Top 3 Dunia: Alasan PM Kanada Justin Trudeau Mundur, Cina Sambut RI di BRICS

22 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin dimulai dari alasan di balik mundurnya Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Ia mengumumkan mundur dari jabatannya pada Senin, 6 Januari 2025.

Berita lainnya top 3 dunia adalah Jokowi masuk nominasi tokoh terkorup OCRC hingga Dubes Cina sambut keanggotaan Indonesia di BRICS. Berikut selengkapnya: 

1. Sederet Alasan Justin Trudeau Mundur dari Jabatan PM Kanada, Apa Saja?

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan akan mundur dari jabatannya pada Senin, 6 Januari 2025. Ia berencana mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Liberal, di tengah meningkatnya perbedaan pendapat internal.

Dilansir dari Al Jazeera, pengumumannya pada hari Senin menyusul serangkaian spekulasi mengenai masa depan politiknya. Ia telah bertengkar dengan mantan sekutunya, mosi tidak percaya pada akhir Januari, dan menurunnya angka jajak pendapat.

“Setiap pagi saya bangun sebagai perdana menteri, saya terinspirasi oleh ketahanan, kemurahan hati, dan tekad warga Kanada,” kata Trudeau dalam sambutannya dari kediamannya di Rideau Cottage di Ottawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengunduran diri Justin Trudeau tidak mengejutkan. Alasan pengunduran dirinya beragam. Ia telah menghadapi tekanan selama berbulan-bulan dari dalam partainya sendiri. Semakin banyak anggota parlemen Liberal mendesaknya untuk mengundurkan diri sebelum pemilihan berikutnya. Ia juga harus berhadapan dengan kemarahan publik yang meluas karena krisis ekonomi di Kanada mulai dari naiknya harga bahan makanan hingga perumahan.

Yang terbaru, ancaman Amerika Serikat yang merupakan mitra dagang terbesar Kanada. Presiden terpilih Donald Trump  menyatakan akan mengenakan tarif impor sebesar 25 persen terhadap barang dari Kanada yang memicu rentetan kritik baru. Ini mendorong salah satu sekutu politik utama Trudeau, Menteri Keuangan Chrystia Freeland, untuk mengundurkan diri.

Simak di sini selengkapnya. 

2. Duta Besar Cina Menyambut Positif Indonesia Jadi Anggota BRICS

Duta Besar Cina untuk Indonesia, Wang Lutong, menyambut positif dan senang Indonesia bisa bergabung dengan BRICS. Sebelumnya, Brasil selaku ketua BRICS tahun ini, mengumumkan Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS. 

"Kami mengetahui Indonesia baru saja menjadi anggota penuh BRICS, dan kami sangat bangga akan hal itu," kata Wang Lutong saat menghadiri konferensi pers pengumuman pemenang kompetisi logo 75 tahun Indonesia-Cina yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Perpustakaan Masjid Istiqlal pada Selasa, 7 Januari 2025.

Wang berharap Cina dan Indonesia dapat terus bermitra atau bekerja sama memajukan kemitraan strategis yang komprehensif ini. 

Di tempat terpisah, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Indonesia, sebagai negara berkembang yang besar dan kekuatan penting di Global South, sangat menghargai semangat BRICS dan mengambil bagian aktif dalam kerja sama "BRICS Plus". Masuknya Indonesia secara resmi ke dalam BRICS sesuai dengan kepentingan bersama negara-negara anggota BRICS dan Global South.

"Kami percaya Indonesia akan memberikan kontribusi aktif bagi perkembangan BRICS," dilansir dari Antara. 

Simak di sini selengkapnya. 

3. Daftar Tokoh Terkorup Versi OCCRP dari Tahun ke Tahun, Jokowi Masuk Nominasi 2024

Organisasi jurnalis investigasi dunia, Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menuai sorotan setelah menempatkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi dalam nominasi tokoh terkorup 2024. Kendati predikat Person of the Year in Organized Crime and Corruption 2024 disandangkan kepada Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, nominasi ini tetap mengundang polemik.

Orang-orang yang kontra dengan Jokowi menggunakan nominasi ini sebagai senjata untuk menyoroti kiprah Pesiden RI periode 2014-2024 itu. Sentimen miring muncul seiring terbitnya laporan ini. Di sisi lain, para pendukung Jokowi bersikeras bahwa nominasi oleh OCCRP sebagai tudingan tak berdasar dan berujung fitnah. Mereka bahkan ada yang berniat membawa polemik ini ke ranah hukum.

Setelah menjadi perbincangan, Pendiri OCCRP, Drew Sullivan, akhirnya buka suara. Pihaknya mengatakan penetapan nominasi tokoh terkorup yang dilakukan sejak 2012 tersebut merupakan usul dari masyarakat di seluruh dunia. Ia mengatakan OCCRP tidak memiliki kendali atas siapa yang dicalonkan karena didasarkan pada saran yang datang dari orang di seluruh dunia.

Terkait munculnya nama Jokowi, Sullivan menjelaskan, OCCRP memang tidak memiliki bukti bahwa presiden ke-7 RI itu terlibat dalam perbuatan korupsi untuk keuntungan pribadi selama menjabat presiden. Namun berbagai kelompok masyarakat sipil dan para ahli mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi secara signifikan melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia.

Baca selengkapnya di sini. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |