Cina Ingin TikTok Tetap Beroperasi di Amerika Serikat karena Bagus untuk Ekonomi

3 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Cina berharap Amerika Serikat (AS) tetap mengizinkan media sosial TikTok beroperasi di Negeri Abang Sam itu karena berdampak positif bagi perekonomian.

"TikTok telah beroperasi di AS selama bertahun-tahun dan sangat populer di kalangan pengguna Amerika. TikTok telah memainkan peran positif dalam meningkatkan lapangan kerja dan konsumsi di AS," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning, Senin, 20 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TikTok sebelumnya mengumumkan aplikasi media sosial itu tidak lagi dapat diakses bagi pengguna di AS pada Minggu pagi, 19 Januari 2025, tapi pada hari yang sama media sosial asal Cina itu juga mengumumkan sedang memulihkan layanan bagi pengguna di AS setelah mendapat jaminan dari Presiden AS Donald Trump. Sebelumnya, layanan berbagi video pendek itu juga tidak tersedia lagi baik di App Store maupun Google Play Store.

"Kami berharap AS akan sungguh-sungguh mendengarkan suara akal sehat dan menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, jujur, dan tidak diskriminatif bagi entitas pasar dari semua negara," kata Mao Ning.

Terkait tindakan seperti pengoperasian dan akuisisi bisnis harus diputuskan secara independen oleh perusahaan sesuai dengan prinsip pasar.

"Jika melibatkan perusahaan Cina, hukum dan peraturan Cina harus dipatuhi," ungkap Mao Ning.

Mao Ning menegaskan selama ini TikTok telah beroperasi di AS selama bertahun-tahun dan mematuhi hukum dan peraturan AS, tidak pernah membahayakan keamanan nasional AS, dan disukai oleh banyak pengguna Amerika. Kementerian Luar Negeri Cina pun percaya perusahaan internet perlu mematuhi hukum dan peraturan setempat.

Dia meyakinkan Beijing sangat mementingkan privasi dan keamanan data serta melindunginya sesuai dengan hukum. Cina juga tidak pernah meminta dan tidak akan pernah meminta perusahaan atau individu mana pun untuk mengumpulkan atau menyediakan data yang berlokasi di luar negeri yang melanggar hukum setempat.

TikTok melalui "platform" X mengumumkan berterima kasih kepada Donald Trump yang disebut sudah memberikan penjelasan dan jaminan kepada TikTok sehingga media sosial itu tidak akan menghadapi sanksi karena menyediakan layanan bagi lebih dari 170 juta warga Amerika dan memungkinkan lebih dari 7 juta usaha kecil berkembang.

TikTok pun berjanji untuk bekerja sama dengan pemerintahan Trump dalam mencari "solusi jangka panjang yang menjaga keberadaan TikTok" di AS.

Alasan TikTok sempat tidak bisa diakses adalah karena Mahkamah Agung AS memutuskan untuk mendukung undang-undang yang melarang penggunaan TikTok di AS bila ByteDance, tidak menjual sebagian sahamnya (divestasi) ke pihak di luar Cina dengan alasan keamanan nasional. ByteDance adalah perusahaan pemilik TikTok

Undang-undang itu disahkan Kongres dan ditandatangani oleh Biden pada April 2024 dengan memberikan waktu 270 hari yaitu hingga 19 Januari 2025 kepada ByteDance untuk melepas kepemilikannya atau tidak dapat beroperasi di AS. Mahkamah Agung AS kemudian mendukung UU tersebut dengan alasan tidak melanggar hak Amandemen Pertama dalam Konstitusi AS.

Akan tetapi, Trump, sehari sebelum pelantikannya pada Senin, 20 Januari 2025, mendesak pengadilan tertinggi untuk menunda keputusan tersebut untuk negosiasi. Trump dalam wawancara dengan NBC News mengatakan ia akan memberikan perpanjangan 90 hari untuk negosiasi.

Keputusan pelarangan TikTok itu awalnya membuat tren "TikTok Refugee" yaitu beralih menjadi pengguna aplikasi media sosial Xiaohongshu (RedNote) buatan Tiongkok menjadikan aplikasi itu menjadi yang paling banyak diunduh di AS.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |