TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara kenamaan Tanah Air, Joko Anwar, mengumumkan proyek film terbarunya berjudul Pengepungan di Bukit Duri atau The Siege at Thorn High. Film bergenre aksi-thriller ini menjadi karya ke-11 dari Joko Anwar dan menandai kolaborasi perdananya dengan studio Hollywood, Amazon MGM Studios. Ini merupakan kolaborasi pertama dengan rumah produksi Asia Tenggara untuk film bioskop.
Film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 2025 dan dikerjakan bersama rumah produksi lokal, Come and See Pictures, yang sebelumnya telah terlibat dalam beberapa film Joko.
Visi dan Refleksi Joko Anwar dalam Film ke-11
Sutradara peraih Piala Citra itu juga mengungkapkan filosofi di balik proyek film terbarunya. Setelah berkarier dalam dunia perfilman sejak 2005, ia merasakan perbedaan pandangannya mengenai tanggung jawab sebagai seorang sineas.
Melalui 10 film yang sudah ia hasilkan, Joko merasa perlu menghadirkan karya yang tidak hanya baru, tetapi juga lebih mendesak dan relevan bagi masyarakat Indonesia. “Saya merasa harus bisa menghadirkan sesuatu yang bukan saja baru, tapi lebih urgent, lebih relevan,” ujarnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin, 21 Oktober 2024.
Joko menegaskan, setiap film yang ia buat selalu berangkat dari keinginan untuk menyuarakan isu-isu penting yang dirasakan masyarakat Indonesia. “Harus berasal dari keinginan untuk menyuarakan sesuatu yang saya rasakan penting sebagai orang Indonesia, hidup di sebuah negara, dalam sosialitas yang masih belum sempurna,” ungkapnya, menambahkan.
Acara jumpa pers peluncuran film ke-11 Joko Anwar berjudul Pengepungan di Bukit Duri atau The Siege at Thorn High yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin, 21 Oktober 2024. Dok. Poplicist Publicist
Iklan
Sineas kelahiran 1976 itu juga menyatakan bahwa bagi dirinya, membuat film adalah sebuah hak istimewa yang tidak bisa disia-siakan. Setiap kesempatan ia anggap sebagai tanggung jawab besar untuk menghadirkan karya yang mampu memberikan refleksi serta pemikiran guna menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada.
Sinopsis dan Jajaran Pemain Pengepungan di Bukit Duri
Pengepungan di Bukit Duri berlatar pada 2027, di tengah gejolak sosial di Indonesia yang dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial. Ceritanya berpusat pada Edwin (diperankan Morgan Oey), seorang guru pengganti di SMA Duri. Sekolah tersebut khusus untuk siswa-siswi bermasalah, dan tiba-tiba berubah menjadi tempat pertarungan hidup dan mati. Edwin harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah situasi yang semakin menegangkan.
Selain Morgan Oey, Pengepungan di Bukit Duri juga dibintangi oleh deretan aktor muda berbakat Indonesia, termasuk Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, dan Florian Rutters. Para aktor lain yang turut meramaikan film ini antara lain ada Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika, Raihan Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, dan Bima Azriel.
Ini menjadi film pertama Joko Anwar dalam genre non-horor setelah sukses dengan Gundala pada 2019, serta setelah kesuksesannya dengan film-film horor seperti Pengabdi Setan, Pengabdi Setan 2: Communion, dan Perempuan Tanah Jahanam, yang berhasil menyabet berbagai penghargaan, termasuk Piala Citra untuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik.
Pilihan Editor: Joko Anwar: Saya Protes ke PH yang Memakai Tragedi untuk Materi Promosi Film