TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump berjanji menaikkan tarif masuk barang impor dari Cina. Ia juga akan mengenakan tarif masuk terhadap barang-barang dari Meksiko dan Kanada sebesar 25 persen. Pengenaan tarif masuk ini sebagai tanggapan atas penyeberangan perbatasan yang tidak teratur dan perdagangan narkoba.
Pengumuman Trump pada hari Senin mengguncang pasar internasional. Kebijakannya ini menjadi indikasi paling jelas bahwa ia bermaksud untuk menerapkan kebijakan ekonomi tidak lazim "America First."
Dalam sebuah unggahan di platform media sosialnya Truth Social, Trump mengatakan bahwa ia akan mengenakan tarif pada produk impor Meksiko dan Kanada pada hari pertama pemerintahannya. Kebijakan itu akan tetap berlaku hingga masuknya imigran ilegal dari Meksiko dan perdagangan narkoba berakhir.
“Baik Meksiko maupun Kanada memiliki hak dan kekuatan mutlak untuk dengan mudah menyelesaikan masalah yang telah lama mendidih ini,” kata Trump dilansir dari Al Jazeera.
“Kami dengan ini menuntut mereka untuk menggunakan kekuatan ini. Sampai saat itu tiba, sudah waktunya bagi mereka untuk membayar harga yang sangat besar!”
Trump mengatakan dalam posting berikutnya bahwa ia juga akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen pada Cina. Kebijakan itu diterapkan hingga Cina menghentikan penyelundupan fentanil. Belum jelas apakah tarif yang diusulkan Trump akan menjadi tambahan atau pengganti tarif yang diusulkannya saat kampanye.
Selama kampanye presiden, Trump mengatakan ia akan mengenakan tarif sebesar 60 persen atau lebih pada impor barang-barang Cina. Ia mengatakan dapat mengenakan tarif sebesar 1.000 persen atau lebih tinggi pada kendaraan yang diimpor dari Meksiko.
"Perwakilan Cina mengatakan kepada saya bahwa mereka akan menerapkan hukuman maksimal, yaitu hukuman mati, bagi pengedar narkoba yang tertangkap melakukan hal ini. Namun, sayangnya, mereka tidak pernah menindaklanjutinya. Narkoba terus mengalir ke negara kita, sebagian besar melalui Meksiko, dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Trump.
Pengumuman Trump menarik tanggapan cepat dari Ottawa dan Beijing dan bergema di seluruh pasar internasional. Mata uang termasuk dolar Kanada, peso Meksiko, euro, pound Inggris, won Korea dan dolar Australia melemah terhadap dolar AS.
Wakil Perdana Menteri Kanada dan Menteri Keuangan Chrystia Freeland mengatakan Kanada dan AS memiliki hubungan yang kuat dan dekat, terutama di bidang perdagangan dan keamanan perbatasan. "Kanada menempatkan keamanan perbatasan dan integritas perbatasan bersama sebagai prioritas tertinggi. Hubungan kita saat ini seimbang dan saling menguntungkan, khususnya bagi pekerja Amerika," kata Freeland dalam sebuah pernyataan yang tidak secara langsung merujuk pada ancaman tarif Trump.
“Saat ini, Kanada membeli lebih banyak dari Amerika Serikat dibandingkan dengan gabungan pembelian Cina, Jepang, Prancis, dan Inggris.”
Perdana Menteri Ontario Doug Ford mengatakan tarif yang diusulkan akan menghancurkan para pekerja dan lapangan pekerjaan di kedua negara. "Pemerintah federal perlu menanggapi situasi di perbatasan kita dengan serius. Kita memerlukan pendekatan dan respons Tim Kanada – dan kita memerlukannya sekarang," kata Ford dalam sebuah posting di X.
Kedutaan Besar Cina di Washington, DC mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang akan memenangkan perang dagang antara kedua belah pihak. “Terkait isu tarif AS terhadap Cina, kami yakin bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS saling menguntungkan,” kata juru bicara Liu Pengyu dalam sebuah pernyataan.