TEMPO.CO, Jakarta - Dalam Pemilu AS yang baru saja digelar, capres dari Partai Republik Donald Trump menang telak atas kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Pelbagai ucapan selamat didapat Trump dari sejumlah pemimpin negara di dunia. Tak terkecuali dari negara-negara di Timur Tengah yang tengah menghadapi ketegangan dan konflik berdarah, seperti Iran dan Palestina. Berikut adalah tanggapan dari beberapa pihak atas kemenangan Donald Trump:
1. Iran: Anggap Remeh
Seperti informasi yang dinukil dari Antaranews, Fatemeh Mohajerani, juru bicara pemerintah Iran menyebut kemenangan Trump dalam pemilu AS tidak berdampak besar bagi kebijakan Iran. Dalam pernyataannya yang disiarkan oleh stasiun televisi pemerintah IRIB, Mohajerani mengatakan bahwa kebijakan Iran tidak akan berubah terlepas dari siapa yang menjadi presiden AS.
“Pemilihan Presiden AS tidak relevan bagi kami. Kebijakan AS dan Iran tetap dan tidak berubah seiring perubahan individu,” ucapnya pada Rabu 6 November 2024.
Ekonomi Iran memang mengalami tekanan berat akibat sanksi AS yang diperketat di masa kepresidenan Trump. Langkah Trump yang menarik AS dari perjanjian nuklir 2018 dan memberlakukan kembali sanksi memicu kekhawatiran, terutama di tengah dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok di Timur Tengah seperti Hizbullah dan Houthi yang sering ditentang keras oleh AS dan Israel.
Meski pemerintah mengklaim bahwa pemilu AS tidak akan memengaruhi Iran, mata uang rial mengalami penurunan ke nilai terendah sepanjang sejarah, mencerminkan keresahan ekonomi di kalangan masyarakat.
Narasumber lain, seorang warga Teheran bernama Amir Aghaeian menyampaikan kekhawatirannya bahwa sanksi AS di bawah kepemimpinan Trump mungkin akan semakin diperketat. “Hal-hal yang tidak menguntungkan kita akan menjadi lebih buruk,” ujarnya.
2. Otoritas Palestina: Harapan Kerja Sama
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan ucapan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya, sembari berharap untuk kerja sama demi perdamaian di kawasannya. Dikutip dari CBS News, dalam pesannya, Abbas mengharapkan komitmen AS terhadap rakyat Palestina. Terlebih terhadap perdamaian, kemerdekaan, dan penentuan nasib sendiri sesuai hukum internasional. “Kami akan tetap teguh dalam komitmen kami terhadap perdamaian,” kata Abbas, seraya mengungkapkan harapan agar AS mendukung aspirasi rakyat Palestina.
Namun, di Jalur Gaza, warga yang hidup di tengah konflik merasa skeptis terhadap dampak pergantian kepemimpinan di AS. “Bagi saya, Partai Republik atau Demokrat adalah hal yang sama,” ucap seorang warga Gaza, Firas Abu Firas.
3. Hamas: Hentikan Agresi Militer
Sementara itu, Basem Naim, pejabat senior dari Hamas yang menguasai Jalur Gaza juga menyampaikan harapan (terhadap Donald Trump menang Pilpres AS). Menurut Naim, rakyat Palestina berharap ada penghentian agresi Zionis terhadap mereka, terutama di Gaza. “Palestina menantikan penghentian segera agresi terhadap rakyat kami, terutama di Gaza, dan pencapaian hak-hak mereka yang sah atas kebebasan dan kemerdekaan,” ujar Naim.
Di tengah perang yang masih berlangsung antara Israel dan Hamas, solusi dua negara yang sempat diusulkan AS dan beberapa negara lainnya tampak semakin sulit dicapai. Dengan pemerintahan Israel saat ini yang menentang gagasan negara Palestina, rakyat Palestina merasa pesimistis terhadap perubahan yang dapat dibawa oleh pemimpin baru AS.
Artikel ini terbit di bawah judul Respons Pejabat Iran, Otoritas Palestina, dan Petinggi Hamas Atas Donald Trump Menang Pemilu AS