TEMPO.CO, JAKARTA - Mantan bintang AS Roma, Radja Nainggolan ditangkap pihak kepolisian Belgia pada Senin, 27 Januari 2025. Pesepak bola yang memiliki darah Indonesia itu ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan besar-besar terkait perdagangan kokain.
Mengutip dari Evrim Aac, kantor kejaksaan mengatakan bahwa Nainggolan ditangkap bersama 18 orang lainnya, diduga terlibat penyelundupan kokain dari Amerika Selatan ke Eropa. Kejahatan itu diduga difasilitasi melalui Pelabuhan Antwerp.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami dapat memastikan bahwa pesepakbola RN (Radja Nainggolan) telah dirampas kebebasannya dalam konteks kasus tersebut,” kata kantor kejaksaan Brussels. Berikut rangkuman informasi selengkapnya mengenai kronologi penangkapan Radja Nainggolan.
Kronologi Penangkapan Radja Nainggolan
Kepolisian federal Belgia diketahui tengah melakukan operasi penyelidikan besar-besaran terkait peredaran kokain di negara tersebut. Pada awalnya, kepolisian melakukan tiga puluh penggeledahan rumah pada hari Senin pagi di provinsi utara Antwerp dan sekitar wilayah Brussels, sebagai bagian dari proses penyelidikan itu.
Dalam operasi itu, kepolisian juga penyitaan 2,7 kilogram kokain, beserta sejumlah besar uang tunai dan barang-barang mewah. Laporan menunjukkan uang tunai berjumlah lebih dari €370.000 (sekitar Rp 6,2 miliar) beserta sejumlah jam tangan mewah dan koin emas. Pihak berwenang juga menyita senjata api dan rompi antipeluru selama penggeledahan mereka.
Dilansir dari France24, Nainggolan merupakan salah satu dari 18 tersangka yang ditangkap setelah serangkaian penggeledahan tersebut. Sepuluh di antaranya dipenjara setelah dibawa ke hadapan hakim.
Mayoritas dari mereka yang ditahan dengan dakwaan mengimpor, mengangkut, dan menjual narkoba tanpa izin. Selain itu, para tersangka juga bersalah karena terlibat dalam kejahatan terorganisasi sebagai pemimpin.
Sementara itu, pengacara Nainggolan, Omar Souidi, membantah keterlibatan kliennya dalam perdagangan barang haram tersebut. "Kami dengan tegas membantah keterlibatan Nainggolan dalam perdagangan narkoba. Dia tidak hanya dicap bersalah karena masa lalunya... dia, bagaimanapun juga, hanya seorang pemain sepak bola profesional, tidak terlibat dalam kejahatan," tegas Souidi.
Setelah diperiksa, pemain internasional Belgia itu akhirnya dibebaskan dengan syarat tertentu, tetapi tetap terikat dengan penyelidikan. Sifat penyelidikan dilaporkan tidak mengaitkannya secara langsung dengan pertanyaan tentang perdagangan narkoba, melainkan berfokus pada interaksi keuangannya dengan kenalannya.
Sebagai seorang pesepak bola profesional, Nainggolan kerap dihantui oleh masalah kedisiplinan. Dikutip dari Inside World Football, pada 2018, saat bermain untuk AS Roma, ia pernah didenda dan dikeluarkan dari skuad untuk sebuah pertandingan setelah mengunggah video dirinya yang tampak mabuk dan merokok saat berpesta pada Malam Tahun Baru.
Ia kemudian melakukan perilaku yang lebih aneh lagi saat bermain untuk Royal Antwerp pada tahun 2022. Ia diskors setelah terlihat sedang menghisap rokok elektronik di bangku cadangan tim, yang mendorong pihak klub untuk mengatakan bagaimana perilakunya dapat berdampak negatif pada skuad.
Menurut Antara, Nainggolan juga sebelumnya pernah dikaitkan dengan penyelundupan kokain saat terungkap salah satu rekan bisnisnya dalam sebuah perusahaan jet swasta dihukum karena penyelundupan narkoba menggunakan jet pribadi untuk organisasi bernama Hizbullah.
Dalam kasus tersebut, tidak ada indikasi bahwa perusahaan jet pribadi tersebut terlibat dalam penyelidikan yang melibatkan Radja Nainggolan saat ini. Dalam kehidupan malam Antwerp, Nainggolan dikabarkan terlihat berpesta dengan berbagai pihak yang dekat dengan dunia narkoba dalam beberapa tahun terakhir.
SALSABILLA AZZAHRA OCTAVIA | RINA WIDIASTUTI, berkontribusi dalam artikel ini.