TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu aspek budaya yang mencerminkan keanekaragaman etnis dan suku bangsa di Indonesia adalah rumah adat.
Setiap rumah adat di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang mencerminkan kebudayaan, agama, dan kondisi alam setempat.
Agar lebih mengetahui tentang rumah adat di Indonesia dan asalnya, berikut ini informasinya untuk Anda.
Mengutip buku Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan 1945-1988 yang ditulis oleh Amran, pada awalnya Indonesia hanya punya delapan provinsi yang ditetapkan dalam hasil rapat kedua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Namun, saat ini negara kita telah berkembang menjadi 38 provinsi, Berikut adalah daftar nama rumah adat masing-masing provinsi.
1. Rumoh Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam)
Rumah adat Aceh dikenal dengan nama Rumoh Aceh atau Krong Bade. Bentuknya adalah rumah panggung, dengan bagian bawahnya sering digunakan sebagai gudang atau tempat menenun.
2. Rumah Balai Batak Toba (Sumatera Utara)
Rumah adat dari suku Batak Toba ini memiliki bentuk panggung dengan atap yang menyerupai kerbau yang sedang berlari. Rumah ini menggunakan bahan dasar kayu dan atap dari ijuk.
3. Rumah Limas (Sumatera Selatan)
Rumah adat Limas memiliki bentuk limas dengan bahan utama kayu ulin, yang terkenal kuat dan tahan air. Rumah ini juga menggunakan kayu tembesu dan kayu seru.
4. Rumah Gadang (Sumatera Barat)
Rumah Gadang adalah rumah adat Minangkabau dengan bentuk persegi panjang, atap melengkung tajam, dan dihiasi dengan ornamen berbentuk tanduk kerbau.
5. Bubungan Lima (Bengkulu)
Rumah adat Bubungan Lima berbentuk limas dan tinggi dan digunakan untuk acara adat seperti pernikahan atau penyambutan tamu, bukan untuk tempat tinggal.
6. Selaso Jatuh Kembar (Riau)
Selaso Jatuh Kembar adalah rumah adat Riau yang memiliki selasar lebih rendah dibandingkan ruang tengahnya. Rumah ini berfungsi sebagai balai pertemuan adat, bukan tempat tinggal.
7. Belah Bubung (Kepulauan Riau)
Rumah adat Belah Bubung dari Kepulauan Riau memiliki atap terbuat dari bambu yang terbelah dua. Rumah ini menggunakan bahan kayu dan daun nipah atau rumbia.
8. Kajang Lako (Jambi)
Kajang Lako adalah rumah adat Jambi yang menggunakan bahan kayu dengan teknik tumpu dan sambung. Bentuknya persegi panjang, memiliki banyak tiang, dan atap berbentuk perahu melengkung.
9. Nuwou Sesat (Lampung)
Nuwou Sesat adalah rumah adat Lampung yang berbentuk panggung dengan banyak tiang penyangga. Atapnya terbuat dari kayu, tembaga, hingga kuningan.
10. Rumah Panggung (Bangka Belitung)
Rumah Panggung di Bangka Belitung terbuat dari kayu, bambu, dan daun rumbia atau ijuk, dengan warna alami dari bahan yang digunakan tanpa cat.
11. Sulah Nyanda (Banten)
Sulah Nyanda adalah rumah adat Suku Baduy di Banten yang menggunakan balok kayu besar dengan atap dari bilah bambu dan ijuk.
12. Rumah Kebaya (DKI Jakarta)
Rumah Kebaya adalah rumah adat Betawi yang berbentuk pelana dan dihiasi dengan warna-warni cerah, menyerupai kebaya yang dilipat.
13. Rumah Jolopong (Jawa Barat)
Rumah adat Jolopong berbentuk rumah panggung dengan atap segitiga yang terkulai, menggambarkan kesederhanaan masyarakat Jawa Barat.
14. Rumah Joglo (Jawa Tengah)
Rumah Joglo memiliki bentuk persegi panjang dengan beberapa tiang utama yang membagi ruang menjadi beberapa bagian, seperti ruang keluarga dan pendopo.
15. Rumah Joglo (D.I. Yogyakarta)
Rumah adat Joglo di Yogyakarta sedikit berbeda dengan Jawa Tengah, dengan bubungan tinggi bertumpuk tiga dan pendopo di bagian depan untuk pertemuan adat.
16. Rumah Joglo (Jawa Timur)
Rumah adat Joglo di Jawa Timur memiliki atap yang lebih sederhana, namun tetap digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan acara adat.
17. Lamin (Kalimantan Timur)
Lamin adalah rumah adat Kalimantan Timur yang besar dan dihuni oleh beberapa keluarga. Rumah ini digunakan untuk musyawarah adat.
