Kremlin: Suaka untuk Bashar al Assad adalah Keputusan Putin

1 month ago 26

TEMPO.CO, Jakarta - Kremlin mengatakan pada Senin bahwa Presiden Vladimir Putin telah mengambil keputusan untuk memberikan suaka di Rusia kepada Bashar al Assad, yang digulingkan sebagai presiden Suriah oleh serangan kilat pemberontak, Reuters melaporkan.

Kejatuhan Assad merupakan pukulan besar bagi Iran dan Rusia, yang telah mengintervensi perang saudara Suriah selama 13 tahun untuk mencoba menopang kekuasaannya meskipun ada tuntutan dari Barat agar ia meninggalkan kekuasaan.

Kantor-kantor berita Rusia mengutip sebuah sumber tak disebut namanya di Kremlin pada Minggu yang mengatakan bahwa Assad sedang berada di Moskow bersama keluarganya.

"Keputusan seperti itu tidak dapat dibuat tanpa kepala negara. Ini adalah keputusannya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada para wartawan, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang pergerakan Assad.

Kepergian Assad menghilangkan benteng pertahanan yang digunakan Iran dan Rusia untuk memegang kekuasaan di Timur Tengah. Ayah Assad, Hafez al-Assad, berpihak pada Uni Soviet untuk mencoba mencapai kesetaraan dengan Israel yang didukung AS.

Kremlin mengatakan bahwa Suriah mengalami "ketidakstabilan yang ekstrem" dan masih terlalu dini untuk membicarakan masa depan pangkalan Rusia di negara itu.

"Kami sedang berdialog dengan Ankara dan negara-negara regional lainnya, termasuk dalam urusan Suriah," kata Peskov.

"Memang, Suriah akan mengalami periode yang sangat sulit sekarang, karena ketidakstabilan. Dan, tentu saja, sangat penting untuk mempertahankan dialog dengan semua negara regional di sini. Kami bertekad untuk melakukan hal ini."

Pangkalan-pangkalan Rusia

Masih belum jelas bagaimana Hayat Tahrir al-Sham, mantan afiliasi al-Qaeda yang memimpin gerakan pemberontak, akan memandang fasilitas militer Rusia di Suriah - pangkalan udara Hmeimim di provinsi Latakia dan fasilitas angkatan laut di Tartous di pesisir.

"Masih terlalu dini untuk membicarakannya," kata Peskov. "Ini semua harus dibicarakan dengan pihak-pihak yang akan berkuasa di Suriah."

"Tentu saja, semua yang diperlukan dan yang mungkin dikerjakan sekarang sedang dilakukan untuk menghubungi mereka yang dapat menangani keamanan. Dan, tentu saja, militer kami juga melakukan semua tindakan pencegahan yang diperlukan," kata Peskov.

Fasilitas Tartous adalah satu-satunya pusat perbaikan dan pengisian ulang di Mediterania milik Rusia dan Moskow telah menggunakan Suriah sebagai pos pementasan untuk menerbangkan kontraktor militer masuk dan keluar dari Afrika.

Moskow telah mendukung Suriah sejak awal Perang Dingin, mengakui kemerdekaannya pada 1944 ketika Damaskus berusaha mengusir pemerintahan kolonial Prancis. Barat melihat Suriah sebagai satelit Soviet.

"Kami melihat situasi di sekitar Ukraina, kami melihat banyak pernyataan yang kontradiktif dalam hal ini, kami melihat potensi konflik yang berkembang di wilayah lain, kami dapat mengatakan Timur Tengah yang membara," kata Peskov.

Alexey Muraviev, seorang spesialis Rusia dan profesor keamanan nasional dan studi strategis di Curtin University di Perth, Australia, mengatakan bahwa Putin bereaksi positif terhadap orang-orang yang setia kepadanya.

"Al Assad telah menunjukkan kesetiaan kepada Putin selama bertahun-tahun, termasuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina," katanya kepada Al Jazeera dari Busselton, Australia.

Moskow memberikan suaka kepada keluarga al-Assad "merupakan sinyal bagi klien dan teman-teman Rusia lainnya... di Teluk, Timur Tengah, Afrika, dan Asia", katanya.

Menurut Muraviev, pesannya adalah "selama Anda tetap setia, kami tidak akan meninggalkan Anda" dan "kami akan menjaga Anda."

Sementara itu, bendera rezim Baath Suriah dicopot dari gedung Kedutaan Besar Suriah di Moskow kemarin, menyusul runtuhnya rezim yang telah memerintah negara tersebut selama 61 tahun, demikian dilaporkan Anadolu.

Rekaman yang diambil oleh kantor berita tersebut menunjukkan tiang bendera di Kedutaan Besar Suriah di Moskow kosong setelah jatuhnya rezim Baath di Suriah. Bendera tersebut kemudian diganti dengan "bendera revolusi" milik oposisi Suriah.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |