COP29 di Azerbaijan Dimulai, Ini Lima Kesepakatan dalam COP28 Dubai

4 days ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Conference of the Parties 29 (COP29) digelar di Baku, Azerbaijan, pada 11- 22 November 2024. Konferensi perubahan iklim ini mempertemukan delegasi dari berbagai negara untuk mendorong Paris Agreement and the Convention, serta juga membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius.

Saat ini terdapat 198 pihak (197 negara ditambah Uni Eropa) pada konvensi, yang memiliki keanggotaan yang hampir universal. “Di COP, para pemimpin dunia berkumpul untuk mengukur kemajuan dan menegosiasikan cara terbaik untuk mengatasi perubahan iklim,” dikutip dari situs resmi Cop29.az, Selasa, 12 November 2024.

Sebelum konferensi tahun ini, COP28 digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 30 November–13 Desember 2023. Mengutip situs unfccc.int milik United Nations Framework Convention on Climate Change atau UNFCCC, saat itu sekitar 85 ribu peserta hadir, termasuk lebih dari 150 kepala negara dan pemerintahan.

Kemudian juga ada perwakilan delegasi nasional, masyarakat sipil, bisnis, masyarakat adat, pemuda, organisasi filantropi, dan organisasi internasional yang hadir. Hasil dari COP28 ini setidaknya ada lima kesepakatan bersama.

Pertama, kesepakatan menandai awal dari berakhirnya era bahan bakar fosil. Cara penerapannya dengan meletakkan dasar bagi transisi yang cepat, adil, dan merata, yang didukung oleh pengurangan emisi yang besar dan pendanaan yang ditingkatkan.

Imbauan kepada negara-negara untuk beralih dari bahan bakar fosil merupakan bagian dari keputusan yang diambil oleh hampir 200 pihak 'inventarisasi global' pertama di dunia, untuk meningkatkan aksi iklim. Tujuan utamanya untuk menjaga agar batas suhu global sebesar 1,5 derajat celcius tetap tercapai dengan mengendalikan efek gas rumah kaca.

Kedua, pendanaan baru untuk kerugian dan kerusakan. Pendanaan ini ditujukan untuk mendukung negara-negara dan masyarakat rentan yang telah mengalami dampak buruk dari perubahan iklim. Keputusan ini berdasarkan hasil COP27 di Mesir pada 2022 dengan komitmen pendanaan berjumlah US$ 800 juta. Hingga saat ini, komitmen ini merupakan simbol penting solidaritas global yang mencerminkan urgensi darurat iklim dan langkah maju dalam keadilan iklim internasional.

Ketiga, memperkuat upaya global untuk memperkuat pertahanan. Para pihak menyepakati untuk Global Goal on Adaptation (GGA) dan kerangka kerjanya. Ini untuk mengidentifikasi ke mana dunia harus bergerak supaya dapat kuat menghadapi dampak perubahan iklim dan untuk menilai upaya berbagai negara.

Kerangka kerja GGA mencerminkan konsensus global tentang target adaptasi dan mencakup tema air, makanan, kesehatan, ekosistem, infrastruktur, pengentasan kemiskinan, dan warisan budaya. Keputusan ini diklaim memberikan kemajuan adaptasi orientasi masa depan untuk pertama kalinya, yang mencerminkan aspirasi dan ambisi, berbeda dengan praktik pengukuran sebelumnya terhadap upaya masa lalu.

Keempat, menghubungkan aksi iklim dengan konservasi alam. Para pemerintah diminta untuk mempertimbangkan ekosistem, keanekaragaman hayati, dan penyimpanan karbon, seperti hutan, ketika mengembangkan rencana aksi iklim nasional yang lebih kuat (dikenal sebagai kontribusi yang ditentukan secara nasional), yang akan jatuh tempo pada awal tahun 2025.

Seruan ini merupakan bagian dari keputusan yang komprehensif dan luas yang dibuat oleh para pihak mengenai inventarisasi global untuk meningkatkan aksi iklim sebelum akhir dekade ini, dengan tujuan membatasi kenaikan suhu global dalam 1,5 derajat celcius.

Kelima, meningkatkan solusi iklim praktis. Konferensi ini juga menyampaikan beberapa pengumuman penting untuk mengurangi emisi dan meningkatkan ketahanan di sektor tertentu. 125 negara telah menandatangani ‘UAE Climate and Health Declaration’, 137 kepala negara dan pemerintahan berkomitmen terhadap ambisi baru transformasi sistem pangan dalam rencana iklim nasional mereka di bawah ‘COP28 UAE Declaration on Sustainable Agriculture, Resilient Food Systems, and Climate Action’.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |