TEMPO.CO, Jakarta - Kegiatan mencuci baju menjadi salah satu pekerjaan rumah yang paling dibenci bagi sebagian dari kita. Proses panjang yang melelahkan karena berurusan dengan tumpukan baju kotor berkilo-kilo yang harus dibersihkan.
Proses pembersihan itu juga harus diperhatikan apakah masih ada noda dan busa sabun yang tertinggal. Setelah proses panjang sedemikian rupa, nyatanya beberapa kebiasaan mencuci dapat merusak kain tanpa kita sadari. Apa saja itu?
1. Tidak Perlu Membaca Label Perawatan Pakaian
Hal penting pertama yang sering dilewatkan adalah tidak membaca label perawatan pakaian. Pernahkah Anda mengalami pakaian yang menyusut atau luntur warnanya di seluruh bagian atau jaket microfiber yang keluar dari mesin cuci dengan serat yang tidak jelas? Tentu saja hal ini dapat dicegah jika sebelumnya memperhatikan label perawatan pakaian.
Label-label tersebut mengidentifikasi kandungan serat dan memberikan instruksi pembersihan yang tepat. Meskipun sebagian besar produsen akan merekomendasikan metode pembersihan yang paling konservatif untuk menjaga agar pakaian tetap terlihat baru, dengan pengalaman mencuci, Anda dapat memutuskan apakah akan mencuci dengan mesin cuci, mencuci dengan tangan, atau dry clean.
2. Pakaian Wangi Sama dengan Bersih
Nyatanya pakaian wangi bukan berarti bersih. Pakaian bersih justru tidak memiliki bau berminyak, keringat, atau bau makanan. Deterjen beraroma kuat sering kali menutupi bau-bau tersebut. Namun bau-bau tersebut akan kembali muncul saat panas tubuh kita melepaskannya dari kain. Hal ini dapat Anda cek dengan mencoba mencuci pakaian dengan deterjen tanpa pewangi untuk mengetahui apakah pakaian Anda sudah bersih.
3. Banyak Deterjen Makin Bersih
Jika Anda masih beranggapan menggunakan banyak deterjen berarti membuat pakaian Anda semakin bersih, Anda keliru. Justru hal ini dapat memperburuk kondisi kain pakaian Anda. Deterjen yang berlebihan akan meninggalkan residu pada kain yang memerangkap tanah dan bau serta membuat pakaian terasa kaku dan gatal.
Salah satu kebiasaan mencuci terburuk adalah mengisi mesin cuci dan menuangkan deterjen cair ke atas pakaian kotor atau memasukkan segenggam deterjen ke dalam mesin cuci. Padahal mesin cuci bukaan depan dan bukaan atas berefisiensi tinggi hanya membutuhkan satu pod atau sekitar dua sendok teh deterjen cair per cucian penuh.
4. Sudah Tidak Zaman Pakai Air Panas
Jika Anda hidup di masa lalu di mana pakaian menggunakan jenis kain katun atau linen tebal, membersihkannya menggunakan air mendidih di dalam panci dengan api yang menyala menjadi sesuatu yang wajar dan normal. Selain itu, jenis kain tersebut mampu menahan suhu tinggi.
Berbeda dengan masa sekarang di mana kebanyakan pakaian menggunakan jenis kain seperti kain sintetis masa kini dan sutra serta katun alami yang ditenun dengan halus tentunya tidak akan tahan jika dicuci dengan cara yang sama dengan zaman dulu. Ditambah lagi, air panas dapat menyebabkan warna gelap pada pakaian memudar.
Dengan kemajuan dalam keampuhan pembersihan oleh detergen, cukup gunakan air dingin atau hangat dalam mencuci baju-baju Anda.
5. Atur dan Lupakan
Kebiasaan buruk dalam mencuci baju yang sering dipandang sebelah mata adalah tidak pernah mengubah tombol setiap akan mencuci dan mengikuti settingan sejak awal. Padahal setiap kali mencuci, muatan cucian berbeda-beda. Pun dengan jenis kainnya. Sehingga akan lebih baik jika Anda meluangkan waktu untuk mengatur ulang ukuran muatan, siklus mesin cuci, suhu air, dan pengaturan pengering untuk setiap muatan cucian.
REAL SIMPLE