INFO NASIONAL - Ribuan orang dari berbagai sudut Jakarta tumplek blek di Mega Glodok Kemayoran. Mereka berbondong-bondong menghadiri “Deklarasi Fathers for Pram dan Doel” sebagai dukungan untuk pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno. Pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat itu seketika berona merah dan hitam.
Seorang peserta deklarasi asal Cakung, Jakarta Timur, Lilik datang bersama rombongan dengan mengendarai enam mobil. Dia membawa serta istri, tiga anak, sanak famili, dan tetangga. Suasana hiruk-pikuk, Lilik bersama keluarganya sampai terlepas dari kelompok. “Yang penting ikut deklarasi dulu, soal kumpul lagi dengan rombongan nanti lewat telepon saja,” kata Lilik sambil menggenggam tangan anak bungsunya di Integrity Convention Centre, Lantai 9 Mega Glodok Kemayoran, pada Sabtu, 2 November 2024.
Semangat yang sama terpancar dari Auwi, warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang datang karena Pramono Anung dan Rano Karno adalah pasangan calon kepala daerah yang disokong oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). “Saya pengagum Bung Karno. Saya selalu ikut setiap Bung Karno pidato,” ujar pria berusia 73 tahun itu.
Pidato yang paling dia ingat pada 17 Agustus 1959. Ketika itu, presiden pertama RI tersebut menyampaikan orasi berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita”. “Penyampaiannya mampu membangkitkan rasa cinta tanah air,” kata Auwi. “Karena itu, saya terus ikut Bung Karno. Selalu setia menjadi pendukung banteng sampai sekarang.”
Cinta sepenuh hati untuk Sang Proklamator membuat Auwi datang ke Kemayoran bersama putranya dengan sukarela demi deklarasi Fathers. Dia mengaku hanya mendapatkan kaus dan nasi kotak. Kaus gratis yang dipakai oleh ribuan pendukung Pram-Rano bertuliskan “Fathers” di bagian depan.
Dua pilihan warna kaus “Fathers”, hitam dan merah membuat para pendukung tampil seragam. Mereka melebur di dalam Integrity Convention Centre. Mereka bersorak. “Jakarta menyala!” setiap selesai orasi, mengacungkan simbol tiga jari, dan berjoget mengikuti alunan lagu dari para musisi.
Acara puncak berlangsung. Politikus PDIP asal Sulawesi Utara, Jemmy Mokolensang memimpin pembacaan “Deklarasi Fathers for Pram dan Doel”.
Kami berkomitmen dan berkarya untuk Jakarta yang berkesetaraan dan berkeadilan.
Jakarta yang menyala, terus bersemangat, berjuang bersama rakyat dan untuk rakyat.
Berkomitmen dan karya kami bertemu dengan semangat nyala dan juang Pram-Doel.
Kami berdoa supaya memenangkan Jakarta yang menyala.
Pram dan Doel
Jakarta, 2 November 2024
Atas Nama Relawan Fathers
Profesor Dr. Honoris Causa, Olly Dondokambey
Olly Dondokambey, Bendahara Umum PDIP yang menggagas relawan Fathers bersama sejumlah tokoh gereja. Sesuai namanya, “Fathers” berarti para ayah atau bapak-bapak. Pendeta Audy Wuisang, salah seorang pendiri “Fathers” yang mewakili Olly di acara deklarasi ini, mengatakan, mereka sudah eksis sejak pemilihan presiden di enam provinsi.
“Tugas kami saat itu adalah mendukung Ganjar-Mahfud. Sekarang, kami mendapatkan tugas baru untuk memenangkan Pram-Doel,” ujar Audy. “Fathers”, menurut dia, tidak termasuk dalam tim pemenangan, melainkan sebatas relawan. Meski begitu, upaya memenangkan Pram dan Rano di Jakarta akan dilakukan dengan berbagai cara simpatik.
Pramono Anung yang hadir solo di acara deklarasi “Fathers” terperangah ketika naik panggung. Dia melihat ribuan orang dari berbagai latar belakang ada di hadapannya. Dia tak menyangka begitu banyak relawan yang hadir. “Tadi saya membayangkan yang hadir hanya 200 orang saja, ternyata saya mendapat laporan ini sampai 5.000 orang,” ujar Pram seraya mengucapkan terima kasih atas kehadiran para relawan yang memberikan energi positif untuk memenangkan Pilkada Jakarta 2024.
Pramono Anung atau acap disapa Pram, tidak menyangka popularitasnya melejit dalam waktu singkat. Kendati sempat “tenggelam” dari ruang publik lantaran bertugas sebagai Menteri Sekretaris Kabinet periode 2015-2019 dan 2019-2024. “Hampir sepuluh tahun saya tidak pernah mau diwawancarai di televisi, radio, koran, dan majalah,” ucap pria yang kini gemar mengenakan cukin atau syal khas Betawi.
Setelah mendapat titah dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri agar bertarung dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta bersama Rano Karno, Pramono Anung akhirnya kembali muncul di hadapan publik. Dia turun ke akar rumput untuk mengetahui berbagai persoalan dan mencari solusinya.
Dari berbagai kunjungan itu, Pram juga memahami dukungan kepadanya berasal dari pelbagai kalangan, etnik, ras, maupun agama. Karena itu, dia memastikan jika mendapat amanat sebagai gubernur, akan berusaha terbuka dan adil bagi semua golongan. “Maka dalam kampanye, saya berpesan kita tidak usah membawa isu agama. Kalau ada kelompok lain yang membawa urusan agama, kita tidak ikut-ikutan,” kata Pramono.
Berbekal janji membela semua golongan, Pram juga menekankan cita-citanya sebagai gubernur nanti adalah menjawab persoalan orang yang tidak mampu, serta kaum yang patut diperjuangkan agar mendapatkan kehidupan lebih baik. Sejumlah strategi yang bakal diterapkan, antara lain menekan angka pengangguran melalui balai latihan kerja di setiap kecamatan, memberikan subsidi kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pram mengaku tidak pantang melanjutkan pembangunan dari era kepemimpinan sebelumnya. Saat menyapa warga Tanah Merah, Jakarta Utara, Pram memperoleh informasi tentang dua pahlawan yang berjasa dalam menyelesaikan persoalan infrastruktur dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kawasan di sana. “Pertama, yakni Pak Jokowi yang memberikan KTP. Kedua, Mas Anies (Baswedan) yang memberikan IMB. Maka, yang seperti-seperti ini harus dilanjutkan,” ucapnya.
Pekik “Jakarta Menyala” dari para relawan bersahut-sahutan. Hingga Pramono Anung selesai berpidato, mereka masih meneriakkan yel-yel yang membuat suasana kian bersemangat. Setelah acara ditutup, perlahan relawan meninggalkan tempat deklarasi. Membawa pulang janji dan satu tekad yang pasti, tak terkecuali bagi Alwi. Sambil mengepalkan tangan dia berkata, “kami pasti menangkan Pram-Doel!” (*)