Sosok Ray Dalio yang Duduk Sebelah Kanan Prabowo di Istana Saat Rapat soal Danantara

3 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengundang investor kawakan asal Amerika Serikat, Ray Dalio, serta sejumlah konglomerat Indonesia untuk membahas Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Maret 2025. Kehadiran Dalio dalam pertemuan tersebut menjadi sorotan publik.

Dalam sambutannya, Prabowo mengungkapkan rasa beruntung atas kehadiran Dalio dan berharap investor tersebut dapat menjadi teman baik bagi Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya baru saja menjelaskan bagaimana kami sangat beruntung dengan kehadiran Anda," kata Prabowo.

Prabowo menilai pengalaman luas Ray Dalio dalam ekonomi global, terutama di Asia dan Timur Tengah, dapat memberikan masukan berharga bagi pengelolaan Danantara. Menurutnya, perspektif Dalio sebagai warga negara asing memungkinkan kritik yang lebih terbuka dan objektif.

"Kami memang memerlukan nasihat-nasihat yang kritis, masukan-masukan kritis," ujarnya.

Selain Dalio, Prabowo juga meminta sejumlah konglomerat Indonesia untuk memberikan masukan berdasarkan pengalaman mereka dalam berinvestasi. Langkah ini dilakukan guna memastikan pengelolaan Danantara berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan pembangunan ekonomi nasional.

Presiden Prabowo Subianto didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (kedua kanan), Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan (kanan), Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi (ketiga kiri), investor asal Amerika Serikat Ray Dalio (kedua kiri) dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya (ketiga kanan) dalam acara pertemuan pengusaha di Istana Merdeka, Jakarta, 7 Maret 2025. Tempo/Imam Sukamto

Siapa Ray Dalio?

Ray Dalio adalah pendiri hedge fund terbesar di dunia, Bridgewater Associates, yang ia dirikan pada 1975 di apartemennya di Connecticut, AS. Saat ini, perusahaan tersebut mengelola dana sebesar US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.984 triliun (asumsi kurs Rp 16.000 per dolar AS).

Menurut Forbes, Dalio menyelesaikan pendidikan sarjana di Long Island University dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari Harvard Business School. Sejak usia 12 tahun, ia telah tertarik pada dunia investasi setelah mendapatkan wawasan dari para pemain golf yang menjadi caddy-nya.

Selama hampir 47 tahun, Dalio membangun Bridgewater Associates menjadi hedge fund terkemuka dan perusahaan swasta paling penting kelima di AS menurut Majalah Fortune. Pada 2017, ia mengundurkan diri sebagai CEO dan merilis buku "Principles: Life & Work," yang menjadi best-seller New York Times. Ia juga menerbitkan dua buku lainnya, yaitu "Principles for Dealing with the Changing World Order" dan "Principles for Navigating Big Debt Crises."

Pada 2022, Dalio pensiun sebagai co-Chief Investment Officer (co-CIO), menyelesaikan transisi kepemimpinan di Bridgewater. Perusahaan ini dikenal dengan budaya “transparansi radikal” yang mendorong kebebasan berpendapat.

Forbes memperkirakan kekayaan Ray Dalio mencapai US$ 14 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-124 di dunia pada 2024. Atas kontribusinya terhadap ekonomi global, ia masuk dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia oleh Majalah TIME.

Sebelumnya, Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, berharap Ray Dalio dapat bergabung dengan Danantara.

“Semoga sosok-sosok seperti Ray Dalio dan Bridgewater Associates dapat bergabung dengan Danantara,” ujar Hashim pada 27 Februari 2025.

Ia menambahkan, kehadiran Dalio diharapkan mampu menarik lebih banyak investor untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek berkelanjutan dan mendukung transisi energi hijau di Indonesia.

Melynda Dwi Puspita dan Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |