TEMPO.CO, Jakarta - Kegiatan Retreat Kabinet Merah Putih di Akademi Militer atau Akmil Magelang mendapatkan perhatian publik luas. Selama tiga hari, para menteri, wakil menteri, kepala badan, utusan khusus dan staf khusus presiden akan mendapatkan pembekalan berupa materi tentang bernegara dan pemerintahan. Mereka pun akan mendapatkan materi penting soal pencegahan korupsi.
Acara resmi akan dimulai Jumat, 25 Oktober 2024. Menteri kabinet Prabowo telah bertolak ke Yogyakarta untuk mengikuti pembekalan di Akmil Magelang, dengan menumpang pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara pada 24 Oktober 2024. Mereka berangkat lewat Lanud Halim Perdanakusuma.
Momen para menteri menaiki pesawat Hercules tersebut salah satunya dibagikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Viada Hafid, di unggahan story Instagram pribadinya. Dalam unggahan tersebut, terlihat para menteri menggunakan kemeja putih. Yuk mengenal Akademi Militer yang menjadi tujuan pembekalan para petinggi negara itu.
Akademi Militer atau yang sering disingkat dengan Akmil, merupakan lembaga pendidikan tinggi yang khusus mencetak perwira TNI Angkatan Darat. Berlokasi di Kota Magelang, Jawa Tengah, Akmil memainkan peran penting dalam membentuk generasi baru perwira yang berkomitmen terhadap pertahanan negara.
Berdiri di tempat yang dikelilingi pegunungan, Akmil memiliki suasana yang mendukung untuk proses pembelajaran dan latihan keras yang harus dilalui oleh taruna dan taruni yang menempuh pendidikan di sana.
Lokasi Akmil yang strategis
Akmil berlokasi di Kota Magelang dan berada di ketinggian 400 meter di atas permukaan laut, faktor tersebut membuatnya memiliki iklim sejuk. Kampus Akmil ini dikelilingi oleh sejumlah gunung terkenal, seperti Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sundoro, dan Gunung Tidar.
Dengan luas lahan mencapai 654,4493 hektar, Akmil dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, termasuk Komplek Panca Arga, Ksatrian Akmil, Mess Sundoro, Mess Sumbing, Mess Merapi, Mess Dieng, Mess Kranggan, serta Kolam Renang Soekotjo.
Selain itu, Akmil memiliki beberapa daerah latihan yang tersebar di wilayah Gending, Pendem, Plempungan, Kaloran, Kopeng, dan Gringsing (Kabupaten Batang). Semua fasilitas ini digunakan untuk mendukung pelatihan intensif para taruna dalam berbagai skenario dan medan yang berbeda.
Struktur dan satuan di Akmil
Pendidikan di Akmil dilaksanakan melalui struktur Resimen Taruna, yang terdiri dari beberapa batalyon berdasarkan tingkat pendidikan.
Batalyon tersebut adalah:
Batalyon Taruna Tingkat I/Remaja
Batalyon Taruna Tingkat II/Dewasa
Batalyon Taruna Tingkat III/Madya
Batalyon Taruna Tingkat IV/Wreda
Setiap batalyon mewakili tingkatan pendidikan yang semakin sulit, dengan para taruna diharapkan untuk semakin matang dalam hal fisik, mental, dan kemampuan taktik militer di setiap tingkatnya.
Kurikulum dan gelar pendidikan
Pendidikan di Akmil disesuaikan dengan Politeknik Ilmu Militer yang memakan waktu empat tahun. Pendidikan ini juga memberikan gelar akademik Sarjana Terapan Pertahanan (S.Tr.Han) kepada para lulusannya. Gelar ini sebelumnya mengalami beberapa perubahan, dari Sarjana Sains Terapan Pertahanan (S.S.T.Han) hingga menjadi Sarjana Terapan Pertahanan mulai tahun 2017.
Selain pendidikan militer, taruna juga menerima pendidikan umum yang setara dengan Diploma IV. Pendidikan di Akmil diawali dengan Pendidikan Dasar Integratif Kemitraan Tahap I, yang dilaksanakan selama tiga bulan dan diikuti oleh seluruh taruna TNI dan Akademi Kepolisian.
Setelah itu, mereka menjalani Pendidikan Chandradimuka bersama dengan taruna AAL (Akademi Angkatan Laut) dan AAU (Akademi Angkatan Udara) selama sembilan bulan sebelum kembali ke akademi masing-masing.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, taruna akan mendapatkan pangkat perwira dan dilantik sebagai perwira TNI Angkatan Darat. Kenaikan pangkat mereka dilakukan secara bertahap, mulai dari prajurit taruna hingga sersan mayor satu taruna.
Iklan
Program studi yang ditawarkan di Akmil
Akmil menawarkan beberapa program studi dengan akreditasi A yang berhubungan dengan korps di TNI AD. Program-program tersebut meliputi:
Teknik Sipil Pertahanan
Teknik Mesin Pertahanan
Teknik Elektro Pertahanan
Ilmu Manajemen Pertahanan
Ilmu Administrasi Pertahanan
Para taruna dididik dalam berbagai disiplin ilmu yang mendukung kesiapan mereka dalam berkarier di TNI AD dan berperan sebagai perwira yang handal di medan tugas.
Sejarah berdirinya Akmil
Sejarah Akmil dimulai pada tanggal 31 Oktober 1945, saat Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo mendirikan Militaire Academie (MA) di Yogyakarta. Namun, karena kendala teknis, MA Yogyakarta sempat ditutup pada tahun 1950 setelah meluluskan dua angkatan.
Para taruna kemudian melanjutkan pendidikan mereka di KMA Breda, Belanda. Dalam periode tersebut, banyak sekolah perwira darurat didirikan di berbagai kota di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan TNI AD.
Pada tanggal 11 November 1957, Akademi Militer Nasional (AMN) diresmikan oleh Presiden Soekarno di Magelang. Akademi ini merupakan kelanjutan dari MA Yogyakarta, dengan para taruna yang diterima di tahun itu dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4.
Pada tahun 1961, Akademi Militer Nasional Magelang diintegrasikan dengan ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat) di Bandung. Kemudian, pada tanggal 16 Desember 1965, seluruh akademi angkatan digabung menjadi AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Namun, pada tahun 1984, Akabri Bagian Darat diubah namanya menjadi Akmil yang terus digunakan hingga saat ini.
Drum band Canka Lokananta
Akmil memiliki drum band yang terkenal bernama Genderang Seruling "Canka Lokananta". Drum band ini telah terbentuk sejak dibukanya kembali Akmil di Magelang pada 16 April 1959. Organisasi ini memiliki peran penting dalam berbagai upacara militer dan acara kenegaraan. Canka Lokananta hingga saat ini tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Akmil.
Akmil tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan militer, tetapi juga sebagai tempat di mana pemimpin masa depan Indonesia dibentuk.
Dengan kurikulum yang komprehensif, program studi yang berkualitas, dan pelatihan fisik serta mental yang keras, Akmil terus melahirkan perwira-perwira TNI AD yang berintegritas dan siap melayani bangsa dan negara.
Akmil telah menjadi simbol ketangguhan dan dedikasi terhadap pertahanan negara Indonesia. Selain itu, Akmil juga kerap mencetak generasi-generasi hebat menjadi tokoh negarawan yang berpengaruh.
Pilihan Editor: Naik Hercules untuk Ikut Penggemblengan di Akmil Magelang, Nusron Wahid: Banyak Zikir