SULTENG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Disebut-sebut nilai maharnya terlalu kecil, seorang pengantin laki-laki dianiaya oleh keluarga pengantin perempuan saat pernikaan berlangsung.
Insiden memalukan itu terjadi di Desa Sendana, Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Rabu (23/4/2025) malam, tak lama setelah akad nikah selesai digelar. Momen pengeroyokan pun terekam kamera dan viral di media sosial, memicu reaksi publik.
Dalam rekaman video yang beredar luas, tampak kedua mempelai berjalan perlahan di sebuah ruangan resepsi. Tiba-tiba, sejumlah orang masuk dan langsung menganiaya pengantin pria yang diketahui bernama Maulana, warga Desa Maninili. Korban tampak tidak sempat menghindar saat pukulan mendarat ke tubuhnya.
Kapolsek Kasimbar, Ipda Arman, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan pihaknya telah mengantongi identitas pelaku utama pengeroyokan. “Pelaku berinisial BI, merupakan keluarga dari pihak perempuan. Setelah kejadian, dia langsung kabur dari lokasi,” ujar Arman, Kamis (24/4/2025).
Menurut Arman, korban telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib. Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi guna memperkuat penyelidikan. Namun, terkait motif pengeroyokan, pihaknya masih berhati-hati dalam menarik kesimpulan.
“Isu soal mahar yang dianggap terlalu kecil memang beredar, tapi kami belum bisa memastikan. Masih simpang siur. Yang jelas, sebelumnya memang ada ketidaksepakatan antara keluarga, namun pernikahan tetap berlangsung setelah dibicarakan secara kekeluargaan,” terangnya.
Warga Desa Sendana pun menyayangkan insiden tersebut yang mencoreng sakralnya prosesi pernikahan. Mereka berharap polisi segera menangkap pelaku dan mengungkap motif sebenarnya di balik aksi main hakim sendiri tersebut.
Video pengeroyokan yang diunggah oleh akun Instagram @infolokerpalu telah menyedot perhatian publik. Hingga Jumat (25/4/2025), tayangan itu telah dilihat lebih dari 3 juta kali, dan menuai ribuan komentar kecaman terhadap tindakan kekerasan dalam momen pernikahan.
Polisi terus memburu pelaku yang hingga kini belum diketahui keberadaannya. Arman memastikan pihaknya akan menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam tindakan kekerasan itu. “Kami serius menangani kasus ini. Tidak boleh ada ruang untuk kekerasan, apalagi dalam momen sakral seperti pernikahan,” tegasnya.