18. Rumah Panjang (Kalimantan Barat)
Rumah Panjang milik Suku Dayak di Kalimantan Barat bisa mencapai 150 meter panjangnya, karena dihuni oleh banyak keluarga.
19. Rumah Betang (Kalimantan Tengah)
Rumah adat Betang memiliki ukuran besar, digunakan untuk pertemuan adat, dan menjadi tempat tinggal bagi banyak keluarga.
20. Rumah Baanjung (Kalimantan Selatan)
Rumah Baanjung dari Suku Banjar di Kalimantan Selatan memiliki tambahan bangunan di samping rumah yang disebut sayap, memberi kesan lebar pada rumah.
21. Rumah Baloy (Kalimantan Utara)
Rumah Baloy berbentuk panggung dengan atap dihiasi ukiran khas Suku Tidung. Rumah ini terbuat dari kayu ulin, yang terkenal kuat.
22. Rumah Bali (Bali)
Rumah adat Bali adalah kompleks rumah yang terdiri dari beberapa bagian, seperti aling-aling (gerbang), bale sakenem (tempat tinggal keluarga), hingga bale dangin (tempat laki-laki).
23. Musalaki (Nusa Tenggara Timur)
Musalaki adalah rumah adat yang digunakan oleh ketua adat di Nusa Tenggara Timur, berbentuk seperti bubungan yang sangat tinggi dan terbuat dari jerami.
24. Rumah Dalam Loka (Nusa Tenggara Barat)
Rumah Dalam Loka adalah istana Kerajaan Sumbawa, dengan jumlah tiang yang mencapai 99, menggambarkan sifat Allah dalam ajaran agama Islam.
25. Dulohupa (Gorontalo)
Rumah adat Dulohupa digunakan untuk musyawarah adat, dengan atap berbentuk pelana yang bertumpuk dua dan panggung.
26. Rumah Boyang (Sulawesi Barat)
Rumah Boyang milik Suku Mandar memiliki tiang yang ditumpang di atap batu datar dan bertangga.
27. Rumah Tambi (Sulawesi Tengah)
Rumah Tambi berbentuk prisma dengan atap segitiga, yang juga berfungsi sebagai dinding luar.
28. Rumah Pewaris (Sulawesi Utara)
Rumah Pewaris memiliki atap tinggi dengan dua pintu masuk yang terletak di kanan dan kiri rumah. Rumah ini dibangun dengan tinggi panggung.
29. Rumah Banua Tada (Sulawesi Tenggara)
Rumah Banua Tada dari Suku Buton terbuat dari kayu dan menggunakan teknik penyambungan tanpa paku, digunakan oleh kalangan raja, pegawai, dan rakyat biasa.
30. Tongkonan (Sulawesi Selatan)
Tongkonan adalah rumah adat Sulawesi Selatan dengan atap berbentuk kapal. Rumah ini memiliki beberapa bagian, seperti ruang penyimpanan benda pusaka dan tempat memelihara ternak.
31. Rumah Sasadu (Maluku Utara)
Rumah Sasadu adalah rumah adat dengan tiang penyangga, tanpa dinding dan pintu. Atapnya terbuat dari daun sagu.
32. Baileo (Maluku)
Baileo digunakan untuk upacara adat dan musyawarah warga. Atapnya terbuat dari daun sagu atau kelapa, dengan lantai dari papan dan tangga dari batu.
33. Mod Aki Aksa (Papua Barat)
Mod Aki Aksa adalah rumah adat yang dikenal juga dengan nama Rumah Berkaki Seribu, memiliki banyak tiang untuk menghindari serangan binatang buas dan menjaga kehangatan.
34. Kariwari (Papua)
Kariwari adalah rumah adat Suku Tobati-Enggros di Papua yang berbentuk limas dengan atap kerucut, dimaksudkan untuk mendekatkan diri dengan leluhur.
35. Rumah Pohon (Papua Selatan)
Rumah Pohon dihuni oleh Suku Korowai, dibangun di atas pohon untuk menghindari serangan iblis (Laleo) yang dipercaya oleh masyarakat setempat.
36. Karapao (Papua Tengah)
Karapao adalah rumah adat yang digunakan oleh Suku Kamoro di Mimika untuk melaksanakan ritual adat dan kepercayaan masyarakat setempat.
37. Honai (Papua Pegunungan)
Honai memiliki bentuk lingkaran dan atap setengah bola, yang tampak seperti jamur. Rumah ini dirancang untuk menghindari udara dingin di pegunungan Papua.
38. Rumah Kambik (Papua Barat Daya)
Rumah Kambik adalah rumah adat Suku Moi yang digunakan untuk musyawarah dan pendidikan. Rumah ini dibangun untuk mendukung kegiatan sosial dan adat.
Aulia Ulva berkontribusi dalam artikel ini.