TEMPO.CO, Jakarta - Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra yang terikat dengan aturan serta mengandung ide yang kritis dan kreatif dan disusun dengan kata-kata sedemikian rupa sehingga menarik untuk didengar atau dibaca.
Dikutip dari Buku Tematik Terpadu 4, berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi tiga jenis yaitu pantun jenaka, pantun nasihat, dan pantun teka-teki.
Pantun jenaka adalah pantun yang berisi hal-hal lucu dan menarik. Pantun ini bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar dan terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban.
Dengan pantun jenaka, diharapkan suasana akan menjadi semakin riang. Berikut adalah 50 contoh pantun jenaka.
Contoh Pantun Jenaka
Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di pohon palm
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm
Kapal berlayar di laut jawa
Nakhoda mengacungkan jempol
Adik menangis lalu tertawa
Melihat kakak masih mengompol
Buaya putih hidup di rawa
Meronta-ronta terjerat jaring
Perut sakit menahan tawa
Gigi nenek loncat di piring
Buah pisang buah tomat
Disimpan di dalam lumbung padi
Pantas tercium bau menyengat
Rupanya kau belum mandi
Hati-hati dengan bambu rucing, di dalamnya ada lipan.
Bergerak-gerak kumis kucing, melihat tikus bawa senapan.
Ada petir datang kilat
Menyambar benteng dari baja
Semenjak tikus pandai bersilat
Kucing hanya melamun saja.
Putri raja hendak kawin, dengan pangeran dari Selatan
Lucunya melihat penguin, kalau berjalan endut-endutan.
Di kasih hati minta ampela
Gunung Sumbing tempat pengelana
Si kera garuk-garuk kepala
Melihat kambing pakai celana.
Hari minggu pergi memancing
Umpannya dari cacing.
Waktu tikus dikejar kucing
Ia lari terkencing-kencing.
Pasti lucu lihat yang ompong
kalau bicara seperti ngigau.
Karena monyet suka sombong,
pantatnya diseruduk oleh kerbau.
Pagoda kota seribu bangkok
Mekah adalah kota suci
Apa yang kau lakukan sungguh menggoda
Tapi sayang kamu seorang banci
Malam hari main kulintang
Ditemani sobat tersayang
Gimana hati hati kalo bimbang
Kepala botak minta dikepang
Daun sirih daun kelor
Ayam berkokok mau bertelor
Apa isi di balik warna
Satu pistol dua peluru
Seorang anak bernyanyi ria
Sambil bernyanyi menari pula
Siapa yang tidak akan tertawa
Disangka perang ternyata gila
Duduk di atap si kucing betina
Tak hentinya mengeong-ngeong
Kulihat wanita cantik jelita
Malang melanda punggungnya bolong
Hewan-hewan menangis tersedu
Mendengar musik yang sedang diputar
Senyummu manis bagai madu
Membuat hati abang bergetar
Kupu-kupu terbang melintang
Hinggap mengisap bunga layu
Hati di dalam menaruh bimbang
Melihat ikan membaca buku
Kertas putih untuk ditulis
Benang putih dibuat katun
Jika orang suka menulis
Sampai tua tak akan pikun
Pegunungan jalan berliku
Udara pegunungan sungguh enak
Senyuman tampak di wajah kakekku
Melihat cucu sedang berbedak
Tempayan tutupnya miring
Anak perawan kentutnya nyaring
Yang janda kentutnya semriwing
Yang bencong kentutnya garing
Lagi kepepet hilang dompet
Pijem duit pasti dapet
Putih kecil jalannya cepet
Nasi putih nempel di jet
Hewan-hewan menangis tersedu
Mendengar musik yang sedang diputar
Senyummu manis bagai madu
Membuat hati abang bergetar.
Buat jus si buah naga
Kasih susu cap bendera di atasnya
Hati hati pria pria yang hobi menggoda
Karena biasanya mereka itu dari spesies buaya
Buah pisang buah rambutan
Bila dimakan sangat menyehatkan
Siapa buang sampah sembarangan
Pasti temannya orang utan
Orang sehat hidup bersih
Orang sakit hidup kepepet
Siapa yang malas bebersih
Nanti kawinnya sama monyet
Burung perkutut
Burung kutilang
Kok kamu kentut
Tidak bilang-bilang
Pergi ke pasar membeli bebek
Bebek dimasak enak sekali
Adik tertawa geli melihat kakek
Giginya copot usai makan roti
Anak kucing bermain tali
Kera duduk membaca koran
Bagaimana hati tak geli
Kepala botak suka sisiran
Asam kandis asam jawa
Satu peti di dalam kereta
Jikalau nenek sudah tua
Hati atuk tetaplah cinta
Pohon manggis di tepi rawa
Tempat nenek tidur beradu
Sedang menangis nenek tertawa
Melihat kakek bermain gundu
Pergi ke pasar mencari melati
Pulang ke rumah membawa delima
Bagaimana hati tidak geli
Lihat gajah bermain mata
Pagi-pagi minum kopi
Jangan diminum dengan ampasnya
Bagaimana kamu ini
Satu tambah dua masa tak bisa
Ke toko membeli gunting
Tidak lupa membeli peta
Sangatlah heran induk anjing
Melihat anak kucing naik kereta
Pergi memancing ke tepi rawa
Ada belut nyangkut di samsak
Sakit perut gara-gara tertawa
Lihat kucing duduk berbedak
Pergi liburan ke Palembang
Selama di kota naik pedati
Kalau kamu di warung Padang
Bolehkah aku ditraktir lagi
Jalan jalan bersama Putri
Lihat kucing lagi kerokan
Emang nasib aku ini
Sudah tampan jadi rebutan
Ada Arjuna ada Pandawa
Sedang turun mencari kali
Jika monyet sedang tertawa
Wajahnya terlihat lucu sekali
Di dekat sungai ada rumah kosong
Di sampingnya pohon tembakau
Bukannya aku berbohong
Memang ada katak memikul kerbau.
Si Tono rambutnya jambul
Suka diam di atas genteng
Biar dikata kurang gaul
Yang penting tetap ganteng
Jalan-jalan ke Kota Sumedang
Ada kambing makan rumput
Anak-anak begitu senang
Melihat kakek bergoyang dangdut
Berjalan-jalan di pinggir kali
Jangan sampai terpeleset batu
Kalau siang matanya lebar sekali
Begitu malam takut hantu
Berjalan-jalan ke tanah Jawa
Jangan lupa ajak solihin
Hati senang selalu tertawa
Saat dompet penuh isi koin koin
Lompat tali bersama teman
Di tanah lapang yang terbuka
Jatuh bangun saling dorongan
Eh, tetap tertawa riang bersama
Pergi ke pasar bersama Igun
Ikan dibeli penuh satu ember
Melihat kamu aku tertegun
Cantik sih, tapi kok rada nyebelin bener
Beli baju warna biru
Dipakai pergi ke taman ria
Kamu senyum aku pun malu
Senyumnya manis kayak gula
Siang-siang makan kuaci
Makanannya sambil minum kopi
Kamu cakep nggak bertepi
Sayangnya cuma di mimpi
Jalan-jalan ke Jawa Tengah
Di temenin sama mertua
Jangan suka marah-marah
Nanti muka cepat tua
Pagi-pagi minum kopi
Kopinya pahit pakai daun pandan
Walau kita bertengkar tiap hari
Hati ini tetap sayang, tak terpadamkan
Ke pasar beli semangka
Semangkanya manis luar biasa
Kamu janji tak akan lupa
Tapi seringnya malah kena amnesia
Pergi ke pantai naik perahu
Ombaknya tinggi menggulung ombak
Kalau kamu terus begitu
Bisa-bisa makin banyak yang menolak