Singkong Desa Cikarawang Hasilkan Bioplastik, Produknya Sampai ke Jepang

22 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Singkong, bahan pangan sederhana yang dikenal murah, bisa naik kelas menjadi komoditas bernilai tinggi. Petani lokal di Desa Cikawarang bersama Greenhope berhasil mengolah singkong menjadi produk inovatif, termasuk bioplastik ramah lingkungan yang telah diekspor ke pasar global, termasuk Jepang.

Ketua kelompok Tani Setia Cikarawang Ujang mengatakan, berawal ingin menjadi desa mandiri yang dapat mensejahterakan warga, pihaknya melakukan kolaborasi dengan Greenhope. Kolaborasi ini dalam bentuk pelatihan, pembinaan dan pendampingan diberikan, agar hasil dari pertanian memiliki nilai ekonomi tinggi. "Tidak hanya bantuan, tapi kami juga dapat pelatihan bagaimana bahan baku singkong dapat menjadi tepung. Selain itu, Alhamdulillah kita juga dibantu mengenai packaging," kata Ujang dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 25 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CEO Greenhope Tommy Tjiptadjaja mengatakan melalui teknologi Ecoplas dan Naturloop, Tommy memastikan singkong dari petani lokal dapat diubah menjadi resin bioplastik yang dapat terurai secara alami. Produk ini adalah solusi yang bisa menjadi alternatif mengganti plastik konvensional yang tidak ramah lingkungan. "Ini inovasi dalam negeri yang kontekstual dan efektif mengurangi jejak karbon dan polusi mikroplastik, sambil membawa dampak positif sosial-ekonomi untuk petani Indonesia," katanya. 

Greenhope, bersama Kelompok Tani Setia, telah mengembangkan kapasitas petani lokal melalui pelatihan intensif, pendampingan berkelanjutan, dan dukungan fasilitas produksi. Para petani kini mampu mengolah singkong menjadi produk bernilai tinggi seperti tepung mocaf, mie instan mocaf, hingga produk bioplastik berbasis singkong yang menggunakan teknologi mutakhir seperti ecoplas dan naturloop. Salah satu produk unggulan, sedotan bioplastik, kini telah menjadi solusi alternatif plastik konvensional di pasar global.

Tommy menjelaskan, berkat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk petani dan pemerintah, industri bioplastik bisa terus maju. Sehingga, Indonesia yang kaya akan sumber dayanya akan mendapat manfaat dari hulu hingga hilir.  "Kami bersyukur adanya dukungan dari sejumlah pihak. Dari lahirnya industri bioplastik Indonesia terjadi penyerapan yang konstan, sehingga singkong yang dihasilkan petani memiliki nilai ekonomi tinggi dan tercapai kesejahteraan bersama," katanya.

Sebelumnya, pemanfaatan bioplastik menempati nomor 10 dari 17 program prioritas pemerintah dalam buku “Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045”. Yaitu yang terkait “Menjamin Pelestarian Lingkungan Hidup”, dengan penekanan pemanfaatan bioplastik dalam kehidupan sehari-hari perlu diupayakan sesegera mungkin. 

Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Faisal Malik Hendropriyono menilai produk dari pati singkong ini, setidaknya turut membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah plastik. Produk ini bisa menjadi solusi agar plastik bisa cepat terurai. "Produk bioplastik dari singkong ini tidak hanya membantu mengurangi polusi plastik, tetapi juga menciptakan solusi ramah lingkungan yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,” ujar Diaz.

Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup, Damayanti Ratunanda menyampaikan bahwa pihaknya selalu berkomitmen mendukung isu keberlanjutan. Hal itu ditunjukkan dengan peluncuran program Catalytic Funding bersama United Nations Development Programme (UNDP) untuk membantu beberapa instansi memperluas dampak positifnya terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola. "Kami senang melihat wajah-wajah para petani hari ini yang tersenyum karena kami melihat memang sudah ada solusi untuk menjual produk-produk dan alternatif produk dari petani- petani” ucapnya.

Nila Murti ASSIST National Project Manager UNDP ingin terus mengakselerasi kontribusi dari sektor swasta untuk bisa mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Nila menilai seluruh rangkaian program ini bermanfaat untuk memberdayakan para petani. "Tidak hanya memproduksi singkong untuk bahan pangan, tetapi juga untuk menghasilkan produk material sebagai bahan untuk membuat produk- produk yang biodegradable dan sudah diterima manfaatnya oleh banyak pelanggan. Kami berharap ini bisa terus dilanjutkan," ujar Nila.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |