Gibran Janji Siapkan 19 Juta Lapangan Kerja, Menteri Karding Suruh Warga Cari Kerja di Luar Negeri. Mana yang Bisa Dipegang?

7 hours ago 10

Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding | Instagram

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Seorang pemimpin, yang dipegang adalah ucapan dan tindakannya. Jika ucapan tak sejalan dengan kenyataan, mestinya ia bukanlah pemimpin yang baik, alias dalam peribahasa “tong kosong berbunyi nyaring.”

Masih ingat janji Gibran Rakabuming Raka yang berkobar di panggung debat? Ia berikrar akan membuka 19 juta lapangan kerja, dengan 5 juta di antaranya untuk sektor green jobs atau pekerjaan ramah lingkungan. “Insya Allah akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan untuk generasi muda dan perempuan,” ucap Gibran saat debat cawapres di Jakarta Convention Center, 21 Januari 2024.

Namun, realitas di lapangan ternyata tak seindah panggung debat. Nyatanya, belum genap setahun bekerja, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, justru menegaskan bahwa bekerja ke luar negeri kini menjadi pilihan logis di tengah tingginya angka pengangguran dalam negeri.

“Bukan berarti di dalam negeri tidak ada pekerjaan, tapi kita memberi peluang tambahan di luar negeri yang aman dan legal,” kata Karding saat Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Program KemenP2MI, Sabtu (28/6/2025).

Tentu saja, kontrasnya dua pernyataan tersebut  menimbulkan tanda tanya besar di benak publik. Jika janji Gibran membuka jutaan lapangan kerja di tanah air benar-benar terwujud, mengapa pemerintah masih mendorong warganya mencari nafkah di luar negeri?

Data mempertegas kegamangan itu. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat angka pengangguran di provinsi tersebut menembus 950.000 orang. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah, Ahmad Aziz, mengakui, pengiriman pekerja migran menjadi salah satu cara menekan pengangguran.

“Pemerintah memberi kesempatan masyarakat bekerja, baik di dalam maupun luar negeri. Bekerja ke luar negeri adalah pilihan,” kata Aziz, Jumat (27/6/2025).

Aziz menjelaskan, calon pekerja migran wajib memenuhi syarat, mulai penguasaan bahasa asing, kompetensi teknis, hingga kesiapan mental. Pemerintah pun terus memberikan edukasi agar masyarakat tak terjebak rayuan kerja ilegal dengan janji upah tinggi.

Sementara itu, Gibran pernah memaparkan bahwa green jobs merupakan peluang kerja masa depan, berfokus pada pelestarian lingkungan dan mendukung agenda hilirisasi. Dia menolak Indonesia hanya menjadi pengekspor bahan mentah.

Namun, laporan International Labour Organization (ILO) menunjukkan, tidak semua green jobs otomatis menjanjikan kesejahteraan. Beberapa pekerjaan hijau di sektor daur ulang, energi biomassa, hingga konstruksi justru dianggap berisiko, berbahaya, dan berupah rendah.

Di tengah gegap gempita janji politik soal penciptaan lapangan kerja, fakta di lapangan menunjukkan pekerja migran masih menjadi sandaran bagi sebagian warga. Kontradiksi  inilah yang menimbulkan pertanyaan: janji Gibran untuk membuka 19 juta lapangan kerja, benarkah nyata atau sekadar omon-omon bak pepesan kosong? [*]

Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |