50 Contoh Pantun Jenaka yang Lucu dan Menarik

6 days ago 12

TEMPO.CO, Jakarta - Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra yang terikat dengan aturan serta mengandung ide yang kritis dan kreatif dan disusun dengan kata-kata sedemikian rupa sehingga menarik untuk didengar atau dibaca. 

Dikutip dari Buku Tematik Terpadu 4, berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi tiga jenis yaitu pantun jenaka, pantun nasihat, dan pantun teka-teki.

Pantun jenaka adalah pantun yang berisi hal-hal lucu dan menarik. Pantun ini bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar dan terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban. 

Dengan pantun jenaka, diharapkan suasana akan menjadi semakin riang. Berikut adalah 50 contoh pantun jenaka. 

Contoh Pantun Jenaka

Jalan-jalan ke rawa-rawa 

Jika capai duduk di pohon palm 

Geli hati menahan tawa 

Melihat katak memakai helm

Kapal berlayar di laut jawa

Nakhoda mengacungkan jempol

Adik menangis lalu tertawa

Melihat kakak masih mengompol

Buaya putih hidup di rawa

Meronta-ronta terjerat jaring

Perut sakit menahan tawa

Gigi nenek loncat di piring

Buah pisang buah tomat

Disimpan di dalam lumbung padi

Pantas tercium bau menyengat

Rupanya kau belum mandi

Hati-hati dengan bambu rucing, di dalamnya ada lipan.

Bergerak-gerak kumis kucing, melihat tikus bawa senapan.

Ada petir datang kilat

Menyambar benteng dari baja

Semenjak tikus pandai bersilat

Kucing hanya melamun saja.

Putri raja hendak kawin, dengan pangeran dari Selatan

Lucunya melihat penguin, kalau berjalan endut-endutan.

Di kasih hati minta ampela

Gunung Sumbing tempat pengelana

Si kera garuk-garuk kepala

Melihat kambing pakai celana.

Hari minggu pergi memancing

Umpannya dari cacing.

Waktu tikus dikejar kucing

Ia lari terkencing-kencing.

Pasti lucu lihat yang ompong

kalau bicara seperti ngigau.

Karena monyet suka sombong, 

pantatnya diseruduk oleh kerbau.

Pagoda kota seribu bangkok

Mekah adalah kota suci

Apa yang kau lakukan sungguh menggoda

Tapi sayang kamu seorang banci

Malam hari main kulintang

Ditemani sobat tersayang

Gimana hati hati kalo bimbang

Kepala botak minta dikepang

Daun sirih daun kelor

Ayam berkokok mau bertelor

Apa isi di balik warna

Satu pistol dua peluru

Seorang anak bernyanyi ria

Sambil bernyanyi menari pula

Siapa yang tidak akan tertawa

Disangka perang ternyata gila

Duduk di atap si kucing betina

Tak hentinya mengeong-ngeong

Kulihat wanita cantik jelita

Malang melanda punggungnya bolong

Hewan-hewan menangis tersedu

Mendengar musik yang sedang diputar

Senyummu manis bagai madu 

Membuat hati abang bergetar

Kupu-kupu terbang melintang

Hinggap mengisap bunga layu

Hati di dalam menaruh bimbang

Melihat ikan membaca buku

Kertas putih untuk ditulis

Benang putih dibuat katun

Jika orang suka menulis

Sampai tua tak akan pikun

Pegunungan jalan berliku

Udara pegunungan sungguh enak

Senyuman tampak di wajah kakekku

Melihat cucu sedang berbedak

Tempayan tutupnya miring

Anak perawan kentutnya nyaring

Yang janda kentutnya semriwing 

Yang bencong kentutnya garing

Lagi kepepet hilang dompet

Pijem duit pasti dapet

Putih kecil jalannya cepet

Nasi putih nempel di jet

Hewan-hewan menangis tersedu

Mendengar musik yang sedang diputar

Senyummu manis bagai madu

Membuat hati abang bergetar.

Buat jus si buah naga

Kasih susu cap bendera di atasnya

Hati hati pria pria yang hobi menggoda

Karena biasanya mereka itu dari spesies buaya

Buah pisang buah rambutan

Bila dimakan sangat menyehatkan

Siapa buang sampah sembarangan

Pasti temannya orang utan

Orang sehat hidup bersih

Orang sakit hidup kepepet

Siapa yang malas bebersih

Nanti kawinnya sama monyet

Burung perkutut

Burung kutilang

Kok kamu kentut

Tidak bilang-bilang

Pergi ke pasar membeli bebek

Bebek dimasak enak sekali

Adik tertawa geli melihat kakek

Giginya copot usai makan roti

Anak kucing bermain tali

Kera duduk membaca koran

Bagaimana hati tak geli

Kepala botak suka sisiran

Asam kandis asam jawa

Satu peti di dalam kereta

Jikalau nenek sudah tua

Hati atuk tetaplah cinta

Pohon manggis di tepi rawa

Tempat nenek tidur beradu

Sedang menangis nenek tertawa

Melihat kakek bermain gundu

Pergi ke pasar mencari melati

Pulang ke rumah membawa delima

Bagaimana hati tidak geli

Lihat gajah bermain mata

Pagi-pagi minum kopi

Jangan diminum dengan ampasnya

Bagaimana kamu ini

Satu tambah dua masa tak bisa

Ke toko membeli gunting

Tidak lupa membeli peta

Sangatlah heran induk anjing

Melihat anak kucing naik kereta

Pergi memancing ke tepi rawa

Ada belut nyangkut di samsak

Sakit perut gara-gara tertawa

Lihat kucing duduk berbedak

Pergi liburan ke Palembang

Selama di kota naik pedati

Kalau kamu di warung Padang

Bolehkah aku ditraktir lagi

Jalan jalan bersama Putri

Lihat kucing lagi kerokan

Emang nasib aku ini

Sudah tampan jadi rebutan

Ada Arjuna ada Pandawa

Sedang turun mencari kali

Jika monyet sedang tertawa

Wajahnya terlihat lucu sekali

Di dekat sungai ada rumah kosong

Di sampingnya pohon tembakau

Bukannya aku berbohong

Memang ada katak memikul kerbau.

Si Tono rambutnya jambul

Suka diam di atas genteng

Biar dikata kurang gaul

Yang penting tetap ganteng

Jalan-jalan ke Kota Sumedang

Ada kambing makan rumput

Anak-anak begitu senang

Melihat kakek bergoyang dangdut

Berjalan-jalan di pinggir kali

Jangan sampai terpeleset batu

Kalau siang matanya lebar sekali

Begitu malam takut hantu

Berjalan-jalan ke tanah Jawa

Jangan lupa ajak solihin 

Hati senang selalu tertawa

Saat dompet penuh isi koin koin

Lompat tali bersama teman

Di tanah lapang yang terbuka

Jatuh bangun saling dorongan

Eh, tetap tertawa riang bersama

Pergi ke pasar bersama Igun

Ikan dibeli penuh satu ember

Melihat kamu aku tertegun

Cantik sih, tapi kok rada nyebelin bener

Beli baju warna biru

Dipakai pergi ke taman ria

Kamu senyum aku pun malu

Senyumnya manis kayak gula

Siang-siang makan kuaci

Makanannya sambil minum kopi

Kamu cakep nggak bertepi

Sayangnya cuma di mimpi

Jalan-jalan ke Jawa Tengah

Di temenin sama mertua

Jangan suka marah-marah

Nanti muka cepat tua

Pagi-pagi minum kopi

Kopinya pahit pakai daun pandan

Walau kita bertengkar tiap hari

Hati ini tetap sayang, tak terpadamkan

Ke pasar beli semangka

Semangkanya manis luar biasa

Kamu janji tak akan lupa

Tapi seringnya malah kena amnesia

Pergi ke pantai naik perahu

Ombaknya tinggi menggulung ombak

Kalau kamu terus begitu

Bisa-bisa makin banyak yang menolak

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |