Galeri Soemardja ITB Gelar Pameran Seni dan Arsip Perlawanan Rakyat Palestina

1 month ago 45

TEMPO.CO, Bandung - Student for Justice in Palestine Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan The Palestinian Museum dan Against Dehumanization menggelar pameran berjudul Occupied Truth: The Art Intifada. Bertempat di Galeri Soemardja ITB, kunjungan publik secara gratis dibuka selama enam hari sejak 17-23 Desember 2024.

“Pameran ini tidak hanya menampilkan karya seni rupa tapi juga arsip dokumentasi intifada,” kata kurator pameran Inas Annisa Aulia kepada Tempo, Selasa 18 Desember 2024.

Pameran Karya Seni untuk Suarakan Kebebasan Palestina

Dalam rancangannya, panitia yang dipimpin Kadek Bagus Wedanta Yogananda itu menyuguhkan konten edukasi dan karya seni terkait dengan penyuaraan atas kebebasan Palestina. Konten edukasi disusun oleh Student for Justice in Palestine ITB melalui arsip-arsip milik pribadi, The Palestinian Museum, dan Against Dehumanization.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konten edukasi itu meliputi sejarah konflik Palestina dan Israel, kekejaman Israel di Palestina, serta pergerakan yang mendukung kebebasan Palestina. “Pengunjung bisa mendapat perspektif baru yang obyektif sesuai yang sebenarnya terjadi tanpa ada pergeseran narasi dari media,” kata Inas.

Secara garis besar, gagasan pameran Occupied Truth: The Art Intifada muncul karena urgensi untuk terus menyuarakan kebebasan Palestina. Lembaga-lembaga perdamaian dunia dinilai gagal untuk menjaga ratusan ribu nyawa yang gugur setiap harinya di Palestina dan sekitarnya.

Pameran Occupied Truth: The Art Intifada di Galeri Soemardja ITB berlangsung 17-23 Desember 2024. Foto: TEMPO/Prima Mulia.

Konten Berisi Sejarah Konflik Palestina vs Israel

Melalui konten edukasi yang merunut sejarah konflik Israel Palestina, kata Inas, narasi-narasi yang kerap digeser oleh pihak-pihak tertentu diharapkan akan tercerahkan oleh fakta sejarah dan kenyataan kehidupan sehari-hari di Palestina. Konten aksi pergerakan pembebasan Palestina diharapkan juga menjadi pemicu berbagai pihak serta individu untuk terus menyuarakan kebebasan Palestina.

Selain konten edukasi, pameran ikut dibalut 26 karya buatan 24 orang seniman. Menurut Inas, lima orang seniman diantaranya berasal dari Palestina yang karyanya tersimpan pada arsip digital The Palestinian Museum. Para seniman itu adalah Ruqayya Al-Lulu, Maisara Baroud, Bashir Sinwar, Hani Zurob, dan Moeen Hassouna.

Karya Seniman Senior ITB juga Dipamerkan 

Secara khusus panitia juga meminta karya dari lima orang seniman yang juga dosen Seni Rupa ITB yakni Tisna Sanjaya, Deden H. Durahman, Muksin MD, Aminuddin TH Siregar, dan Agung Kurniawan. Mereka pun bekerja sama dengan lembaga sosial Tab Space yang mendukung seniman difabel untuk menampilkan dua karya dari Nuval Rizki dan Adryan Adinugraha agar pameran bersifat inklusif.

Adapun mayoritas karya sebanyak 14 judul berasal dari seniman hasil undangan terbuka (open call) yang diseleksi. Para seniman yang terpilih yaitu Michael Ezekiel Parulian, BOYA, Muhammad Eric Priana, Nafis Jauhar, Fariq Ridwan, Galih Hermawan, Risca Nogalesa, M. Abdan, Fatih Jagad Raya, Washfa Fadilla, Zahra Azkiya Nabila, dan Yusa Widiana.

Rangkaian acara lain selama pameran adalah diskusi (talkshow), penggalangan dana, pembuatan ruang membaca, serta aktivitas interaktif. Para pembicara yang diundang pada Sabtu, 21 Desember 2024 adalah Fikha Adelia dari Refuture Indonesia, Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Rio Pale, dan co-founder dari Boikot, Divestasi, dan Sanksi atau DBS Indonesia Giri Ahmad Taufik.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |