TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah banyaknya produk skincare yang dijual saat ini, seorang konsumen harus bijak dan jeli dalam menyortir produk yang layak untuk digunakan. Produk perawatan kulit juga menggunakan bahan kimia. Namun, tidak semua bahan kimia aman untuk digunakan manusia.
Beberapa paparan terhadap bahan kimia yang ditemukan dalam produk perawatan kulit dapat menyebabkan dampak kesehatan yang merugikan bagi penggunanya. Konsumen diharapkan mengetahui informasi relevan mengenai bahan kimia berbahaya yang tersembunyi dalam produk kecantikan.
Dokter kulit salah satu pendiri Precision Skin Institute Marianna Blyumin-Karasik seperti dilansir dari Healthline mengatakan bahwa kulit adalah organ terbesar manusia. “Kulit memiliki daya serap yang tinggi sehingga produk perawatan kulit yang dapat diserap dan masuk ke aliran darah dapat berefek buruk pada kesehatan kita secara keseluruhan.” Beberapa bahan berikut perlu untuk dihindari.
1. PEG (Polietilen Glikol)
PEG merupakan bahan yang berpotensi menyebabkan iritasi kulit. Bahan PEG sering ditemukan dalam lotion, krim, dan produk rambut karena bahan tersebut dapat bertindak sebagai kondisioner kulit dan humektan, yakni agen yang umum menjadi pelembap untuk kulit dan rambut. Healthline mengungkap bila sebuah studi kasus kecil yang dilakukan pada 2021 memeriksa enam kasus sensitivitas akut terhadap bahan PEG. Namun, peneliti mengatakan bila alergi tersebut juga tidak selalu terjadi kepada pengguna PEG.
2. Metil dan Propil Paraben
Metil dan propil paraben merupakan bahan pengawet yang dikenal sebagai pengganggu hormon. Berdasarkan penelitian, Healthline menjelaskan bahwa metil paraben dapat mengganggu reseptor estrogenik dan androgenik yang dapat memengaruhi kinerja prostat. Paraben dapat menghambat senyawa dengan sifat anti-estrogenik.
3. Alumunium
Bahan aluminium dapat ditemukan di beberapa bahan perawatan kulit deodoran, produk rias mata, hingga lipstik. Menurut Greenfield dalam Healthline, aluminium dapat menyebabkan iritasi kulit. Muncul pembahasan mengenai sifat karsinogen dalam aluminium yang merupakan agen penyebab penyakit kanker. Aluminium dapat meningkatkan migrasi sel kanker payudara.
4. Formaldehida
Bahan formaldehida adalah bahan pengawet yang umum ditemukan dalam skincare berupa sabun dan sampo. Penggunaan formaldehida dapat menyebabkan iritasi kulit atau alergi. Greenfield menyarankan untuk menghindari bahan tersebut karena bahan ini merupakan bahan yang umum menyebabkan iritasi. Formaldehida dalam produk perawatan kulit dan tubuh biasanya mengandung kadar yang cukup berbahaya bagi kesehatan manusia.
5. Flatat
Badan flatat biasanya digunakan untuk memastikan bahwa plastik tidak pecah. Flatat dapat digunakan dalam wewangian produk skincare. Blyumin-Karasik menyampaikan peringatan bahwa zat ini dapat mengganggu hormon. Flatat dapat menyebabkan sindrom disgenesis testis, suatu kondisi yang memengaruhi kualitas air mani. Penggunaan flatat juga dapat meningkatkan risiko penyakit kanker. Selain itu, penggunaan bahan flatat yang berbahaya dapat menyebabkan keguguran dan masalah kesuburan.
6. Oksibenzon
Penggunaan oksibenzon banyak ditemukan dalam produk tabir surya. Blyumin-Karasik mengatakan bila bahan tersebut dapat mengganggu hormon dan menyebabkan reaksi alergi. Key West dan Hawaii telah melarang penggunaan oksibenzon dalam produk perawatan kulit yang berfungsi sebagai penangkal sinar UV. Pria dengan tingkat konsentrasi filter ultraviolet (UV) jenis benzofenon dalam sebuah studi disebutkan memiliki konsentrasi sperma yang lebih rendah.
7. Triclosan
Triclosan merupakan bahan yang membantu mengurangi kontaminasi bakteri. Studi jangka pendek pada hewan menunjukkan adanya hubungan dengan penurunan hormon tiroid, tetapi efeknya pada manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut. WebMD menyebutkan bahwa triclosan dalam produk antiseptik perawatan kesehatan yang dijual bebas tidak dianggap aman dan efektif. Hal tersebut membuat produk skincare yang mengandung triclosan sebaiknya dihindari.
Pilihan Editor: Prediksi Tren Bahan Aktif dan Kandungan Skincare pada 2025
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini