Kejutan Duet Isyana Sarasvati dengan Anggun, DeadSquad, Afgan, Vidi, hingga GAC di Panggung Lost in Harmony

3 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Konser Isyana Sarasvati bertajuk ‘Lost in Harmony’ yang digelar pada Sabtu malam, 16 November 2024, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, bukan sekadar perayaan kiprah satu dekade karier bermusik. Momen puncak dari konser tersebut saat Anggun C. Sasmi, Isyana, dan DeadSquad bersatu membawakan ‘Il Sogno’ dari album LEXICON (2019) yang meramu dentuman musik progressive rock, death metal, dan lantunan vokal seriosa.

Komposisi ‘Il Sogno’ di panggung malam itu berhasil memadukan kekuatan vokal Anggun dengan riff gitar DeadSquad yang agresif, serta permainan piano Isyana yang magis. Penampilan tersebut bak dialog intens antara harmoni klasik, metal, dan berhasil menciptakan tensi musikal tanpa celah. 

Marty Friedman dan Aransemen baru my Mystery

Duet synthesizer dan gitar listrik Isyana Sarasvati bersama Marty Friedman, gitaris metal legendaris asal Amerika Serikat saat membawakan lagu ‘My Mystery’ dalam gelaran Konser Lost in Harmony di Istora Senayan, Jakarta, 16 November 2024. Dok. Redrose Records

Kejutan lainnya datang dari Marty Friedman, eks gitaris metal Megadeth, yang tampil bersama Isyana membawakan ulang lagu ‘my Mystery’. Penampilan ini mempertemukan permainan gitar virtuoso Marty dengan synthesizer khas Isyana. Duet bersama legendaris musik metal itu turut menampilkan perpaduan yang memperkuat persona musik Isyana. 

Kolaborasi antara Isyana Sarasvati dan Marty Friedman bermula dari konser tur Isyana di Jepang pada Oktober 2023. Ketika tampil di Yokohama, promotor setempat mengusulkan kerja sama dengan Marty, yang langsung mendapat sambutan positif dari kedua musisi. Marty, yang mencapai puncak popularitasnya pada era 1990-an, dikenal berkat gaya bermain gitarnya yang memadukan teknik shredding yang cepat dengan melodi yang unik dari setiap lick gitarnya.

Kolaborasi Musisi Tanah Air

Sebelumnya, penampilan kolaborasi juga dibawakan oleh sejumlah bintang Tanah Air. Diawali oleh Afgan, ia muncul mengenakan jaket kulit marun, membawakan lagu ‘All or Nothing’ bersama Isyana. “It's all or nothin', baby,” vokal keduanya berpadu dalam alunan musik pop. Mahalini kemudian mengambil alih panggung solo dengan ‘Sekali Lagi’. Dalam balutan blazer marun dan rok pendek hitam, penyanyi berdarah Bali itu membawa nafas baru pada lagu bernuansa pop dan R&B yang menjadi salah satu hit terbesar Isyana di album Paradox (2017).

Kemudian, Isyana kembali ke panggung dengan lagu ‘Aku Rindu’, ‘Untuk Hati yang Terluka’, hingga ‘Ragu Semesta’. Kolaborasi selanjutnya datang dari Rendy Pandugo, yang berduet dengan Isyana dalam lagu ‘Mad’. Vidi Aldiano kemudian membawa keceriaan dengan ‘Pesta’. Tidak hanya vokalnya yang memukau, tapi juga kehadiran paduan suara yang memperkaya tekstur lagu tersebut. Lagu ‘Heaven’ kemudian dinyanyikan oleh GAC. Meski lagu ini merupakan kolaborasi Isyana, Afgan, dan Rendy, GAC berhasil memberi warna baru tanpa kehilangan esensi dari versi aslinya. Penampilan GAC lalu dilanjut lagu ‘Terpesona’ dengan kolaborasi bersama Isyana.

Konser ini bukan sekadar perayaan satu dekade perjalanan Isyana Sarasvati, tapi juga sebuah kilas balik dari dari karya-karyanya sejak 2014. Selama tiga jam, penonton dibawa menjelajahi dunia musik Isyana, mulai dari ‘Je veux vivre’ yang elegan hingga ‘Pendekar Cahaya’ dan ‘Lexicon’ yang penuh dentuman musik keras. Isyana tak hanya menunjukkan sisi pop, jazz, hingga progressive rock-nya, tapi juga menunjukkan cara musik menjadi medium untuk mengekspresikan kehidupan. 

Kolaborasi dengan Avip Priatna, Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singer, dan The Resonanz Choir turut menjadikan konser malam itu menjadi sebuah mahakarya yang tak terlupakan. Konser ini sukses menghidupkan kembali lebih dari 20 lagu dari empat album yang telah dirilis, yakni Explore! (2015), Paradox (2017), LEXICON (2019), hingga album self-titled ISYANA (2023). 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |