuan masyarakat dan martabat bangsa,” ujarnya penuh makna.

Sebagai Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, Prof. Sodik dikenal piawai memadukan peran manajerial dan akademik. Di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM), ia mengampu mata kuliah Sosiologi Gerakan Keagamaan—bidang yang menjadi napas akademiknya selama puluhan tahun.

Perjalanan Ilmu dan Kepemimpinan

Lahir di Kediri, Jawa Timur, Prof. Sodik memulai kiprahnya di dunia pendidikan tinggi dengan menempuh dua studi sarjana sekaligus: di Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga (1987) dan Sosiologi Universitas Gadjah Mada (1989). Ia kemudian melanjutkan magister dan doktoral di UGM, dengan disertasi berjudul “Melawan Stigma Sesat: Strategi Jamaah Ahmadiyyah Indonesia (JAI)” (2015) di bawah bimbingan Prof. Dr. Susetiawan, Prof. Dr. M. Amin Abdullah, dan Prof. Dr. Khoirudin Basyori.

Sosoknya dikenal visioner selama dua periode menjabat sebagai Dekan FISHUM (2016–2024). Di bawah kepemimpinannya, fakultas tersebut menjadi ruang perjumpaan antara ilmu sosial modern dan nilai-nilai keislaman yang inklusif. Ia mendorong dosen muda agar lintas disiplin, terbuka terhadap riset-riset baru, dan berorientasi pada pengabdian masyarakat.

Karya dan Komitmen Intelektual

Selain mengajar dan memimpin, Prof. Sodik juga dikenal sebagai akademisi produktif. Beberapa karya tulisnya seperti “Gejolak Santri”, “Mencairkan Kebekuan Fiqih: Membaca KHI”, dan “Gender Best Practice” memperlihatkan konsistensinya terhadap isu-isu sosial-keagamaan dan keadilan gender.

Ia kerap menyuarakan bahwa ilmu sosial dan keagamaan tak boleh berjalan sendiri-sendiri. “Keduanya harus saling menuntun agar masyarakat tidak hanya berilmu, tetapi juga beradab,” ujarnya dalam salah satu sesi diskusi akademik.

Pesan untuk Generasi Akademik Muda

Di hadapan civitas akademika UIN Sunan Kalijaga, Prof. Sodik menitipkan pesan empat pilar menuju Guru Besar.
“Motivasi diri yang kuat, lingkungan akademik yang mendukung, perencanaan karier yang jelas, serta evaluasi tridarma yang berkesinambungan,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Pengukuhan Prof. Sodik menjadi bukti bahwa UIN Sunan Kalijaga terus berperan sebagai “kampus peradaban” — tempat di mana ilmu, iman, dan kemanusiaan berpadu. Di tengah derasnya arus perubahan, api ilmu tetap dijaga agar tak padam di tangan para penjaga peradaban. [*]

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |