TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Amerika Serikat sampai Kamis, 30 Januari 2025, belum bisa membeberkan alasan tabrakan yang terjadi antara pesawat American Airlines dengan helikopter milik Angkatan Darat Black Hawk. Tim investigasi dari Badan Keamanan Transportasi Nasional Amerika Serikat diberi waktu 30 hari untuk menyusun laporan perihal tragedi tersebut.
Penyebab tabrakan di udara yang terjadi di dekat Bandara Nasional Washington Reagan pada Rabu malam, 29 Januari 2025, telah menimbulkan banyak spekulasi dan teori. Melansir USA Today, berikut empat analisis seorang pengacara penerbangan dari Motley Rice, Jim Brauchle, mengenai kemungkinan penyebab kecelakaan antara American Airlines dan Black Hawk:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Jarak antara Pesawat dan Helikopter
Brauchle mengatakan jalur antara pesawat CRJ American Airlines dan helikopter Black Hawk ketika mendekati landasan pacu sebenarnya berpotongan. Namun, jaraknya tidak terlampau jauh, hanya beberapa ratus kaki.
“Yang kami ketahui adalah bahwa pesawat CRJ sedang mendekati landasan pacu 33 di Reagan, dan berada pada posisi akhir yang pendek, mungkin di bawah 500 kaki, dan helikopter sedang melaju. Ada rute helikopter yang menyusuri sungai di sisi timur, jadi kedua rute itu benar-benar berpotongan. Tetapi biasanya keduanya tidak berkonflik berdasarkan ketinggian, tetapi itu tidak terlalu jauh, hanya beberapa ratus kaki,” kata Brauchle.
2. Sistem Penghindaran Tabrakan
Semua pesawat komersial di Amerika Serikat harus dilengkapi dengan instrumen peringatan yang dikenal sebagai sistem penghindaran tabrakan lalu lintas (TCAS). Sementara pesawat militer yang terbang di wilayah udara sipil kemungkinan tidak diharuskan memasang atau mengoperasikan TCAS, tetapi beberapa lainnya tetap melakukannya.
“Itu akan menarik ketika Anda mendapatkan perekaman data penerbangan untuk melihat apakah TCAS diaktifkan atau diberi tahu,” ucap Brauchle.
3. Gangguan Visual
Brauchle mengaku sudah mendengar laporan yang menyatakan bahwa kontrol lalu lintas udara berbicara dengan pilot helikopter. Petugas kontrol lalu lintas udara disebutkan bertanya kepada pilot, apakah pilot Black Hawk melihat pesawat American Airlines ketika di udara.
Menurut Brauchle, orang awam mungkin mengira bahwa mudah untuk melihat di udara ketika di malam hari. Padahal, objek yang terlihat hanyalah lampu-lampu.
“Anda mungkin mengira, pilot pesawat komersial seharusnya bisa melihatnya, tetapi pada malam hari, satu-satunya yang bisa Anda lihat adalah lampunya. Apabila Anda berada di helikopter hanya beberapa ratus kaki dari tanah, maka itu adalah daerah perkotaan dan sangat terang, tidak mudah untuk bisa membedakan lampu apa yang Anda lihat,” kata Brauchle.
4. Berada di Titik Buta
Brauchle juga menduga bahwa American Airlines dan Black Hawk berada di titik butanya masing-masing. Akibatnya, pilot tidak bisa saling melihat satu sama lain.
Brauchle menjelaskan, karena pesawat berputar, maka kemungkinan “dia mendekatkan badannya ke arah helikopter.” Hal tersebut membuat helikopter berada di luar jangkauan penglihatan pilot pesawat.
Sementara itu, peneliti senior untuk penerbangan dan perjalanan di American Economic Liberties Project, William J. McGee mempertanyakan, apakah pesawat dan helikopter berada di tempat seharusnya ketika kecelakaan terjadi. Dia menduga dua alat transportasi udara tersebut melenceng dari jalur saat menuju landasan.
“Sepertinya mereka terbang 90 derajat langsung ke jalur pendekatan menuju landasan pacu yang aktif. Itu seharusnya tidak terjadi pada ketinggian penerbangan itu,” ujar McGee.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini