TEMPO.CO, Jakarta - Setelah melalui dua jam penerbangan dari Jakarta, saya dan beberapa jurnalis dari Tanah Air akhirnya menginjakkan kaki di Singapura pada Rabu, 6 November 2024. Selesai dengan urusan imigrasi dan pengambilan koper, kami bergegas menuju pintu keluar.
Sejumlah perempuan berseragam formal menjemput kami di area kedatangan Terminal 3 Bandara Changi. Bak tamu VIP, kami dipandu menuju parkiran. "Selamat datang," kata salah satu dari mereka, menyambut kami dengan ramah dalam bahasa Inggris.
Begitu keluar lift, pintu mobil Alphard hitam di hadapan kami terbuka otomatis. Si pengemudinya menyambut dengan ramah dan memasukan koper-koper kami ke bagasi. Dalam perjalanan yang cukup singkat, tak sampai 30 menit, kami sudah tiba di Marina Bay Sands, hotel ikonik di Singapura yang bentuk bangunannya mirip kapal terdampar di atas gedung.
Marina Bay Sands Renovasi 1.540 Kamar
Resor mewah ini baru selesai merenovasi 1.540 kamar baru, termasuk 635 suite. Tempo berkesempatan menjajal pengalaman menginap di Paiza Collection, suite bergaya hunian yang terletak di lantai tertinggi. Saya menempati Paiza Bay Suite di lantai 46 di Tower 3 dengan pemandangan Tanjung Marina. Dari balkon kamar ini, terlihat jajaran kapal tongkang dari kejauhan, serta "pohon raksasa" di Gardens by the Bay yang tampak mungil.
Interior ruangan di suite ini menggunakan warna netral, serta lampu berkelir kuning yang menghasilkan nuansa hangat. Dalam wawancara saya bersama Executive Director Interior Design Marina Bay Sands, Stephanie Sentell, penggunaan warna netral ini untuk memaksimalkan cahaya alami yang masuk ke ruangan dan menciptakan suasana hunian.
"Palet warna yang benar-benar netral adalah tempat yang lebih baik untuk memulai dan hanya berfokus pada material yang lebih kaya seperti aksen marmer, aksen kayu burl," kata Stephanie.
Area ruang tamu Paiza Bay Suite, Hotel Marina Bay Sands, Singapura. Dok Marina Bay Sands
Menerapkan Konsep Berkelanjutan
Selain kamar tidur yang mewah, setiap tamu yang menginap di Paiza Collection juga mendapatkan fasilitas butler atau pelayan. Jay, pelayan yang bertugas melayani kebutuhan saya selama menginap, memandu saya menuju hunian yang akan saya tempati selama tiga hari ke depan.
Setibanya di kamar, Jay mulai menjelaskan bahwa Marina Bay Sands menerapkan konsep berkelanjutan. Misalnya dengan mengurangi penggunaan kertas pada menu makanan. Jay lalu memperkenalkan Iport, tablet iPad yang multifungsi. Dari tablet tersebut, tamu bisa memesan menu in-room dining, menyalakan lampu, mengatur temperatur suhu ruangan, dan mengaktifkan fitur karaoke pada televisi. "Iport ini adalah salah satu fitur spesial di ruangan," kata Jay.
Setelah menjelaskan cara menggunakan Iport, Jay melangkah menuju pintu kaca. Ia menerangkan bahwa ketika pintu kaca digeser, maka pendingin ruangan otomatis akan mati untuk mengurangi konsumsi listrik. Konsep berkelanjutan lainnya terletak pada penghematan air. Jay menceritakan bahwa Marina Bay Sands menampung air hujan untuk kebutuhan domestik.
Hal lainnya yang membuat saya takjub adalah sistem smart home di suite ini. Saklarnya memiliki banyak tombol. Ada yang untuk mengatur suhu AC, tingkat kecerahan lampu, hingga buka-tutup tirai. Cukup sekali tekan, semua bergerak otomatis.
Sesuai dengan konsepnya yang bergaya residensial, kamar yang saya tempati mirip dengan unit apartemen mewah tipe satu kamar tidur. Dari pintu masuk, di sisi kiri terdapat pintu geser. Ketika dibuka, ada lorong berisi walk in closet dan meja rias yang terhubung dengan kamar mandi yang cukup luas.
Kamar mandi ini memiliki dua wastafel, ruang shower, smart toilet yang dilengkapi berbagai macam bidet dan pengering, serta bathtub. Amenities juga cukup lengkap, mulai dari sabun, sampo, kondisioner, dan body lotion yang menggunakan merek Acqua Di Parma dari Italia. Kemudian sikat gigi, pasta gigi, cairan penyegar mulut, bathbomb, hair dryer, sisir, hingga alat pencukur.
Secara keseluruhan, kesan mewah juga terlihat dari pemilihan produk-produk complimentary atau gratis. Salah satunya TWG Tea yang merupakan merek teh berkelas dari Singapura, dan masker wajah Appelles--jenama perawatan kulit premium asal Australia.
Dengan segala fasilitas dan layanan bak sultan ini, saya pun iseng bertanya kepada Jay mengenai tarif kamar. Jay mulanya agak ragu menjawab. Ia menjelaskan bahwa tarif kamar ini selalu berubah setiap waktu karena tergantung pada ketersediaannya. Namun, ia menyebut bahwa tarifnya dibanderol mulai dari S$ 2.000 atau sekitar Rp 22 juta per malam.
Renovasi Menelan Biaya Lebih dari Rp 27 Triliun
Renovasi besar-besaran yang dilakukan Marina Bay Sands dimulai secara bertahap sejak 2022, mulai dari kamar hotel dan suite baru yang tersedia pada tiga menara, restauran premium, serta fasilitas gaya hidup. Renovasi juga mencakup Sands SkyPark, lobi hotel, serta fasilitas wellness.
Chief Operating Officer Marina Bay Sands Paul Town mengatakan, pembangunan tersebut menelan biaya US$1,75 miliar atau lebih dari Rp 27 triliun. "Kami kini memasuki tahap pengembangan berikutnya melalui transformasi besar untuk membuat terobosan dalam luxury hospitality," kata Paul.
Di lantai paling atas yang menempati lokasi utama resor ikonis tersebut, Paiza Collection menawarkan pilihan akomodasi termewah, antara lain Chairman Suite, Presidential Suite, Skyline Suite, dan Horizon Suite. Para tamu yang menginap di kategori tersebut mendapatkan akses lobi khusus yang dilengkapi lift pribadi.
Kamar Presidential Suite dan Skyline Suite dilengkapi dengan area simulator golf yang menampilkan lebih dari 45 lapangan golf terkenal, sistem karaoke terintegrasi yang menawarkan lebih dari 300 ribu lagu, meja biliar merek Vismara dari Italia. Sedangkan Horizon Suite dengan luas 330 meter persegi dilengkapi fitur spa, fasilitas wellness dengan dinding garam Himalayan dan kursi santai keramik yang dipanaskan, hammam shower, meja pijat, sauna kering, dan gym.
Adapun Chairman Suite, yang paling megah di antara semua hunian di Marina Bay Sands, dirancang untuk acara kumpul-kumpul besar dan dapat menampung 12 tamu. Suite dengan luas mencapai 630 meter persegi ini dilengkapi ruang keluarga dan ruang media, dengan televisi merek Samsung ukuran 146 inci yang membentang dari lantai hingga langit-langit. Kamar ini juga dilengkapi baby grand piano, fasilitas spa dan gym pribadi, serta dapur dengan bahan makanan lengkap.
Kamar tidur di tipe suite tertinggi juga cukup menonjol dengan penggunaan kasur Savoir dari Wales, yang dibuat manual menggunakan teknik berusia berabad-abad. Kasur ini berisi lapisan rambut ekor kuda yang disisir tangan, wol yak Mongolia, dan kasmir murni.
Butler melayani permintaan tamu yang menginap di Paiza Collection, Singapura. Dok Marina Bay Sands
Tim Butler Terbesar di Singapura
Senior Vice President Hospitality Marina Bay Sands, Tane Picken, mengungkapkan bahwa hotelnya saat ini memiliki 160 pelayan senior. Bahkan, dengan banyak suite yang masih direnovasi, jumlah butler akan terus bertambah hingga 180 orang. "Kami adalah tim butler terbesar di Singapura," kata Tane.
Tane mengatakan, butler Marina Bay Sands direkrut bukan berdasarkan resume mereka, melainkan karakter dan keseriusan untuk berkecimpung di dunia butler. Sebelum mulai bekerja, mereka akan dilatih oleh Akademi Butler di bawah naungan Marina Bay Sands selama sepuluh hari. Pelatihannya antara lain tentang perawatan, pelatihan kepemimpinan, dan kecerdasan emosional (EQ).
Menurut Tane, pekerjaan seorang butler selama ini kurang diperhatikan. Padahal, profesi ini cukup sulit lantaran harus memastikan pelanggan merasa senang, serta mengetahui seluk beluk tempatnya bekerja. "Anda harus selalu ada, tetapi tidak ada yang ingin melihat Anda. Dan seni untuk melakukan itu cukup menantang," ucapnya.
Keberadaan butler, kata Tane, ditujukan untuk memudahkan pelancong saat berwisata. Dengan demikian, para butler pun dilatih untuk bisa membaca karakter dan kebutuhan tamu yang dilayaninya.
Selain butler, Tane cukup antusias menerangkan profesi housekeeping. Berdasarkan pengalaman saya, pekerjaan housekeeping ini cukup berkesan. Ketika saya meninggalkan kamar, misalnya, mereka akan datang untuk merapikan dan menata barang-barang. Seperti kabel cas ponsel yang semrawut, bakal dirapikan dan diikat. Bahkan, mereka juga memberikan selembar handuk kecil polos dengan bordiran inisial nama saya.
Tane menuturkan, pihaknya memang ingin memberi identitas pada petugas housekeeping, dengan menekankan bahwa tugas mereka adalah menata kamar. Bukan lagi dengan sebutan merapikan tempat tidur atau membersihkan toilet. "Kami menyebutnya tata graha intuitif. Mereka punya banyak trik berbeda untuk membantu tamu menginap," tuturnya.